11 Tipe Kepribadian Seks untuk Mengekspresikan Love Language

Tipe kepribadian seks ini mencari perasaan ringan yang didapat setelah orgasme. Bagi the decompressor, seks adalah perihal menghilangkan stres. Ini membuat tipe the decompressor memang fokus pada tujuan akhir dan cenderung mengabaikan perasaan di tengah-tengah hubungan seks itu sendiri.

Akibatnya, kepribadian the decompressor bisa melewatkan kesempatan untuk terhubung dengan pasangan karena terlalu menaruh perhatian pada perasaan diri sendiri.

Bagi the decompressor, sebaiknya pelajari bagaimana cara untuk menghargai setiap momentum, sehingga bisa lebih maksimal dalam menikmati tahapan dalam hubungan seksual.

Sesuai namanya, tipe kepribadian seks the explorer menempatkan seks sebagai arena bermain untuk menjelajahi hal baru dan mendapatkan pengalaman.

Hal yang dicari oleh the explorer lebih kepada perasaan gembira yang didapatkan dari eksplorasi, bukan rutinitas yang harus diikuti setiap waktu. Inilah yang membuat orang dengan tipe kepribadian seks ini sulit untuk berkomitmen memperbaiki kekurangan dari pengalaman sebelumnya. Sebaliknya, the explorer secara naluriah akan beralih ke hal-hal baru.

Saran yang bisa diberikan, luangkanlah waktu untuk terus mencoba dan mungkin dari situ akan mendapatkan sesuatu.

Tipe kepribadian seks the fair-trader menempatkan keseimbangan sebagai suatu hal utama dalam hubungan seksual. Hal ini diwujudkan dalam pertukaran energi, waktu, dan perhatian yang adil. Namun, sebagai the fair-trader, cobalah untuk tidak terlalu fokus pada memastikan segala sesuatu ditransaksikan secara seimbang.

Rileks dan nikmati sebaik mungkin karena sulit untuk bisa mewujudkan seks yang benar-benar seimbang. Kadang, seseorang harus mengambil peran yang lebih besar untuk memimpin keberhasilan seks.

Bagi tipe kepribadian seks the giver, keutamaan seks terletak pada kemampuannya memberikan segala sesuatu kepada pasangan. The giver sangat memperhatikan pengalaman yang didapatkan pasangannya dan berusaha memastikan kenyamanan itu terus ada.

Hal tersebut juga harus diimbangi dengan kesadaran bahwa pemberian yang dilakukan tipe kepribadian seks the giver tidak merugikan pengalamannya sendiri. Selain memberi, berlatihlah untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan pengalaman pribadi agar bisa merasakan kepuasan secara bersama-sama.

The guardian adalah tipe kepribadian seks yang memprioritaskan rasa aman, layaknya penjaga yang memastikan rasa aman yang diperoleh dari rasa terhubung kepada pasangan.

Tipe kepribadian seks ini mungkin dimiliki oleh penyintas kekerasan seksual atau yang memiliki persepsi negatif mengenai seks, sehingga mereka sangat berhati-hati ketika berhubungan seks.

Tipe kepribadian the guardian menyukai batasan jelas agar memiliki seks yang bisa terkendali. Diperlukan fondasi kepercayaan yang kuat bagi the guardian agar merasa aman dan menikmati seks yang terasa lebih terbuka serta menyenangkan. 

Bagi tipe kepribadian seks yang satu ini, gairah adalah yang diutamakan. Seks harus terasa sangat intens dan memberikan kepuasaan secara fisik serta emosional. The passion-pursuer menyukai seks yang totalitas dan akan mengupayakannya.

Namun, yang menjadi catatan, terkadang seks bisa menjadi konyol, menyenangkan, lugas, atau bahkan menenangkan. Jadi, tidak apa-apa untuk sesekali rileks dan tidak menggebu-gebu dalam melakukan aktivitas seksual.

Untuk orang-orang dengan tipe kepribadian seks the pleasure-seeker, seks adalah tentang pemuas kesenangan pribadi, bukan tentang energi atau hubungan antara pasangan, melainkan kesenangan murni dari fisik dan tindakan seks yang memberi orgasme.

The pleasure-seeker mencari sesuatu yang melebihi pengalaman dan menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan akan rasa senang tersebut.

The prioritizer adalah tipe kepribadian seks yang mementingkan seks sebagai prioritas dalam kehidupan pasangan. Seks dihargai sebagai aktivitas yang penuh tanggung jawab, sehingga harus diupayakan meski di tengah kesibukan atau kelelahan.

Orang dengan kepribadian seks ini ingin merasa bahwa kedua orang dalam pasangan itu secara aktif menciptakan ruang dan waktu untuk keintiman. Komitmen itu biasanya diwujudkan dalam pembentukan jadwal seks.

Hal yang bisa diperhatikan bagi the prioritizer adalah dengan mencoba jangan terlalu terpaku pada jadwal, karena hidup terkadang kompleks dan memiliki hambatan yang tidak terduga.

Hal utama bagi tipe kepribadian seks the romantic adalah hubungan emosional dengan pasangan. The romantic akan menyesuaikan pertukaran energi dan mendambakan keintiman sejati. Jadi, bagi kebanyakan orang dengan tipe kepribadian seks the romantic, mereka tidak menyukai melakukan seks untuk coba-coba saja atau berdasar rasa penasaran.

Tipe kepribadian seks ini sangat menghargai kedekatan emosional yang didapatkan dari pasangan jangka panjang.

The spiritualist akan membawa seks ke tingkat yang lebih tinggi dengan cara menghubungkan semacam kekuatan atau energi. Tipe kepribadian seks ini merasa bahwa seks harus bertujuan ke level yang lebih tinggi, sesuai dengan kecenderungannya menyukai hal-hal uang filosofis.

Bagi yang memiliki karakteristik seperti tipe the spiritualist harus terbuka terhadap gagasan bahwa seks tidak harus selalu memiliki tujuan yang lebih luas. 

The thrill seeker ingin bereksperimen dalam kehidupan seksual dengan keinginan melanggar hal-hal tabu. Tipe kepribadian seks ini merasa tertantang untuk bisa menaklukkan larangan.

Perlu diingat, bagi the thrill-seeker, penting untuk memastikan untuk tetap menghormati batasan yang ditetapkan oleh pasangan. Dari situ juga bisa belajar untuk menetapkan batasan pada diri sendiri agar seks bisa dinikmati kedua belah pihak.

Sangat mungkin bagi setiap individu untuk memiliki lebih dari satu tipe kepribadian seks, dengan adanya satu tipe yang mendominasi. Mempelajari tipe-tipe kepribadian seks ini akan membantu kita dan pasangan untuk memahami perbedaan dan menemukan cara untuk berkompromi ketika melakukan aktivitas seks.

Perlu digarisbawahi, tidak ada tipe kepribadian seks yang akan cocok 100 persen. Kepuasan akan tercapai dengan komunikasi terbuka dan kesediaan untuk saling menerima.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina