8 Penyebab Sakit pada Testis yang Paling Umum, Hati-hati!

2. Torsio testis

ilustrasi nyeri pada testis (carolinapelvichealth.com)

Torsio testis biasanya dialami laki-laki usia di bawah 25 tahun. Ini merupakan kondisi medis yang serius dan terjadi ketika buah zakar terpelintir dan menyebabkan aliran darah menuju skrotum terhambat.

Menurut American Urological Association, torsio testis lebih banyak terjadi di sisi kiri. Rasa nyeri yang dialami pun tidak selalu terjadi dengan begitu saja, tetapi juga bisa perlahan-lahan dengan kondisi yang memburuk setiap harinya.

Gejala yang ditimbulkan di antaranya:

• Mual.
• Skrotum jadi kemerahan atau kehitaman.
• Muntah.
• Pembengkakan pada skrotum.
• Rasa sakit pada salah satu sisi skrotum.

Torsio testis biasanya membutuhkan pembedahan darurat. Jika dirawat dengan cepat, testis biasanya bisa diselamatkan. Akan tetapi, apabila aliran darah terputus terlalu lama, testis mungkin menjadi sangat rusak sehingga harus diangkat.

3. Batu ginjal

Batu ginjal dapat merambatkan rasa sakit dan nyeri pada testikel. Untuk mengatasinya, dokter akan melakukan operasi untuk menghilangkan batu tersebut atau dengan cara shock-wave lithotripsy.

Beberapa gejala batu ginjal yang perlu diwaspadai adalah:

• Sakit parah dan tajam di pinggang dan punggung, di bawah tulang rusuk.
• Nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan.
• Rasa sakit yang datang dalam gelombang dan intensitasnya berfluktuasi.
• Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.

Tanda dan gejala lain mungkin termasuk:

• Urine merah muda, merah, atau cokelat.
• Urine keruh atau berbau busuk.
• Kebutuhan terus-menerus untuk buang air kecil, buang air kecil lebih sering dari biasanya, atau buang air kecil dalam jumlah sedikit.
• Mual dan muntah.
• Demam dan kedinginan jika ada infeksi.

Rasa sakit yang disebabkan oleh batu ginjal dapat berubah, misalnya berpindah ke lokasi berbeda atau intensitasnya meningkat, saat batu bergerak melalui saluran kemih.

4. Epididimitis

ilustrasi testis sakit (nhs.uk)

Epididimitis merupakan infeksi yang menyerang epididimis, yakni organ tempat pematangan sperma. Kondisi ini biasanya menunjukkan gejala seperti:

• Demam yang tidak terlalu tinggi.
• Menggigil.
• Nyeri di area panggul.
• Tekanan di testis.
• Rasa sakit dan nyeri tekan di testis.
• Kemerahan dan kehangatan di skrotum.
• Pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan.
• Rasa sakit saat berhubungan seks dan ejakulasi.
• Rasa sakit saat berkemih atau buang air besar.
• Buang air kecil yang mendesak dan sering.
• Keluarnya cairan penis yang tidak normal.
• Ada darah dalam air mani.

Penyebab umum epididimitis adalah infeksi penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore. Dalam beberapa kasus, infeksi saluran kemih juga bisa menjadi penyebab.

Dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk mengobati epididimitis dan butuh kurang lebih 2 minggu untuk pulih sepenuhnya. Pengobatan rumahan juga bisa membantu untuk mengelola nyeri dan pembengkakan.

Baca Juga: 7 Fakta Medis Metode Jelqing, Bisa Memperbesar Penis?

5. Orchitis

Orchitis merupakan infeksi dan inflamasi pada testikel yang umumnya terjadi sebagai bentuk reaksi sekunder dari infeksi pada bagian tubuh lainnya. Epididimitis yang tidak ditangani akan berisiko berkembang menjadi orchitis. Baik diakibatkan oleh virus maupun bakteri, peradangan dapat terjadi di salah satu atau kedua testis sekaligus.

Gejala orchitis yang perlu kamu tahu antara lain:

• Pembengkakan di satu atau kedua testis.
• Rasa nyeri, bisa ringan hingga parah.
• Demam.
• Mual dan muntah.
• Malaise.

Rasa nyeri di area selangkangan sebetulnya muncul di lipatan kulit antara paha dan perut, bukan di testis. Penyebab nyeri selangkangan berbeda dengan penyebab nyeri testis.

6. Varikokel

ilustrasi laki-laki dengan varikokel (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Varikokel adalah pembengkakan pada testis yang terjadi karena terpelintirnya pembuluh darah pada organ tersebut. Namun, kondisi ini biasanya tidak menampakkan gejala apa pun sampai kemudian baru terasa ketika melakukan aktivitas fisik tertentu.

Kalaupun merasakan gejala, dilansir WebMD, nyeri akibat varikokel dapat:

• Beralih dari tumpul ke tajam.
• Nyeri memburuk saat berdiri atau memaksakan diri, terutama untuk waktu yang lama.
• Menjadi lebih intens seiring berjalannya hari.
• Hilang ketika berbaring telentang.

Varikokel adalah salah satu penyebab paling umum infertilitas pada pria. Mengobati kondisi ini akan meningkatkan sperma dan membantu masalah infertilitas.

Tidak semua varikokel butuh perawatan medis. Sebagian besar perawatan dilakukan jika:

• Terdapat nyeri.
• Terdapat masalah infertilitas.
• Testis kiri tumbuh lebih kecil dari kanan.

Jika butuh perawatan, fokusnya adalah untuk mengikat atau menghilangkan pembuluh darah yang memasok darah ke korda spermatika.

6. Kanker testis

Mengutip Cleveland Clinic, kanker testis adalah penyakit yang terjadi ketika sel kanker (ganas) berkembang di jaringan testis. Perkembangan sel kanker di kedua testis dapat terjadi, tetapi sangat jarang. Ini merupakan kanker paling umum pada laki-laki berusia 20 hingga 35 tahun. Penyakit ini biasanya dapat disembuhkan.

Beberapa gejala dari kanker testis antara lain:

• Pembengkakan atau pengumpulan cairan secara tiba-tiba di skrotum.
• Perasaan berat di skrotum.
• Benjolan atau pembengkakan di salah satu testis
• Penumpukan cairan pada skrotum.
• Nyeri tumpul di selangkangan atau perut bagian bawah.
• Nyeri atau ketidaknyamanan di skrotum atau testis.
• Testis mengecil.

Pengobatan kanker testis bisa berupa operasi, terapi radiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari ketiganya.

8. Trauma

ilustrasi menendang (unsplash.com/Luz Fuertes)

Pukulan, hantaman, dan sebagainya pada testis dapat menyebabkan memar, nyeri, dan bengkak. Bahkan, testis juga dapat pecah dan membentuk hematokel, yakni penimbunan darah yang terjadi setelah skrotum mengalami cedera. Segera menemui dokter setelah mengalami trauma dan merasa nyeri maupun bengkak adalah pilihan yang paling bijak.

Itulah beberapa penyebab nyeri atau sakit pada testis yang paling umum. Antara kondisi yang satu dan yang lainnya boleh jadi sama atau mirip, sehingga butuh pemeriksaan oleh dokter. Dengan begitu, dokter dapat melakukan diagnosis secara lebih komprehensif dan memberi penanganan yang tepat sasaran.

Baca Juga: 14 Penyebab Kemandulan pada Pria, Bikin Khawatir!