Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Film Sedih Jepang yang Romantis, tapi Bikin Nangis

cuplikan trailer Voices in the Wind (dok. JapanSocietyNYC/Voices in the Wind)
cuplikan trailer Voices in the Wind (dok. JapanSocietyNYC/Voices in the Wind)

Meskipun sering bikin nangis sesenggukan, tapi banyak orang gak kapok menonton film sedih Jepang. Kok bisa orang suka nonton film yang menyedihkan, bahkan menyakitkan, ya?

Selain cerita sedih yang dianggap lebih berkesan, perasaan lega akan muncul ketika seseorang selesai menonton film sedih. Pasalnya, ia bisa menangis sepuasnya untuk meluapkan perasaan.

Nah, apa saja film sedih Jepang yang romantis serta bikin nangis? Simak rekomendasi dari IDN Times ini!

1. Forget Me Not (2015)

Forget Me Not adalah film sedih Jepang yang memiliki premis anti mainstream. Romansa yang digambarkan sangat indah, tapi juga menyayat hati.

Takashi, remaja cowok yang menyukai cewek di sekolahnya. Tanpa sepengetahuan Takashi, cewek itu ternyata sosok yang selalu dilupakan oleh-oleh orang yang ditemuinya.

Kondisi mereka semakin rumit karena keduanya memiliki perasaan satu sama lain. Rasa cinta yang kuat mendorong Takashi untuk terus mengingat Azusa, gadis yang disukainya. Bahkan, Takashi memnbuat catatan tentang mereka.

Saat menonton film sedih Jepang ini, kamu akan diajak untuk merenungkan satu pertanyaan, yaitu:

"Sanggupkah dilupakan oleh orang yang dicintai? Dan bisakah kamu menyadari bahwa orang itu adalah sosok yang paling kamu cintai?"

2. Monster (2023)

Kalau kamu sering mengamati isi timeline X, pasti gak asing dengan film sedih Jepang berjudul Monster. Saat penayangannya, film ini sempat ramai dibicarakan.

Ceritanya tentang persahabatan dua anak laki-laki, yaitu Minato dan Yori. Hubungan keduanya sangat menghangatkan hati.

Akan tetapi, mereka justru malah disalahpahami oleh ibu Minato dan seorang guru. Minato dituduh merundung. Di satu sisi, Minato juga diduga jadi korban perundungan.

Sedangkan, Yori adalah satu-satunya anak yang mengatakan bahwa Minato bukan perundung. Cerita persahabatan Yori dan Minato ini membuat banyak penonton terharu.

3. We Couldn't Become Adult (2021)

Buat kamu yang suka menonton film slice of life, masukkan We Couldn't Become Adult ke dalam watchlist. Selain ceritanya yang relate dengan kehidupan sehari-hari, film ini berhasil membuat penonton sedih sekaligus merenung.

We Couldn't Become Adult tentang laki-laki bernama Sato yang berumur 46 tahun. Di usianya yang menuju 50 tahun itu, Sato merasakan kebosanan.

Akhirnya, Sato jalan-jalan ke banyak tempat yang pernah didatangi. Itu adalah perjalanan mengenang masa lalu yang membuat Sato kembali merenungkan arti hidup.

4. Snow Flower (2019)

Siapkan tisu juga saat menonton Snow Flower. Film sedih Jepang ini mengisahkan hidup Miyuki yang diprediksi tak akan lama lagi. Ia menderita sakit sejak kecil.

Gara-gara kejadian dirampok. Miyuki bertemu dengan Yusuke, orang yang menyelamatkannya. Miyuki dan Yukuse pun saling jatuh hati.

Kondisi Miyuki membuat hubungan mereka semakin rumit. Sementara itu, cinta keduanya semakin besar. Sampai akhirnya, Yusuke berencana mewujudkan keinginan terakhir Miyuki.

5. Mother (2020)

Mother menyuguhkan hubungan ibu dan anak yang tak selalu harmonis. Di sini, penonton diajak untuk melihat bahwa seorang ibu pun bisa menyakiti anak.

Akiko bisa dibilang bukan sosok ibu yang baik. Ia memiliki gaya hidup yang tak sehat, seperti berjudi dan berganti pasangan.

Ia adalah ibu tunggal untuk Shuhei. Meskipun Akiko bukan orang tua yang bisa jadi teladan, ia adalah satu-satunya orang yang masih menjadi tumpuan Shuhei.

Interaksi mereka menggambarkan hubungan toksik antara ibu dan anak. Terlebih, Akiko adalah ibu yang sering mengontrol Shuhei agar selalu menurut padanya.

6. If Cats Disappeared from the World (2016)

Kisah dalam film sedih Jepang ini bermula saat Sato menderita penyakit. Menurut dokter, Sato tidak akan bertahan hidup lama. Kemudian, sesuatu yang mistis muncul.

Roh jahat menawarkan Sato sebuah perjanjian jika ia ingin hidup lama. Sato bisa hidup, tapi apa yang dimilikinya akan hilang, termasuk kucing kesayangannya.

Ini membuat Sato berpikir ulang tentang hidup. Apa yang sebenarnya berharga menurut Sato?

7. Voices in the Wind (2020)

Berkembang mitos di kota Tohoku. Penduduk kota percaya bahwa ada telepon umum yang tak berfungsi lagi, tapi bisa menghubungkan ke orang yang telah meninggal.

Suatu hari, Haru pulang ke Tohoku. Ia hidup sebatang kara karena keluarganya hilang ketika tsunami menghancurkan Tohoku 8 tahun lalu.

Saat melewati taman, Haru melihat telepon umum yang dimaksud penduduk Tohoku. Akankah, Haru mencoba menggunakan telepon tersebut? 

8. Love Like the Falling Petals (2022)

Misaki adalah seorang penata rambut yang membuat Haruto jatuh hati pada pandangan pertama. Hubungan mereka makin kompleks karena Misaki menderita sindrom fast-forward. Jadi, Misaki menalami penuaan 10 kali lebih cepat.

Dengan kondisi Misaki tersebut, apakah cinta Haruto tidak berubah? Ketahui perjalanan cinta Misaki dan Haruto dalam film Love Like the Falling Petals, ya. Film ini tayang di Netflix.

9. Her Love Boils Bathwater (2016)

Cerita sedih ini berpusat pada hubungan ibu dan anak. Futaba adalah ibu tunggal yang hidup dengan anak perempuannya. Ketika dinyatakan mengidap kanker pankreas stadium akhir, Futaba mulai mempersiapkan semua hal agar anaknya bisa hidup tanpa dirinya.

Salah satu yang dilakukan Futaba adalah mencari mantan suaminya yang meninggalkan mereka 11 tahun lalu. Lalu, bagaimana akhir cerita ibu dan anak ini?

10. River`s Edge (2018)

River`s Edge adalah film sedih Jepang yang mengangkat isu kesehatan mental. Ceritanya tentang Haruna yang memiliki teman bernama Ichiro. Temannya itu kerap jadi korban perundungan. 

Lewat film ini, penonton akan melihat sering kali orang dewasa tidak peduli dengan kesehatan mental anak. Bahkan, orang dewasa cenderung kurang bisa memahami perasaan anak-anak atau malah menyepelekan.

Itulah 10 film sedih Jepang yang bakal bikin kamu meneteskan air mata. Siapkan diri sebelum nonton, ya. Jangan lupa siapkan tisu juga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ana Widiawati
Stella Azasya
3+
Ana Widiawati
EditorAna Widiawati
Follow Us