Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Harus Menonton Film Sore: Istri dari Masa Depan

Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)
Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)
Intinya sih...
  • Akting Sheila Dara dan Dion Wiyoko tampil dengan chemistry yang kuat, disertai akting pemeran pendukung yang mewarnai alur cerita.
  • Latar tempat film membawa penonton ke Jakarta, Kroasia, dan Finlandia, memberikan nuansa visual yang kaya dan ikonik.
  • Alur cerita ringan namun memiliki pesan dalam, sinematografi lembut dan penuh makna, serta latar musik yang memperkuat setiap adegan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film karya Yandy Laurens yang tayang pada tanggal 10 Juli 2025 masih ramai diperbincangkan di media sosial. Setelah sukses dengan web series yang diperankan oleh Tika Bravani dan Dion Wiyoko pada tahun 2017, kini diadaptasi menjadi film layar lebar yang digarap oleh rumah produksi Cerita Film. Dengan judul yang sama, film ini diperankan oleh Sheila Dara sebagai Sore dan Dion Wiyoko sebagai Jonathan. Sampai hari ke-20 tayang, sudah ditonton oleh 2,1 juta orang.

Penulis dan sutradara yang filmnya laris seperti "Jatuh Cinta seperti di Film-Film", 'Keluarga Cemara", dan "1 Kakak 7 Ponakan" menjadikan nama Yandy Laurens semakin dikenal oleh penikmat film karena karyanya yang sering melawan arus dari pemilihan pemeran, cinematografi, dan alur cerita yang dinilai berbeda dari genre film Indonesia lainnya. Hal tersebut menjadikan karyanya dianggap sebagai era baru dalam perkembangan dunia perfilman Indonesia. Bukan hanya karena nama besar Yandy Laurens, film ini berhasil memikat banyak hati penonton lewat berbagai sisi yang memberi pengalaman dan layak dibahas lebih dalam.

1. Akting dari pemeran

Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)
Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)

Sheila Dara sebagai pemeran utama bersama Dion Wiyoko tampil dengan chemistry yang tidak perlu diragukan lagi. Setelah meraih Piala Citra 2024 sebagai Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik lewat film “Jatuh Cinta Seperti di Film-film”, kali ini ia kembali menunjukkan kemampuan aktingnya secara ciamik lewat karakter Sore. Detail ekspresi yang ia tampilkan sukses mentransfer pesan dan emosi karakter kepada penonton dengan kuat. Dialog serta bahasa tubuhnya begitu menyatu dengan sosok Sore, hingga penonton dibuat susah move on dari film ini. Tak hanya aktingnya yang memanjakan mata, wardrobe yang dikenakan Sheila juga mencuri perhatian—tampil menawan dan indah, sesuai dengan karakter Sore yang diceritakan sebagai seorang penata busana.

Selain itu, akting Dion Wiyoko sebagai aktor yang memerankan karakter Jonathan menjadi perpaduan yang manis. Chemistry dari kedua pemeran berasa sangat natural, sehingga membuat penonton turut larut dalam cerita. Aktingnya terasa jujur dan mengalir membuat penonton mudah terhubung dengan perjalanan batin tokohnya tanpa perlu dialog yang berlebihan. Pemeran pendukung pada film ini juga mewarnai alur cerita dan membawa dampak pada perjalanan tokoh, antara lain Goran Bogdan sebagai Karlo, Lara Nekić sebagai Elsa, Mathias Muchus dan Maya Hasan sebagai orang tua Jonathan yang memperkaya dinamika emosi serta konflik dalam cerita.

2. Latar tempat

Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)
Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)

Latar tempat yang dipilih untuk film Sore: Istri dari Masa Depan adalah salah satu daya tarik terbesarnya. Selain Jakarta, film ini juga membawa penonton ke Kroasia, tepatnya di kota Grožnjan dan Zagreb, serta indahnya Negara Finlandia tepatnya di wilayah Arktik. Perpaduan antara kehangatan Jakarta dan suasana romantis Eropa membuat cerita ini memiliki nuansa visual yang kaya.

Setiap lokasi tidak hanya menjadi latar, tetapi juga bagian dari cerita itu sendiri. Adegan-adegan di Kroasia yang mendominasi dari film ini memiliki daya tarik dalam keindahan arsitektur bangunan dan keelokan alamnya, beberapa scene yang diambil sangat ikonik menunjukkan keindahan senja di Kroasia. Seakan tempat tersebut ikut berbicara pada penonton mengenai hangatnya film Sore. Sementara itu, tampilan wilayah Arktik yang mana di wilayah ini tidak adanya zona waktu yang akan menjadi inti alur cerita dari film Sore: Istri dari Masa Depan.

3. Alur cerita

Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)
Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)

“Hai, aku Sore, istri kamu dari masa depan” merupakan dialog ikonik yang diucapkan karakter Sore kepada Jonathan menjadi penghantar awal cerita film Sore. Film ini bercerita tentang Jonathan, seorang pria muda yang tinggal di Kroasia. Jonathan hanya fokus dengan karirnya sebagai fotografer dan menjalani hidup tanpa banyak berfikir mengenai masa depan. Semuanya berubah sejak ia bertemu dengan Sore, perempuan asing yang tiba-tiba datang dan mengaku sebagai istrinya dari masa depan. Ia datang untuk membantu Jonathan menata dan merubah kehidupannya menjadi lebih baik.

Alur cerita film ini berjalan ringan, nggak bikin pusing, tapi tetap punya pesan yang cukup dalam. Yandy berhasil menghadirkan film bergenre romance dengan sentuhan fantasi yang memiliki timeloop dalam cerita yang disuguhkan dengan epik. Penonton diajak ikut merasakan perjalanan Sore dalam usahanya merubah Jonathan. Film ini gak hanya bercerita tentang kisah cinta yang klise dan membosankan, ada lapisan bumbu cerita tentang kehidupan, penyesalan, dan bagaimana waktu bisa menjadi hal yang kejam sekaligus indah. Plot yang rapi dan sedikit memiliki alur waktu yang bercabang namun tetap enjoy untuk dinikmati.

4. Sinematografi

Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)
Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)

Sinematografi dalam film Sore disajikan dengan pendekatan visual yang lembut dan penuh makna. Warna-warna hangat mendominasi sepanjang film, memperkuat kesan nostalgia dan kedekatan emosional antar tokoh. Komposisi gambar terasa matang, dengan penempatan objek yang memperhatikan detail dan rasa. Setiap adegan seolah dipotret dengan hati-hati, menyampaikan emosi tanpa perlu banyak dialog.

Tata letak lokasi seperti jalan kecil di Grožnjan, rumah sederhana Jonathan, dan ruang terbuka di Arktik menciptakan suasana yang tenang sekaligus dramatis. Transisi antar scene yang lembut sukses untuk menyambungkan antara perpindahan waktu dan ruang, terutama di beberapa scene yang membawa ke masa lalu atau ketika kemunculan Sore memberikan kesan mimpi dan terasa samar. Hal ini terasa hangat dan emosional dalam cerita turut mengajak penonton seolah larut dalam perasaan Sore rasakan. Transisi yang halus juga dibantu dengan adanya ambient sound seperti suara natural dari alam, musik latar, dan dialog. Perpindahan tiap scene mampu dibuat tanpa menganggu ritme cerita. Semua elemen visual terasa selaras dengan isi cerita dan emosi yang ingin disampaikan.

5. Latar Musik film

Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)
Sore Istri dari Masa Depan (dok. Cerita Films/Sore Istri dari Masa Depan)

Musik dalam Sore: Istri dari Masa Depan menjadi elemen penting yang memperkuat setiap adegan. Pemilihan backsound-nya terasa pas, tidak berlebihan, dan berhasil membangun suasana hati penonton. Beberapa lagu latarnya bahkan terasa melekat setelah film selesai, membuat penonton kembali mengingat adegan-adegan emosional di dalamnya. Transisi adegan di film ini semakin kuat dirasakan lewat musik. Lagu-lagu seperti "Terbuang Dalam Waktu" dan "Pancarona" milik Barasuara atau "Forget Jakarta" dan "Gaze" milik Adhitia Sofyan hadir di momen saat penonton paling membutuhkan “pusat emosi”. Beberapa lagu tersebut tidak diputar secara utuh, tetapi dipecah menjadi elemen-elemen seperti piano, drum, hingga vokal, lalu diramu ulang oleh penata musik Ovel Obaja Setiawan menjadi nilai plus yang mengiringi berbagai adegan penting dalam film.

Backsound film ini bukan hanya menemani visual, tapi membentuk “ruang emosi” yang membuat cerita terasa hidup dan personal. Lagu-lagu itu jadi media yang menyampaikan hal-hal yang kadang tak bisa dituliskan lewat dialog—perasaan hampa, cinta, penyesalan, dan harapan yang masih bertahan meski waktu terus bergulir. Detail musik juga diperhatikan hingga akhir film, yaitu saat credit title berjalan, lagu Hingga Ujung Waktu milik Sheila on 7 menjadi penutup yang memukau di film ini.

Menonton Sore: Istri dari Masa Depan bukan sekadar menikmati sebuah film romantis, tetapi juga pengalaman emosional yang akan meninggalkan kesan mendalam. Perpaduan antara cerita yang hangat, visual yang indah, serta akting para pemeran membuat film ini punya tempat khusus di hati penonton. Tidak heran jika banyak yang mengatakan film ini layak untuk disaksikan lebih dari sekali karena setiap adegannya membawa makna yang berbeda.

Dengan kualitas cerita dan produksi yang matang, film ini adalah salah satu karya Indonesia yang patut diapresiasi di layar lebar. Selagi masih tayang di banyak bioskop, jangan sampai kamu ketinggalan untuk merasakan sendiri pengalaman emosional bersama Sore dan Jonathan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us