5 Album Legendaris yang Hampir Gagal Dirilis oleh Label Musik

Tidak semua album legendaris yang kita kenal hari ini mendapat sambutan hangat sejak awal. Beberapa bahkan hampir tidak pernah dirilis karena label rekaman merasa ragu dengan potensi kesuksesan album tersebut. Dari eksperimen musik yang dianggap terlalu berani hingga kekhawatiran soal selera pasar, keputusan untuk tetap merilis album-album ini sering kali dipenuhi risiko besar.
Namun, waktu membuktikan bahwa karya-karya tersebut bukan hanya berhasil, tetapi juga menjadi ikon musik sepanjang masa. Masing-masing album tersebut memiliki cerita menarik di balik perjalanan panjangnya menuju kesuksesan. Nah, berikut deretan album legendaris yang hampir saja dibatalkan perilisannya oleh label musik.
1. Pet Sounds – The Beach Boys
Saat mendengarkan Pet Sounds, sulit membayangkan album ini mendapat respons dingin dari label rekaman. Namun, faktanya, label The Beach Boys awalnya tidak yakin dengan album ini. Mereka menganggapnya tidak cocok sebagai album pop karena produksi dan konsepnya yang terlalu eksperimental. Padahal, Brian Wilson dan timnya mencurahkan seluruh kreativitas untuk menciptakan karya yang kompleks dan inovatif ini.
Untungnya, meski dengan dukungan yang setengah hati, album ini tetap dirilis ke publik. Pet Sounds kemudian dikenal sebagai salah satu album rock paling berpengaruh di era 1960-an. Lagu seperti “God Only Knows” dan “Wouldn’t It Be Nice” menjadi bukti nyata bahwa eksperimen musik yang berani dapat mengubah sejarah.
2. Nevermind – Nirvana
Ketika Nirvana sedang mempersiapkan perilisan Nevermind, banyak pihak termasuk label mereka ragu album ini akan sukses besar. Meskipun grunge sedang tumbuh pada saat itu, label tidak sepenuhnya yakin bahwa Nirvana akan menjadi wajah utama dari pergerakan tersebut. Mereka bahkan membandingkan potensi penjualan Nevermind dengan album Goo milik Sonic Youth.
Namun, Nevermind membuktikan segalanya. Dengan hits seperti “Smells Like Teen Spirit,” Nirvana bukan hanya melampaui ekspektasi tetapi juga mendefinisikan generasi baru dalam musik. Album ini mengukuhkan tempat mereka di puncak genre grunge dan mengubah sejarah musik alternatif.
3. Desperado – Eagles
Saat mendengarkan Desperado untuk pertama kalinya, label rekaman Eagles merasa khawatir. Elemen musik country dalam album ini dianggap terlalu dominan sehingga mereka tidak yakin album tersebut akan menarik bagi penggemar rock. Salah satu perwakilan label bahkan keluar dari ruangan dengan frustrasi dan menyebut album ini sebagai "rekaman koboi."
Meski begitu, album ini tetap dirilis walaupun penjualannya lambat di awal. Namun, lagu-lagu seperti “Desperado” akhirnya menjadi hits besar terutama berkat dorongan dari Linda Ronstadt. Album ini berhasil membuktikan bahwa keberanian untuk keluar dari pakem justru dapat melahirkan karya yang abadi.
4. Aerosmith – Aerosmith
Aerosmith menghadapi banyak tantangan ketika merilis album debut yang berjudul sama dengan nama band. Meski memiliki suara dan identitas unik, band ini sering dibandingkan dengan The Rolling Stones, yang membuat mereka kesulitan mendapatkan pengakuan. Sayangnya, label rekaman tidak memberikan dukungan penuh dan lebih memilih fokus pada Bruce Springsteen sebagai bintang utama saat itu.
Meski dengan anggaran kecil dan promosi yang minim, album ini tetap dirilis dan membuktikan kualitasnya. Lagu-lagu seperti “Dream On” dan “Mama Kin” menjadi bukti bahwa Aerosmith memang layak mendapat tempat di dunia musik. Album ini akhirnya menjadi awal dari perjalanan panjang mereka sebagai salah satu band rock terbesar di dunia.
5. Somewhere in England – George Harrison
Setelah The Beatles bubar, George Harrison melanjutkan karier solo yang awalnya cukup sukses. Namun, pada awal 1980-an, popularitasnya mulai menurun. Saat Harrison menyelesaikan album Somewhere in England, labelnya menilai lagu-lagu dalam album tersebut tidak cukup komersial untuk diputar di radio. Harrison terpaksa kembali ke studio untuk menambahkan materi baru demi memenuhi permintaan label.
Walaupun akhirnya dirilis, album ini hanya memiliki satu lagu hit besar, yaitu “All Those Years Ago,” yang didedikasikan untuk John Lennon. Banyak penggemar yang percaya bahwa campur tangan label justru mengurangi potensi album ini. Meski begitu, Somewhere in England tetap menjadi bagian penting dari perjalanan karier solo Harrison.
Album-album ini membuktikan bahwa inovasi sering kali muncul dari risiko terbesar. Jadi, apakah menurutmu ada album lain yang juga hampir gagal dirilis, tetapi akhirnya berhasil mengubah dunia musik?