Orang yang Belum Pernah Berhubungan Seks Bisa Tularkan IMS?

Infeksi menular seksual bisa disebarkan lewat berbagai cara

Salah satu risiko dari aktivitas seksual yang ditakuti banyak orang adalah penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual (IMS).

Sesuai namanya, ini adalah berbagai macam infeksi yang  dapat ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan seksual. Karenanya, orang yang lebih aktif secara seksual atau terbiasa bergonta ganti pasangan lebih mungkin terkena IMS.

Banyak yang menganggap bahwa orang yang belum pernah berhubungan seks tidak dapat menularkan IMS. Logika sederhananya, rasanya tidak mungkin tertular penyakit menular dari seseorang yang belum pernah terlibat dalam aktivitas seksual. Namun, apakah anggapan ini benar? Di sini, kita akan membahasnya.

1. Definisi "keperawanan" yang berbeda-beda

Sebenarnya, setiap orang mendefinisikan orang yang belum pernah berhubungan seksual atau "perawan" secara berbeda-beda.

Kebanyakan orang menganggap dirinya masih perawan selama masih tidak melakukan aktivitas seksual yang melibatkan penetrasi. Dengan demikian, meskipun mereka pernah melakukan aktivitas seks secara oral atau kontak genital kulit ke kulit, orang-orang ini masih menyebut diri mereka perawan.

Sebagian lainnya mendefinisikan perawan sebagai sama sekali tidak pernah terlibat dalam aktivitas seksual, apa pun bentuknya.

Karena definisi perawan berbeda-beda untuk setiap orang, maka sulit untuk mengatakan bahwa hubungan seks dengan orang yang mengaku masih perawan sudah pasti aman. 

2. Kamu bisa terkena IMS meskipun belum pernah berhubungan seks

Orang yang Belum Pernah Berhubungan Seks Bisa Tularkan IMS?ilustrasi mengeksplorasi hubungan seks (pexels.com/cottonbro)

IMS umumnya disebarkan melalui kontak seksual. Kendati demikian, hubungan seksual bukan satu-satunya hal yang dapat menularkan IMS.

Diterangkan dalam laman Mayo Clinic, bakteri, virus, atau parasit yang menyebabkan IMS dapat berpindah dari orang ke orang melalui darah, air mani, vagina, dan cairan tubuh lainnya.

Kadang-kadang, infeksi dapat ditularkan secara non seksual, seperti dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan, melalui transfusi darah, atau penggunaan jarum suntik bersama.

Dengan demikian, seseorang yang belum pernah berhubungan seks masih mungkin memiliki IMS lewat penggunaan obat intravena, penggunaan jarum suntik bekas atau yang tidak steril, ditularkan oleh ibu saat hamil dan menyusui, atau penggunaan barang-barang bersama.

Bisa disimpulkan bahwa berhubungan seks dengan orang yang belum pernah berhubungan seks belum tentu aman dari IMS.

3. Penularan IMS

IMS ditularkan dari orang ke orang dalam berbagai cara. Inilah beberapa cara yang paling umum:

  • Kelahiran: Beberapa orang mendapatkan IMS dari ibu mereka selama kehamilan atau kelahiran.
  • Darah: Penggunaan narkoba dengan jarum suntik merupakan faktor risiko sebagian besar IMS yang ditularkan melalui darah.
  • Kontak kulit-ke-kulit genital: Aktivitas seksual kerap melibatkan kontak kulit-ke-kulit genital. Organisme yang menyebabkan IMS dapat ditemukan pada kulit yang terluka yang kemudian ditularkan satu sama lain melalui kontak kulit.
  • Transmisi lisan: Herpes adalah IMS yang dapat menginfeksi orang lewat air liur di mulut, seperti saat berciuman, berbagi peralatan makan dan minum, dan seks oral.
  • Transmisi anal: Seks anal tanpa kondom dapat menyebabkan IMS menginfeksi jaringan dubur.
  • Fingering: Fingering atau hubungan seks yang melibatkan permainan jari pada alat kelamin juga dapat menularkan IMS.

Baca Juga: 7 Risiko Melakukan Fingering saat Berhubungan Seks

4. Jenis IMS

Orang yang Belum Pernah Berhubungan Seks Bisa Tularkan IMS?ilustrasi N. gonorrhoeae penyebab gonore (hygiene-in-practice.com)

Ada berbagai jenis IMS yang dapat menular melalui kontak seksual maupun non seksual. Berikut informasinya menurut laman Medical News Today:

  • Klamidia: Ini adalah IMS hasil dari infeksi Chlamydia trachomatis. Infeksi ini dapat menyebar melalui seks anal, vagina, oral, serta dari ibu ke bayi saat melahirkan.
  • Kutu kemaluan: Biasanya menempel pada rambut kemaluan, ketiak, kumis, janggut, bulu mata, atau alis. Kutu ini sangat kecil dan sulit dilihat, tetapi menyebabkan gatal yang luar biasa.
  • Herpes: Ini disebabkan oleh virus yang memengaruhi kulit, leher rahim, dan alat kelamin, serta beberapa bagian tubuh lainnya.
  • Hepatitis B: Ini dapat menular lewat air mani, darah, dan cairan tubuh lainnya.
  • Trikomoniasis: Disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Ini bisa menyerang siapa saja, tetapi perempuan lebih mungkin mengalami gejalanya.
  • Human papillomavirus (HPV): Ada berbagai jenis HPV yang memengaruhi bagian tubuh yang berbeda-beda, menyebabkan gejala berbeda, dan menular dengan cara berbeda pula.
  • Kudis: Disebabkan oleh Sarcoptes scabiei dan memengaruhi kulit.
  • Sifilis: Disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum dan menimbulkan potensi serius.
  • Gonore: Terjadi karena bakteri Neisseria gonorrhoeae dan sangat menular. Tanpa pengobatan, ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
  • Chancroid: Disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus ducreyi dan hanya menyebar melalui kontak seksual.

5. Cara terbaik untuk mencegah IMS

Ada beberapa cara untuk menghindari atau mengurangi risiko IMS, di antaranya:

  • Jangan gonta-ganti pasangan. Setialah pada satu pasangan.
  • Hindari hubungan seks vaginal dan anal dengan pasangan baru sampai kedua belah pihak melakukan tes untuk IMS guna memastikan bahwa masing-masing terbebas dari IMS.
  • Mendapatkan vaksinasi dini juga efektif untuk mencegah beberapa jenis IMS, seperti HPV, hepatitis A, dan B. 
  • Gunakan pengaman atau kondom dengan benar untuk setiap tindakan seks, baik oral, vaginal, atau anal.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa orang yang belum pernah berhubungan seks belum tentu aman dari IMS, alias tetap mungkin untuk terkena. Jadi, yang terbaik adalah senantiasa memastikan keamanan saat melakukan aktivitas seksual, apa pun bentuknya.

Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Pasangan yang Mengalami Penurunan Gairah Seksual

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya