TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

One Night Stand Artinya Apa? Ini Fakta Menarik dan Risikonya

Cinta satu malam, oh, indahnya ♫

ilustrasi orgy (pexels.com/Inga Seliverstova)

Kalau kamu pernah mendengar lagu "Cinta Satu Malam" dari Melinda, mungkin familier dengan istilah cinta satu malam. Lagu ini bercerita tentang indahnya cinta satu malam yang bikin terkenang selamanya. Wow!

Sebutan cinta satu malam juga dikenal dengan one night stand dalam bahasa Inggris. Istilah ini populer di kalangan warganet, khususnya Twitter karena sering muncul twit 'thank to base' yang mempertemukan dua sejoli melalui media sosial. Jadi, one night stand artinya apa?

One night stand artinya apa?

Sebagaimana dijelaskan sekilas pada paragraf pembuka, one night stand adalah istilah ketika seseorang menghabiskan malam dengan orang lain yang baru dikenalnya. Cinta satu malam ini berlangsung antar individu yang gak memiliki hubungan sebelumnya. 

Pasangan one night stand (ONS) melewati malam dengan melakukan aktivitas seksual dengan sadar dan atas dasar saling mau. Sebelumnya, mereka bisa berkenalan melalui media sosial, perjumpaan di bar, atau tempat lain yang memungkinkan untuk berinteraksi dengan orang asing.

Di Indonesia, ONS bukan hal yang diterima secara sosial. Meski demikian, gak sedikit pula yang menerapkan gaya hidup ini. Mempraktikkan cinta satu malam mungkin menyenangkan, tetapi memiliki risiko untuk yang menerapkannya.

Fakta menarik di balik one night stand

Layaknya aktivitas seksual lain, one night stand juga muncul dengan fakta-fakta menarik. Bukan sekadar informasi mulut ke mulut, informasi unik seputar cinta satu malam ini justru berdasarkan pada hasil penelitian, lho! 

Faktanya, seks bukan hanya menghubungkan individu dari segi fisik. Namun, tercipta juga ikatan emosional secara psikis. Walau sering gak disadari, penelitian justru menunjukkan sisi menarik dari one night stand. 

Baca Juga: Memahami Perbedaan Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual

1. Ada gen yang mempengaruhi keputusan ONS

ilustrasi pasangan (pexels.com/MART Productions)

Keputusan melakukan seks, didasari oleh pikiran individu. Well, statement tersebut gak salah. Namun, peneliti menunjukkan ada pengaruh genetik dalam menentukan minat seseorang terhadap one night stand.

Sebuah penelitian yang dipublikasi dalam jurnal PLoS One menyatakan bahwa terdapat zat kimia dalam otak yang berkaitan dengan penyuka one night stand (atau aktivitas seksual menantang, seperti selingkuh). Meski begitu, genetik bukan satu-satunya faktor penentu seseorang menyukai cinta satu malam.

Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa individu yang memiliki gen DRD4,  jauh lebih mungkin menyukai one night stand daripada seseorang yang gak memilikinya. Gen DRD4 sendiri merupakan gen berkaitan dengan perilaku yang membuat individu merasa baik, biasanya berlaku dalam waktu singkat saja, seperti pakai narkoba.

2. Perempuan lebih mempertimbangkan 'tampilan' daripada laki-laki

Sebuah penelitian yang diketuai oleh Dr. Achim Schützwohl di Brunel University di Inggris dan dipublikasikan dalam jurnal Human Nature menyatakan, perempuan dan laki-laki menunjukkan perbedaan dalam preferensi one night stand.

Studi ini meneliti bagaimana daya tarik memengaruhi keputusan seseorang menerima tiga tawaran kencan, yaitu jalan-jalan, ke apartemen, dan having sex. Hasilnya, laki-laki cenderung tipe 'ayok gas!' alias menerima tawaran kencan terlepas dari daya tarik perempuan. Sebaliknya, perempuan mempertimbangkan penampilan untuk menentukan sebuah pilihan nge-date. Data terkumpul menunjukkan perempuan cenderung menerima tawaran 'ke apartemen' dan 'having sex' dari laki-laki yang menurutnya menarik.

3. Laki-laki dan perempuan memiliki 'morning after emotions' yang berbeda setelah ONS

ilustrasi emosi pagi pasca ONS (pexels.com/Ron Lach)

Seseorang mungkin mengatakan 'siap' sebelum benar-benar melakukan one night stand. Namun, tubuh bisa jadi mengungkapkan hal berbeda. Studi dalam jurnal Human Nature yang dilakukan oleh seorang psikolog di Durham University Inggris, Anne Campbell, menunjukkan bahwa perempuan gak cukup baik ketika menghadapi pergaulan bebas.

Studi tersebut mengemukakan bahwa perempuan jauh lebih mungkin merasa rendah diri setelah one night stand dibanding laki-laki. Dari 3300 peserta, hanya 54 persen perempuan mengatakan memiliki perasaan positif tentang pengalaman one night stand, sementara laki-laki mencapai 80 persen. 

Beberapa perasaan yang dialami perempuan setelah ONS adalah 'merasa murahan', menyesal, hingga merasa terdegradasi. Adapun laki-laki justru mengemukakan pendapat percaya bahwa one night stand adalah cara yang baik untuk mengeluarkan tenaga, euforia, dan kegembiraan. Khususnya, untuk menggambarkan pengalamannya. 

Baca Juga: Seks Bebas: Pro dan Kontra dari Tinjauan Kesehatan 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya