5 Akting Buruk di Film yang Gak Pernah Disadari Banyak Orang

- Film-film terkenal juga memiliki kesalahan-kesalahan kecil yang terlupakan
- Keanu Reeves tampil kaku di film Dracula, Lenny Montana berperan canggung di The Godfather, dan Cameron Diaz kurang meyakinkan di Gangs of New York
- Casey Affleck datar di Interstellar, Jude Law mengganggu di Contagion, menunjukkan bahwa tidak semua aktor cocok dengan peran mereka
Dalam dunia perfilman, sering kali kita mengagumi sebuah karya tanpa menyadari bahwa tidak semua elemennya sempurna. Bahkan, di film-film yang dianggap mahakarya sekalipun, ada momen-momen yang terasa janggal. Menariknya, penampilan lemah ini kadang tersembunyi di balik sinematografi atau akting luar biasa dari pemain lain sehingga luput dari perhatian penonton.
Beberapa aktor mungkin kurang cocok dengan peran yang diberikan, atau sekadar belum mencapai kedewasaan artistik yang dibutuhkan saat itu. Hasilnya, performa mereka terasa canggung, tidak meyakinkan, atau bahkan mengganggu suasana keseluruhan film.
Paling mengejutkan adalah kesalahan-kesalahan kecil ini terjadi dalam film-film besar garapan sutradara legendaris. Akting siapa saja yang diam-diam mencederai film hebat yang kita cintai? Coba kamu cek daftarnya berikut ini, setuju, gak?
1. Polosnya Keanu Reeves di Bram Stoker's Dracula (1992)

Film horor gotik garapan Francis Ford Coppola ini dianggap sebagai adaptasi vampir terbaik sepanjang masa. Dengan penampilan luar biasa dari Gary Oldman sebagai Count Dracula, Winona Ryder sebagai Mina, hingga Anthony Hopkins sebagai Van Helsing, film ini penuh dengan atmosfer kelam dan akting kelas atas.
Namun, ada satu bagian yang sering dianggap merusak kesempurnaan film, yaitu Keanu Reeves sebagai Jonathan Harker. Di tengah deretan aktor kaliber tinggi, Keanu tampil kaku dan tanpa ekspresi. Aksen Inggrisnya terdengar dipaksakan dan emosinya sulit terasa.
Karakter Jonathan Harker seharusnya menjadi penghubung penonton dengan dunia horor yang aneh ini, namun Keanu justru terasa terlepas dari segalanya. Sayangnya, penampilannya malah menjadi bahan lelucon bertahun-tahun setelah filmnya rilis.
2. Kekakuan Lenny Montana di The Godfather (1972)

The Godfather adalah mahakarya sinema yang hampir tidak pernah luput dari pujian. Film ini dipenuhi akting legendaris dari Marlon Brando, Al Pacino, hingga Robert Duvall. Namun, di antara bintang-bintang besar itu, ada satu penampilan yang terasa tidak seimbang, yaitu Lenny Montana sebagai Luca Brasi.
Montana, mantan pegulat profesional yang pernah berhubungan dengan dunia kriminal sungguhan, memerankan Brasi seperti karakter kartun. Gerakannya canggung dan dialognya terdengar seperti latihan pertama di kelas teater. Meski hanya tampil sebentar, gestur dan ekspresi yang terlalu dibuat-buat membuat penonton sulit menganggapnya serius, bahkan di film yang sangat serius.
3. Aksen gagal Cameron Diaz di Gangs of New York (2002)

Disutradarai Martin Scorsese dan dibintangi aktor-aktor besar, seperti Leonardo DiCaprio dan Daniel Day-Lewis, Gangs of New York adalah film epik yang dipuji karena atmosfer sejarah dan konflik brutalnya. Semua elemen terlihat kuat dari skenario, tata produksi, hingga akting, kecuali satu, Cameron Diaz.
Diaz berperan sebagai Jenny Everdeane, perempuan yang menjadi pusat perhatian dua tokoh utama. Sayangnya, dia tampil paling lemah di antara semuanya. Aksen Irlandianya tidak konsisten dan cenderung mengganggu, sehingga membuat karakter Jenny terasa janggal dan tak meyakinkan. Meski mendapat nominasi Golden Globe, banyak yang setuju bahwa perannya menjadi titik lemah.
4. Casey Affleck yang datar dan hambar di Interstellar (2014)

Sebagai salah satu film terbaik Christopher Nolan, Interstellar menawarkan kombinasi emosional dan intelektual yang kuat. Matthew McConaughey bersinar sebagai ayah yang rela menjelajahi luar angkasa demi menyelamatkan Bumi. Sementara itu, Anne Hathaway dan Jessica Chastain memberikan kedalaman emosi yang tak biasa di film Nolan.
Namun, tidak semua pemain tampil sebaik itu. Casey Affleck memerankan Tom versi dewasa, anak dari karakter utama. Di momen yang seharusnya emosional, Affleck justru tampil datar dan tidak meyakinkan. Reaksinya terhadap tragedi keluarga dan bencana bumi terasa hambar seolah-olah dia hanya membaca naskah tanpa perasaan.
Walaupun perannya kecil, kehadirannya jelas terasa janggal di film yang begitu intens secara emosional.
5. Aksen aneh Jude Law di Contagion (2011)

Ketika pandemi COVID-19 mulai merebak, banyak orang kembali menonton Contagion karena dianggap "memprediksi" wabah global. Film karya Steven Soderbergh ini memang dipuji karena akurasinya dan atmosfer realistis. Aktor-aktor, seperti Matt Damon, Kate Winslet, dan Marion Cotillard, tampil sangat kuat. Namun, tidak semua aktor berhasil menjaga kesan serius dalam cerita.
Jude Law muncul sebagai Alan, seorang jurnalis konspiratif yang menyebarkan ketakutan dan disinformasi. Namun bukannya menambah ketegangan, kehadirannya malah mengganggu. Aksen Australia yang ia pakai terdengar sangat dipaksakan dan mengalihkan perhatian dari cerita utama. Penampilannya yang berlebihan membuat karakter Alan lebih cocok jadi meme internet ketimbang tokoh penting dalam film bertema krisis.
Meskipun film-film ini dianggap luar biasa dan punya tempat khusus dalam sejarah sinema, tidak semua elemen di dalamnya berjalan mulus. Kekurangan kecil seperti ini bisa tetap mencolok di tengah pencapaian besar. Pernahkah kamu merasa ada sesuatu yang "off" dalam film favoritmu, tapi tak tahu pasti apa penyebabnya?