Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Membandingkan Manfaat dan Risiko Hubungan Intim Non-Vaginal

ilustrasi seks anal (freepik.com/jcomp)

Anal seks adalah aktivitas seksual yang menggunakan anus sebagai tujuan penetrasi, baik itu dilakukan dengan penis, jari, atau sex toy untuk mendapatkan kepuasan seksual. Jenis seks ini dinilai merupakan praktik seks yang berisiko, tetapi di sisi lain tidak sedikit orang yang menikmatinya.

Kali ini kita akan membandingkan apa saja potensi manfaat dan risiko anal seks, sehingga bisa membantu mempertimbangkan, mengantisipasi, serta memahami konsekuensi bentuk seks ini sebelum mencobanya. Baca terus sampai selesai, ya!

Potensi manfaat anal seks

Seperti aktivitas seksual lainnya, anal seks memiliki potensi manfaat bagi kesehatan, seperti:

  • Menurunkan risiko penyakit jantung, hipertensi dan stroke.
  • Memiliki kualitas tidur yang lebih baik.
  • Memperkuat sistem kekebalan tubuh.
  • Meningkatkan gairah seksual.
  • Membuat suasana hati lebih baik.

Selain itu, ada pula beberapa manfaat lain yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Lebih mungkin untuk mendapatkan orgasme

ilustrasi orgasme pada perempuan (unsplash.com/Deon Black)

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine tahun 2010 menemukan bahwa sebanyak 31 persen responden perempuan yang melakukan anal seks, 94 persen mengaku mengalami orgasme

Peluang untuk mendapatkan orgasme yang intens juga bisa diperoleh pria. Ini karena anus dirancang memiliki banyak ujung saraf sensitif, yang mana beberapa di antaranya terhubung ke alat kelamin. Anal seks diklaim bisa merangsang prostat dan menyebabkan orgasme dengan mengirimkan gelombang kenikmatan klimaks dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Sementara pada perempuan, anal seks dapat mencapai dua titik sensitif, yaitu G-spot dan A-spot. Keduanya terletak di sepanjang dinding vagina yang dapat dirangsang secara tidak langsung selama anal. Seperti halnya prostat, kedua titik itu berpotensi membuat orgasme seluruh tubuh. Menstimulasinya dengan tepat dapat membuat perempuan squirting atau ejakulasi perempuan.

2. Terasa menantang karena masih tabu

Meski sebagian masyarakat telah bersikap terbuka menerima anal seks, tetapi keberadaan bentuk aktivitas seks ini masih diperdebatkan di berbagai budaya masyarakat. Sifat tabu yang seolah terlarang ini justru bisa menjadi fantasi seksual yang populer di antara pasangan. 

Gagasan untuk melakukan sesuatu yang dianggap tidak biasa atau salah bisa menjadi stimulasi yang menggairahkan. Walaupun seks anal juga tidak bisa disebut sebagai praktik seks yang salah, tetapi ketika seseorang dibesarkan dengan pandangan tertentu tentang seks anal, makan sensasi melakukan hal yang berlawanan dengan stereotip tertentu dapat memberikan dorongan yang besar.

3. Menjadi cara untuk mengeksplorasi area tubuh

ilustrasi menggosokkan tubuh ke pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Anal seks bisa menjadi cara untuk menjelajahi area baru tubuh yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan. Dilansir Healthline, anal seks menawarkan sensasi yang berbeda dari bentuk seks lainnya.

Melepaskan diri dari kebiasaan adalah cara yang menarik untuk mengeksplorasi hasrat seksual sekaligus membuka diri terhadap pengalaman baru. Mungkin dengan mencoba lewat "jalan belakang", ini bisa memberi kebebasan bagi pasangan untuk mengambil alih kesenangan dan menjadi lebih berani secara seksual. 

4. Menambah keintiman dengan pasangan

Dengan menambahkan mainan seks ke dalam aktivitas anal seks, ini memungkinkan pasangan untuk menerima pengalaman seksual yang menarik. Mainan seks memungkinkan siapa pun untuk mendapatkan kesenangan dan pasangan bisa menggunakannya untuk saling memberikan rangsangan.

Kalau kamu dan pasangan ingin melakukan penetrasi, pastikan untuk menggunakan sex toy yang berbeda atau membersihkannya dulu sebelum berbagi. Mencoba berbagai inovasi itu bisa membantu membangun keintiman dengan pasangan karena anal seks membutuhkan komunikasi yang baik. Latihan diperlukan berkali-kali untuk menemukan sudut serta posisi yang pas untuk berdua. 

Semua pembicaraan dan permainan selama melakukan anal seks itu dapat menambah keintiman yang dirasakan pasangan.

Potensi risiko anal seks

1. Peningkatan risiko jaringan anus dalam robek

ilustrasi struktur jaringan anus (link.springer.com)

Anus tidak memiliki sel-sel yang menciptakan pelumas alami seperti yang dihasilkan vagina. Lapisan rektrum yang lebih tipis dan juga kurangnya pelumasan dapat meningkatkan risiko robekan saat terjadi gesekan di anus serta rektum selama melakukan seks anal.

Jaringan di dalam anus tidak terlindungi dengan baik seperti kulit di luar anus. Akibatnya, jaringan dalam lebih sensitif terhadap robekan sehingga lebih rentan juga terhadap pendarahan. Robekan yang terjadi dapat menimbulkan komplikasi akibat penyebaran infeksi. Meski menggunakan pelumas dapat membantu, tetapi ini tidak sepenuhnya mencegah robekan. 

2. Peningkatan risiko infeksi bakteri

Pada dasarnya anus dipenuhi bakteri. Jika terjadi robekan di jaringan anus, itu berpotensi menyebarkan bakteri yang berasal dari tinja saat melewati rektum dan anus ketika keluar dari tubuh. Bakteri yang menyerang kulit dapat meningkatkan risiko infeksi kulit dalam dengan adanya nanah di dekat dubur (abses anus).

Bila tidak diobati, ada kemungkinan robekan pada lapisan anus dapat tumbuh lebih besar, bahkan bisa melampaui usus. Kondisi ini disebut sebagai fistula ani yang bisa memungkinkan tinja dari usus pergi ke bagian tubuh lain. Hal itu berbahaya karena dapat menyebabkan infeksi dan kerusakan. 

Mengacu WebMD, bakteri yang biasanya ada di anus berpotensi menginfeksi pasangan yang melakukan penetrasi. Melakukan seks vaginal setelah seks anal juga dapat meningkatkan risiko infeksi vagina dan infeksi saluran kemih.  

3. Peningkatan risiko infeksi menular seksual

ilustrasi penularan penyakit menular seksual (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, seks anal yang dapat menyebabkan infeksi bakteri juga dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual, termasuk klamidia, gonore, hepatitis, HIV, dan herpes. Itu bisa menjadi kondisi jangka panjang karena beberapa penyakit menular seksual tidak dapat disembuhkan. 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anal seks adalah perilaku seksual berisiko paling tinggi untuk penularan HIV dibandingkan dengan bentuk seks lain. Penularan HIV melalui anal risikonya 30 kali lebih besar daripada penularan melalui seks vaginal.

Hubungan seks anal juga dapat meningkatkan risiko terkenal human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan perkembangan penyakit kutil dubur dan kanker anus. 

4. Berpotensi menyebabkan inkontinensia tinja

Anus dirancang untuk menahan kotoran dengan memiliki otot seperti cincin di sekelilingnya. Otot itu disebut sfingter anal yang akan mengencang setelah buang air besar. Saat otot tegang, penetrasi anal bisa terasa menyakitkan dan sulit dilakukan. Anal seks berulang dapat melemahkan sfingter anal, sehingga lama-kelamaan dapat mengakibatkan kesulitan menahan tinja (inkontinensia tinja). 

Sebuah studi dalam American Journal of Gastroenterology tahun 2016 menunjukkan hubungan potensial antara inkontinensia tinja dengan seks anal. Pria yang melakukan seks anal memiliki tingkat inkontinensia tinja yang lebih tinggi daripada perempuan. 

5. Memperparah wasir

ilustrasi darah pada anus akibat ulkus (express.co.uk)

Meskipun anal seks tidak menyebabkan wasir, tetapi orang-orang yang sudah memiliki kondisi ini bisa mengalami gejala yang lebih parah bila melakukan praktik seks anal, seperti dilansir Medical News Today.

Seks anal tidak disarankan untuk orang yang telah memiliki riwayat wasir karena melakukannya akan mengakibatkan pendarahan dan nyeri. Wasir bisa sangat mengganggu dan menyakitkan, tetapi kabar baiknya kondisi ini bisa diobati dan dicegah.

karena melakukan anal seks akan mengakibatkan pendarahan dan nyeri. Wasir bisa menjadi sangat menggangu dan menyakitkan, namun itu bisa diobati dan dapat dicegah.

Setiap aktivitas seksual memiliki potensi manfaat dan risikonya masing-masing, tidak terkecuali anal seks. Bentuk seks ini bisa menjadi pilihan hubungan seks yang aman dan menyenangkan jika pasangan mengantisipasinya dengan menggunakan pelumas berbasis air dan memakai kondom.

Namun, perlu diingat bahwa ada juga risiko dan komplikasi yang harus dipertimbangkan, seperti iritasi, pendarahan ringan, atau risiko penyakit yang telah disebutkan di atas. Jadi, sebelum memutuskan untuk melakukan anal seks, sebaiknya pahami dulu berbagai risikonya dan bicarakan hal ini dengan pasangan.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bella Manoban
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us