Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels.com/VisionPic .net

Kamu masih tak puas setelah melakukan "maraton" seks dengan pasangan? Masih masturbasi setelah bercinta? Menyimpan banyak sekali video porno? Atau saat bangun pagi yang pertama terpikir adalah seks? Bila kamu mengalaminya, waspada karena mungkin ini adalah tanda perilaku seksual kompulsif (compulsive sex behavior). 

Compulsive sex behavior (CSB) digambarkan sebagai dorongan, perilaku, atau keasyikan berlebihan dengan fantasi seks yang sulit dikendalikan. Kondisi ini menyebabkan perasaan tertekan serta berdampak negatif bagi kehidupan termasuk kesehatan, pekerjaan, dan hubungan dengan orang lain.

Kondisi ini, menurut sebuah tinjauan medis dalam “Current Pharmaceutical Design” tahun 2014, diperkirakan dialami oleh 3-6 persen penduduk Amerika Serikat.

Menjadi perdebatan di kalangan para ahli, perilaku seksual kompulsif menarik untuk dibahas. Kamu juga tertarik untuk mengetahuinya? Simak penjelasannya berikut ini, ya.

1. Mengapa perilaku seksual kompulsif menjadi perdebatan?

unsplash.com/Womanizer WOW Tech

Perilaku seksual kompulsif kadang disebut sebagai hiperseksual, gangguan hiperseksual, atau kecanduan seksual. 

Menurut panduan dari American Association of Sexuality Educators, Counselors, and Therapists, kecanduan seksual dan kecanduan pornografi tidak termasuk gangguan psikologis karena kurangnya bukti empiris yang mendukungnya.

Pembahasan berlanjut ketika American Psychiatric Association (APA) tidak mengklasifikasikan perilaku seks kompulsif ke dalam panduan "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5".

APA sendiri menggambarkan kecanduan sebagai kondisi yang menyebabkan perubahan di area otak yang berhubungan dengan kontrol perilaku, memori, pengambilan keputusan, penilaian, dan pembelajaran.

Selain itu, APA juga mendefinisikan kecanduan sebagai ketergantungan pada substansi, bukan aktivitas. Dengan kata lain, topik ini masih dipelajari dan dikaji lebih dalam khususnya bidang psikologi dan konseling.

Pada tahun 2018, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan perilaku seksual kompulsif ke dalam "International Classification of Disease" edisi ke-11 (ICD-11) dan mendefinisikannya sebagai gangguan kontrol impuls (seperti gemar berjudi atau kleptomania), yang ditandai dengan pola kegagalan mengontrol dorongan seksual yang intens dan berulang akibat perilaku seksual terus-menerus.

2. Perilaku umum yang ditunjukkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di