[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke Masa

Siapa Disney Princess favoritmu? Kasih tahu di komentar cus!

Disney Princess adalah salah satu franchise paling terkenal yang dimiliki oleh The Walt Disney Company. Hingga kini, Disney sudah melahirkan lebih dari sepuluh karakter princess dengan penggambaran yang beragam.

Masih menjadi franchise yang digemari masyarakat hingga kini. Disney mulai menyuguhkan jalan cerita, penggambaran, hingga standar kecantikan yang berbeda melalui karakter mereka. Menarik untuk dikulik, bagaimana representasi karakter Disney Princess dari masa ke masa ya?

1. Damsel in Distress Era: Mulanya Princess Disney identik sebagai sosok perempuan yang perlu pertolongan dari pihak ketiga

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aditya Pratama)

Damsel in Distress merupakan istilah bagi karakter perempuan yang selalu berada dalam kemalangan. Karakter seperti ini, biasanya membutuhkan sosok laki-laki atau orang lain untuk menolongnya.

Di film-film Disney Princess tahun 1937 hingga 1950, karakter putri memiliki penggambaran Damsel in Distress. Mereka umumnya adalah putri yang lemah lembut dan memesona, tetapi tidak bisa menjaga diri mereka sendiri.

Sayangnya di era ini, karakter putri sangat jauh dari Women Empowerment, mereka digambarkan sebagai perempuan yang tidak berdaya. Lebih miris lagi, hal itu dilakukan oleh sesama perempuan, seperti ratu jahat, ibu tiri, saudari tiri, dan penyihir jahat.

"Berarti memungkinkan terkadang konsep ideal seorang perempuan atau stereotip perempuan itu tidak hanya dari budaya atau laki-laki. Bahkan dari perempuan sendiri, bagaimana kita memandang," jelas Ade Kusuma, S.Sos, M.Med.Kom, Dosen Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur dan Independent Filmmaker.

Snow White – film Snow White and the Seven Dwarfs (1937)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (dok. Wallpapersafari)

Snow White menjadi putri pertama yang masuk dalam era ini. Selain itu, Snow White juga merupakan putri pertama yang dimiliki oleh Disney. Sebagai putri termuda dengan usia 14 tahun, karakter Snow White dibuat sangat lugu.

Ketika Snow White pertama kali bertemu dengan Pangeran Ferninand, ia justru berlari. Di sisi lain, sebagai seorang anak perempuan, Snow White jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Pangeran Ferninand.

Snow White memiliki sifat baik hati dan lemah lembut. Beruntung dua sifat tersebut berhasil menyelamatkan Snow White ketika pemburu berniat untuk membunuhnya. Perasaan tidak tega yang dimiliki pemburu membuat Snow White bisa kabur ke tempat para kurcaci.

Meski begitu, Snow White tetap tidak bisa menyelamatkan dirinya dari kutukan Ratu Jahat. Dari semua sifat baik yang dimiliki Snow White, keluguan yang ia miliki membuat kemalangan menghampiri dirinya.

Bahkan ketujuh kurcaci yang jatuh hati kepada Snow White, tidak bisa menolongnya. Hanya cinta sejati dari Pangeran Ferninand yang bisa menghapus kutukan Ratu Jahat.

Jika berbicara dari sisi gender, sebagai seorang putri, Snow White dieksploitasi oleh Ratu Jahat. Ia harus berpakaian lusuh dan melakukan segala urusan rumah tangga yang berada di ranah domestik. 

Ade Kusuma menanggapi karakter Disney Princess di era Damsel in Distress, "Waktu saya masih kecil, saya ingat banget dibilangin kalau kamu ingin dapat pangeran. Kamu harus bisa melakukan pekerjaan rumah. Nanti ada pangeran yang datang. Nah itu pemikiran orang-orang pada masanya."

Cinderella - film Cinderella (1950)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (dok. Wallpapersafari)

Disney kembali membuat penggambaran putri yang serupa dengan Snow White. Sepertinya, putri yang lemah lembut dan selalu berada di ranah domestik sempat menjadi tren pada masa itu.

Aulia Rahmawati, Ph.D, Dosen Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Jawa Timur mengatakan, "Karena mereka penulis laki-laki hidup di zaman itu. Di mana patriarki masih sangat kental sehingga ketika Hans Christian Andersen atau Perrault, menulis cerita yang seperti ini. Ya tentu saja akan mempengaruhi pandangan mereka."

Meski begitu, Cinderella tentu masih lebih baik dibandingkan Snow White. Terlihat dari perbedaan usia mereka. Di dalam filmnya, Cinderella digambarkan sebagai perempuan muda berusia 19 tahun.

Terlahir dari keluarga kaya, Cinderella harus kehilangan ayahnya dan hidup sengsara bersama ibu dan kedua saudari tirinya. Kemalangan yang diterima Cinderella kerap dijadikan ide cerita dari beberapa film atau serial di seluruh dunia. Hingga kini, penggambaran perempuan baik hati, lemah, dan rajin yang selalu disiksa oleh ibu tirinya adalah jalan cerita yang ‘menarik’.

Sebagai perempuan yang beranjak dewasa, Cinderella tidak lugu seperti Snow White. Ia justru digambarkan sebagai putri yang cerdas, rajin, baik hati, dan kreatif. Meski tidak secara gamblang, Cinderella kerap berusaha untuk melindungi dirinya agar tidak tertindas.

Aurora – film Sleeping Beauty (1959)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Tumblr.com/Disney Princess: Artworks/)

Title Damsel in Distress harus Aurora terima lantaran kutukan yang ia miliki. Di usianya yang ke-16 tahun, jari Aurora akan tertusuk mesin pintal dan membuatnya tertidur. Cinta sejati dari Pangeran Philip yang akan menyelamatkannya.

Kemalangan tidak hanya menimpa Aurora, tapi seluruh rakyatnya. Para peri memutuskan untuk membuat semua rakyat di kerajaan Aurora tertidur ketika kutukan tersebut menimpanya.

Aurora sendiri bukan seorang putri yang gemar berdiam diri dan hanya melakukan pekerjaan rumah. Ia juga gemar bertualang, terlebih ketika ia tinggal di tengah hutan. Pertemuannya dengan Pangeran Philip, membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Jika menilik dari film Sleeping Beauty (1959), Aurora adalah putri yang membutuhkan bantuan seorang pangeran. Tetapi, jika kita melihat dari film Maleficent: Mistress of Evil (2019), Aurora digambarkan memiliki jiwa pemimpin.

"Nilai atau idiom yang ditampilkan pada film-film Disney sampai sekarang itu mengikuti bagaimana point of view dari masyarakat. Termasuk dari pembuat filmnya, tentang bagaimana konstruksi gender itu sendiri?" kata Ade Kusuma.

Bisa disimpulkan, jika penokohan Disney Princess mulai disesuaikan dengan perkembangan zaman. Serta diperkuat dengan idiom dan penggambaran perempuan yang dipercaya masyarakat saat ini.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Bioskop Buka, Penikmat Film Tetap Pilih Nonton di Rumah?

2. Adventurous, Rebellious, and Lover Era: Disney Princess bertransformasi menjadi gadis yang gemar bertualang dan 'pemberontak'. Masih ada bumbu percintaan di kehidupan mereka

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Setelah meninggalkan Damsel in Distress era, Disney melahirkan princess baru dengan karakteristik yang sedikit berbeda, yaitu Adveturous, Rebellious, and Lover. Disney Princess di generasi kedua ini digambarkan lebih bersemangat, gemar berpetualang, dan punya rasa ingin tahu yang tinggi.

Meski begitu, beberapa justru menganggap jika princess generasi kedua ini memiliki sifat pemberontak. Ade Kusuma menjelaskan, "Seseorang yang dianggap rebel atau seseorang yang dianggap pemberontak adalah seseorang yang mencoba untuk mendobrak suatu tatanan yang sudah ideal."

Meski begitu, di era ini para princess punya andil untuk menyelamatkan pangeran mereka. "Bahwa tokoh karakter perempuannya yang berusaha memiliki andil besar untuk menyelamatkan laki-laki," lanjutnya.

Ariel – film The Little Mermaid (1989)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (dok. Teahub)

Bak mendobrak perspektif masyarakat terhadap karakter princess di generasi pertama, Disney menghadirkan sosok Ariel. Uniknya, Ariel digambarkan sebagai putri duyung dari kerajaan bawah laut, Atlantica.

Berbeda dengan ketiga princess sebelumnya yang berada di ranah domestik. Ariel justru gemar bertualang dan selalu berada di ranah publik. Bahkan Ariel dan saudari-saudarinya diminta menyanyi di acara kerajaan.

Ariel digambarkan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap dunia manusia. Seperti kisah princess yang lain, Ariel jatuh cinta kepada Pangeran Eric. Sayangnya ia harus menjadi manusia terlebih dahulu agar bisa bersama dengan Pangeran Eric.

Karakter yang cukup disayangkan dari Ariel adalah dia kurang percaya diri dengan dirinya sendiri. Demi memiliki sepasang kaki, Ariel merelakan suara emasnya. Dan itu menjadi awal kemalangannya.

Tidak seperti princess di generasi pertama, karakter Ariel tidak lemah. Pada awalnya, ia digambarkan menolong sang pangeran yang tenggelam. Ketika film mencapai klimaks, alih-alih Ariel menjadi sosok Damsel in Distress, ia dan Pangeran Eric justru saling menyelamatkan satu sama lain.

Karakter Disney Princess di era ini mulai digambarkan setara dengan para pangeran. Bukan lagi sebagai obyek yang lemah dan selalu butuh pertolongan. Sayangnya, perempuan digambarkan harus memilih antara dirinya atau orang yang ia cintai.

"Pada dasarnya memang perempuan dikenal dengan sosok yang lebih emosional daripada laki-laki. Mungkin itu juga yang pada akhirnya digambarkan oleh film mereka (Disney)," jelas Ade.

Belle – film Beauty and the Beast (1991)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (dok. VHV.RS)

Belle dideskripsikan sebagai Disney Princess yang paling pintar. Hobinya adalah membaca buku, selain itu ia lahir dari seorang ayah yang disebut jenius bahkan mendekati gila.

Dengan pengetahuannya yang luas, Belle seperti memiliki dunianya sendiri. Ia juga pemberani, gemar bertualang, dan tentunya sulit didikte oleh orang lain.

"Karakter Belle yang di live action itu sudah mengalami kemajuan karena dia digambarkan sebagai perempuan yang rajin belajar. Sampai dia bisa menemukan bagaimana mesin cuci bekerja," ucap Aulia Rahmawati menanggapi pergeseran karakter Belle di Beauty and The Beast (2017).

Kemalangan yang menimpa Belle dikarenakan kesalahan ayahnya. Untuk pertama kalinya, Disney Princess tidak membuat orang lain di sekitarnya terseret kemalangan. Melainkan dirinya yang berusaha menjadi kesatria.

Belle harus melindungi ayahnya yang ditahan oleh Beast. Tanpa Belle tahu, ternyata Beast adalah pangeran berhati dingin bernama Adam yang dikutuk oleh penyihir.

Di film Beauty and the Beast (1991), Belle dengan berani menggantikan posisi ayahnya sebagai tawanan Beast. Bukan berarti Belle adalah perempuan lemah yang hanya bisa menangis dan meratapi semua itu.

Meski menjadi tawanan, Belle tidak membutuhkan pertolongan pangeran. Justru ia yang secara perlahan menolong Beast atau Pangeran Adam agar bisa menjadi manusia dengan cinta sejati.

Ade Kusuma menambahkan, "Film (Disney) ini memberikan gambaran bahwa sosok hati yang tulus mencintai, lebih baik dibandingkan dengan fisik."

Jasmine – film Alladin (1992)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Pinterest.com/Abdul Rehman/)

Meski bukan karakter utama, Jasmine muncul hampir di keseluruhan film. Sebagai seorang putri, Jasmine adalah tipe yang suka bertualang dan tidak ingin selalu berada di istana. Terlebih lagi ketika dirinya menjadi rebutan para pangeran yang ingin mempersuntingnya. Menurut Jasmine, ia tak lebih dari sebuah ‘piala’ untuk dimenangkan.

Ia juga harus menikahi laki-laki dari kalangan pangeran yang ia tidak sukai. Pertemuannya dengan Aladdin, laki-laki miskin justru menimbulkan benih-benih cinta.

Jasmine digambarkan baik hati, keras kepala, dan tidak suka diatur sama halnya seperti Belle. Dengan title seorang putri kesultanan, Jasmine mempunyai ruang lebih besar untuk menyampaikan pendapatnya. Dan ayah Jasmine atau The Sultan digambarkan tidak diktator.

Di film Aladdin (1992), Jasmine dan Aladdin saling membantu untuk bisa menyelamatkan satu sama lain. Jasmine sedikit memiliki penggambaran karakter femme fatale tradisional. Dimana perempuan dengan paras memesona yang melawan musuh dengan kecantikan dan akalnya.

Penggambaran femme fatale itu terlihat ketika Jasmine berusaha menggoda Jafar dengan menciumnya. Hal itu ia lakukan agar Aladdin bisa kembali mencuri lampu ajaib.

Rapunzel – film Tangled (2010)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Pngitem.com/Tijana/)

Jika menilik premisnya, Rapunzel diselamatkan oleh Eugene dari menara tempat ia tinggal. Tapi melalui film Tangled (2010), Rapunzel digambarkan bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sebenarnya ia bisa dengan mudah pergi keluar menara. Sayangnya, Rapunzel dimanipulasi oleh penyihir jahat yang mengaku sebagai ibunya

Rapunzel cocok dikategorikan sebagai princess of adventurous, rebellious, and lover. Rapunzel dan Eugene saling membantu di sepanjang petualangan mereka. Di sisi lain, Rapunzel memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, gemar bertualang, dan pemberani.

Sama seperti Snow White, Cinderella, dan Aurora, ia dipaksa untuk berada di ranah domestik. Hal ini terjadi karena ia diculik oleh penyihir jahat. Setelah film Tangled (2010), Rapunzel dinobatkan menjadi putri kerajaan dan bebas berada di ranah publik.

Meski begitu, sama seperti princess generasi kedua lainnya, Rapunzel masih butuh pertolongan pangeran untuk mengiringi langkahnya. Sayangnya, princess generasi kedua digambarkan fokus mengejar kisah percintaan mereka dibandingkan kemakmuran rakyat mereka.

"Sosok pangeran ini hadir untuk memberikan romansa. Memberikan hal-hal yang menyenangkan bagi penonton," ujar Ade Kusuma.

3. Women Empowerment, but Still Early Age Married Era: Karakter princess lebih berdaya, tetapi mereka tetap memutuskan untuk menikah muda

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Di beberapa literatur, deretan princess di era Women Empowerment and Early Age Married masuk kategori Adventurous and Rebellious Princess. Sangat tidak adil jika sisi lain deretan princess di bawah ini tidak dikulik dengan sudut pandang berbeda.

Meski memiliki beberapa kesamaan, Mulan, Pocahontas, Tiana, dan Anna masuk kategori Women Empowerment. Mereka adalah sosok princess yang sudah berdaya. Meski menerima beberapa ketidaksetaraan, mereka tetap bisa mempertahankan keberdayaan tersebut.

Tentu saja, title Early Age Married masih cocok disematkan kepada mereka. Sebagai princess yang rata-rata berusia di bawah 20 tahun, mereka memutuskan untuk menikah muda.

Pocahontas – film Pocahontas (1995)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (dok. Kindpng)

Pocahontas adalah Disney Princess pertama yang memiliki warna kulit cokelat. Ia juga memiliki penggambaran yang jauh berbeda dengan princess terdahulunya.

Sebagai putri dari Wahunsenaca, kepala suku Powhatan, Pocahontas hidup di alam liar yang penuh dengan hutan. Maka tidak mengherankan jika Pocahontas digambarkan mandiri, punya jiwa bertualang, dan pemberani.

Uniknya, meski tidak berpakaian selayaknya Disney Princess dengan gaun, Pocahontas justru terlihat anggun. Pocahontas digambarkan sebagai putri kepala suku yang bekerja di ranah publik. Bahkan di film Pocahontas II: Journey to a New World (1998), Pocahontas mewakili sukunya untuk melakukan perundingan dengan raja Inggris.

Sang ayah tidak mengharuskan Pocahontas untuk selalu berada di rumah bahkan desa. Hal itu yang membuat Pocahontas bertemu dengan John Smith, pemuda dari Inggris.

Di film ini, Pocahontas digambarkan sebagai putri yang tidak menerima kemalangan. Ia justru harus menolong John Smith yang akan dihukum oleh sukunya.

Ketika John Smith terluka karena menolong ayah Pocahontas, ia dihadapkan dengan dua pilihan. Tetap berada di desa dan memimpin sukunya, atau ikut orang yang ia cintai ke Inggris.

Secara mengejutkan, Pocahontas menjadi Disney Princess pertama yang justru memilih rakyatnya dibandingkan orang yang dicintai. Tapi jika melihat film keduanya, Pocahontas justru pergi ke Inggris dan memulai petualangan baru dengan John Rolfie.

Mulan – film Mulan (1998)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (dok. Seekpng)

Disney kembali mendobrak stereotip perempuan yang mereka suguhkan. Hadirnya sosok Mulan membawa angin segar bagi karakter Disney Princess.

Mulan bukanlah putri raja yang tinggal di sebuah istana. Ia hanya seorang anak perempuan yang ingin menggantikan posisi ayahnya untuk pergi berperang.

Sama seperti karakter Ariel yang insecure, Mulan juga merasakan hal tersebut. Ia merasa berbeda dengan perempuan lain. Di usia 16 tahun, Mulan seharusnya sudah memiliki calon suami untuk dinikahi.

Mulan digambarkan sebagai perempuan yang pemberani, pantang menyerah, rela berkorban, dan sedikit keras kepala. Karakternya yang mendobrak stereotip perempuan China saat itu dianggap tabu oleh masyarakat.

Di lain sisi, justru kontribusi Mulan dalam kemiliteran patut diacungi jempol. Ia menjadi Disney Princess pertama yang memiliki keahlian bela diri hingga menunggangi kuda, bahkan berperang melindungi negaranya.

Dalam filmnya, Mulan dikisahkan memiliki percikan asmara dengan Kapten Shing. Meski begitu, ending dari cerita ini sama seperti Pocahontas. Sang Princess tidak harus menikah di akhir cerita.

Tapi kisah Mulan tidak berhenti di film pertama. Di film Mulan II (2004), penonton akan disuguhkan dengan usaha Mulan dan Shing untuk bisa hidup bahagia hingga menikah.

"Menikah di usia belasan tahun memang dongengnya seperti itu. Disesuaikan dengan culture yang terjadi saat itu. Bahwa perempuan menikah di usia belasan, 17 sampai 18 itu sudah biasa," jelas Aulia Rahmawati.

Tiana – film The Princess and The Frog (2009)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Kindpng/Kishan Upadhyay/)

Kisah Tiana menjadi premis baru Disney suguhkan. Tiana diceritakan ingin mempunyai restauran sendiri untuk mewujudkan impian ayahnya yang sudah meninggal.

Aulia Rahmawati menambahkan, "Yang agak groundbreaking ketika, Disney membuat The Princess and The Frog Tiana. Karena Princess Tiana ini adalah yang berkulit hitam. Princess Afrika-Amerika untuk pertama kalinya yang Disney dibuat."

Tiana digambarkan sebagai perempuan pekerja keras, rajin, dan pantang menyerah. Bahkan ia melakukan beberapa pekerjaan di ranah publik untuk bisa mewujudkan impiannya.

Sayangnya, di film ini Tiana ditakdirkan untuk menolong Pangeran Naveen yang berubah menjadi kodok. Karena mencium sang pangeran, Tiana ikut berubah menjadi kodok. Setelah itu, petualangan keduanya dimulai.

Pada babak awal film The Princess and The Frog (2009), penggambaran Tiana sangat apik. Seorang perempuan, apalagi keturunan Afrika-Amerika bertahan hidup dengan berkerja keras. Meski bukan dari kalangan orang kaya, Tiana bukan tipe perempuan tertindas.

Jika melihat dari bagaimana Tiana menolong pangeran dan akhirnya mereka menikah. Tiana tentu cocok dikategorikan sebagai putri di era Adventurous, Rebellious, and Lover. Tapi menilai bagaimana cara dia bekerja keras untuk membangun sebuah restoran bisa dikategorikan sebagai princess of Women Empowerment, but Still Early Age Married.

Meski bukan menolong rakyatnya, karena memang ia bukan seorang putri pada awalnya. Tiana tidak hanya memikirkan tentang kehidupan percintaannya dengan Pangeran Naveen. Justru dia dan Pangeran Naveen bekerja sama untuk membuat sebuah restoran.

Anna – film Frozen (2013)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Kindpng/Sombra Skull/)

Jika menilik film Frozen (2013), Anna memang sangat cocok disandingkan dengan princess di era Adventurous, Rebellious, and Lover lainnya. Terlebih lagi ketika pada akhirnya ia butuh pertolongan orang lain untuk menyelamatkan hidupnya.

Anna digambarkan memiliki karakter yang ceria, suka bertualang, pemberani, dan baik hati. Sayangnya, ia terlalu lugu sehingga jatuh ke dalam perangkap Pangeran Hans yang hanya ingin merebut takhta Arendelle.

Karakter Anna digambarkan seperti Putri Jasmine yang butuh sosok Aladdin di dalam petualangannya. Hadirnya film Frozen II (2019) membuat karakter Anna lebih berkembang. Ia tidak lagi cocok masuk dalam princess kategori kedua.

Ia bisa mengambil keputusan dengan bijak untuk menyelamatkan Arendelle dan rakyat Hutan Ajaib. Meski ia tetap membutuhkan Kristoff di sisinya. Walaupun ia tidak jago berkelahi seperti Mulan, ia sangat mumpuni untuk menjadi ratu di Arendelle menggantikan Elsa.

Satu kesamaan para princess generasi kedua, tanpa sadar mereka cukup ‘egois’ dan hanya mementingkan kisah cinta mereka yang happily ever after. Sedangkan Anna tidak melakukan itu. Seperti Mulan dan Pocahontas, kisah cinta dan mempertahankan rakyat adalah setara hukumnya.

4. Independent Women and Women Supporting Women Era: Sosok Independent Women jadi identitas baru para Disney Princess

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Disney Princess di era ini memiliki interpretasi yang berbeda dari pendahulunya. Selain sebagai Independent Women, mereka digambarkan sebagai seorang putri muda yang sadar jika usia mereka masih terlalu dini untuk menikah.

Tujuan deretan Disney Princess di era ini cenderung menyejahterakan rakyat dan kerajaannya. Meski setiap orang ditakdirkan memiliki pasangan, deretan princess ini menggambarkan anak muda yang masih ingin berkembang, bukan menikah.

"Kalau dilihat dari film Disney Princess yang lebih kontemporer, mereka sudah mulai memasukkan unsur lain. Mereka sendiri juga sudah mulai dikritik oleh feminis gelombang kedua terutama tahun 70-an," jelas Aulia Rahmawati.

Merida – film Brave (2012)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Pngitem.com/Arkhitektura/)

Merida digambarkan sebagai princess pertama yang menolak untuk menikah di usia muda. Seperti halnya Jasmine yang dijadikan ‘piala’ oleh para pangeran, Merida juga diperebutkan oleh anak-anak kepala suku.

Sebagai seorang perempuan, Merida menganggap jika dirinya bisa memilih apa yang ia inginkan. Terlebih lagi dengan kemampuan memanah, menunggangi kuda, dan berpedang yang ia miliki.

Film Brave (2012) menyuguhkan bagaimana seorang ibu yang ingin putrinya tampil selalu anggun dan menjadi ratu atau pendamping raja di kemudian hari. Sedangkan dengan segala sifat dan kemampuan Merida, ia sangat mumpuni untuk memimpin rakyatnya tanpa embel-embel sebagai ratu dari seorang raja.

Sebagai anak berusia 16 tahun, Merida digambarkan cukup impulsif dan keras kepala. Karena rasa kesalnya, Merida membuat sang ibu menjadi beruang. Meski begitu, Merida berani mengakui kesalahan dan berusaha untuk mengembalikan kondisi sang ibu.

Sama seperti Pocahontas, Merida digambarkan sebagai sosok princess yang bisa mempersatukan segala perbedaan melalui pendapatnya. Di dalam film ini, Merida mewakili penggambaran perempuan yang tidak harus selalu tampil dengan gaun indah, berjalan anggun, dan bersikap lemah lembut.

Elsa – film Frozen (2013)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (VHV.RS/Brent Wallace/)

Tanpa penonton sadari, terkadang film Disney Princess menghadirkan beberapa karakter yang mempunyai rasa insecure. Hal tersebut paling terlihat di karakter Elsa. Insecurity berasal dari rasa perbedaan yang dimiliki seseorang.

Di film Frozen (2013), Elsa harus mengurung dirinya di istana es agar tidak membahayakan istana dan rakyatnya. Sebagai seorang putri, Elsa tidak percaya diri akan kekuatannya. Ia merasa jika kekuatannya membawa petaka

Keyakinan itu juga tidak lepas dari bagaimana kedua orang tua Elsa memperlakukannya saat kecil. Ketika Elsa tanpa sengaja melukai Anna, aksesnya dari dunia luar ditutup rapat.

Meski memiliki perbedaan, tentu saja Elsa memiliki potensi yang luar biasa. Isu yang Elsa rasakan sama dengan Ariel dan Mulan. Kesamaan dari tiga karakter tersebut adalah mereka memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan orang lain.

Elsa tidak membutuhkan karakter pangeran untuk membantunya. "Ada apa dengan perawan tua atau perempuan yang lajang atau status janda? Itu kok dibuat sebagai tokoh antagonis bahwa perempuan-perempuan yang tidak terikat dalam status pernikahan digambarkan sebegitu buruknya," ujar Aulia terkait penggambaran perempuan lajang di era klasik Disney Princess.

Film Frozen (2013) dan Frozen II (2019) adalah salah satu contoh Women Supporting Women. Setiap perempuan saling membantu untuk bisa berkembang.

Meski Anna memiliki penggambaran Disney Princess generasi ketiga, ia termasuk Independent Women. Bedanya, ia termasuk dalam deretan princess yang tidak masalah untuk menikah di usia muda.

Setelah Elsa berdamai dengan dirinya di Frozen II (2019), Disney menghadirkan sosok Elsa yang lebih elegan. Secara tidak langsung Disney menjelaskan jika rasa percaya diri membuat seseorang terlihat lebih memesona di mata orang lain.

Moana – film Moana (2016)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Tumblr.com/Disney Princess: Artworks/)

Secara penampilan, karakter Moana tidak jauh berbeda dengan Pocahontas. Latar belakang keduanya juga serupa, yaitu putri dari kepala suku.

Moana digambarkan menjadi salah putri yang tidak memiliki love line di dalam petualangannya. Sebagai calon kepala suku, Moana tidak dipaksa untuk menikah terlebih dahulu.

Putri keturunan pelaut ini memiliki sifat yang pemberani, gemar bertualang, punya jiwa kepemimpinan, dan baik hati. Sebagai anak berusia 14 tahun, Moana digambarkan sangat inspiratif. Meski ada sisi impulsif di dirinya.

Moana menjadi salah satu princess yang minim menghadapi isu tentang subordinasi perempuan. Moana tidak seperti Merida yang harus menjadi ratu, ‘pasangan dari raja’. Ia juga tidak seperti Pocahontas yang kemampuannya diremehkan sebagai perempuan oleh bangsa London.

Moana juga tidak seperti Elsa yang memiliki rasa insecure. Meski Maui sempat tidak ingin bekerja sama dengan Moana, serta tidak yakin Moana bisa menjadi pelaut. Itu bukan karena Moana adalah perempuan. Itu karena Maui menganggap jika dirinya dewa yang perkasa, sedangkan Moana hanya anak berusia 14 tahun.

Raya – film Raya and The Last Dragon (2021)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Pinterest.com/Nicole Castro/)

Raya menjadi putri selanjutnya yang berasal dari Asia. Sama seperti Moana, Raya tidak masuk dalam jajaran princess di website resmi Disney. Dengan mengangkat berbagai kekayaan alam Asia Tenggara, Raya layak disandingkan dengan deretan princess di atas.

Raya melanjutkan perjalanan para princess generasi keempat. Ia digambarkan sebagai putri kepala suku Jantung di Kumandra (negeri fiksi). Ia dilatih untuk menjadi penjaga batu permata naga.

Sama seperti Moana, ia tidak digambarkan harus menikahi seorang pangeran atau pendekar tangguh untuk bisa memimpin sukunya. Raya digambarkan sebagai anak yang baik hati, pemberani, dan berbakti kepada orang tuanya.

Raya direpresentasikan sebagai putri yang kuat, dengan kemampuan bela diri, ahli strategi, dan jiwa kepemimpinan yang kuat. Sayangnya, Raya memiliki krisis kepercayaan karena Namaari, sahabat sekaligus musuhnya di film Raya and The Last Dragon (2021).

Film Raya and The Last Dragon (2021) sekali lagi menyuguhkan bagaimana Women Supporting Women tidak bekerja. Alih-alih berkembang dengan cara yang baik, Raya dan Namaari justru saling menjatuhkan untuk bisa mengembalikan kesejahteraan rakyat masing-masing. Beruntungnya, Women Supporting Women menjadi kunci agar Raya dan Namaari bisa menyelamatkan Kumandra.

Namaari – film Raya and The Last Dragon (2021)

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Pinterest.com/Mario/)

Secara garis besar, sosok Namaari tidak jauh berbeda dengan Raya. Namaari adalah putri dari negeri Taring di Kumandra. Sebagai seorang putri, ia akan menggantikan posisi sang ibu menjadi kepala suku.

Namaari juga tidak didefinisikan untuk menjadi pendamping laki-laki agar bisa memimpin sukunya. Sama seperti Raya, ia jago bela diri, mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, dan selalu ingin yang terbaik untuk negerinya.

Sayangnya, Namaari memilki sifat licik karena dibesarkan dengan cara yang berbeda dari Raya. Hal ini pula yang menyebabkan kemalangan kembali menimpa Kumandra.

Jika melihat petualangannya di film Raya and The Last Dragon (2021), Namaari hanya ingin dipercaya oleh orang lain. Ketika ia mendapat kepercayaan tulus dari Sisu, Raya, dan yang lainnya, Namaari menjadi salah satu ujung tombak untuk menyelamatkan Kumandra.

Baca Juga: 10 Fakta Film Cinderella 2021 ‘Beda’ dengan Cinderella Lain

5. Standar kecantikan Disney Princess tradisional Eropa-sentris

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aditya Pratama)

Disney Princess menjadi salah satu tayangan yang digemari anak-anak, khususnya perempuan. Melihat sosok memesona Disney Princess, tak sedikit anak-anak yang ingin tampil sempurna. Secara tidak langsung, Disney menyuguhkan standar kecantikan yang general pada masanya.

Maka tidak mengherankan jika kulit putih, tubuh langsing, tinggi semampai, mata besar, dan bibir merah alami jadi standar kecantikan yang paling digemari.

Ade Kusuma mengatakan, "Kita gak bisa lupa kalau media massa punya kepentingan dan juga harus memiliki nilai jual dari tokoh yang mau ditampilkan."

Disney Princess yang lekat dengan standar kecantikan tradisional

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Snow White digambarkan berkulit putih pink undertone, mata besar berwarna cokelat, bibir semerah bunga mawar, dan berbadan langsing. Standar kecantikan serupa juga mengiringi langkah Cinderella, Aurora, dan Belle.

Perbedaannya hanya dari warna mata, warna rambut, dan panjang rambut. Standar kecantikan perempuan Eropa ini sempat digeneralisasikan.

"Walt Disney masih mengkonstruksi ulang bagaimana konsep mengenai standar kecantikan perempuan. Sosok perempuan yang ideal layaknya seorang princess belum tergantikan oleh Snow White, Cinderella, dan Aurora," ujar Ade Kusuma.

Banyak perempuan di belahan dunia lain yang ingin tampil memesona sesuai dengan standar kecantikan tersebut. Maka tidak mengherankan ketika deretan aktris asal Korea Selatan yang memiliki standar kecantikan serupa dianggap sangat memesona.

Sejak tahun 1937 hingga 1991, Disney Princess menyuguhkan karakter putri berkulit putih yang berasal dari Eropa. Meski warna kulit Ariel sedikit gelap, masih dapat dikategorikan berkulit putih dengan warm undertone.

Disney Princess berasal dari Eropa-sentris yang lepas dari standar kecantikan tradisional

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Disney mulai menghadirkan standart kecantikan beragam sejak kelahiran Jasmine, Pocahontas, Mulan, dan Tiana. Sayangnya penggambaran tersebut masih minoritas. Hal ini diperkuat dengan hadirnya karakter lain yang berasal dari Eropa, seperti Rapunzel, Elsa, Merida, dan Anna.

Sebagai seorang putri, Rapunzel hadir dengan penampilan yang cukup unik. Ia justru kerap tampil tanpa alas kaki dan identik dengan rambut panjang keemasannya.

"Rapunzel kemana-mana gak pakai sepatu, sementara di Cinderella sepatu adalah suatu hal yang sangat berharga," jelas Ade Kusuma.

Selain itu, Merida juga tampil dengan rambut berwarna merah yang identik. "Cerita tentang anak perempuan berambut merah, kemudian di pipinya ada bintik-bintik. Itu kan sering banget dijadikan obyek bullying untuk masyarakat barat sendiri," jelas Ade Kusuma.

"Baju juga, Merida kadang compang-camping gitu karena dia terlalu banyak tingkah," lanjutnya.

Jika melihat karakter Elsa dan Anna, mereka justru tampil bak barbie dengan standar kecantikan Eropa-sentris Disney Princess. Penampilan pinggang kecil dan tinggi semampai masih dimiliki oleh Elsa.

6. Pergeseran standar kecantikan Disney Princess

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Penampilan Disney Princess yang beragam tidak lepas dari standar kecantikan. Hanya saja, bukan lagi menganut standar kecantikan di Eropa, tetapi Disney mulai menyesuaikan dengan daerah asal para princess.

Meski sudah mengalami pergeseran standar kecantikan yang beragam, semua Disney Princess selalu digambarkan bertubuh langsing dan proporsional. Hanya warna kulit, warna rambut, warna mata, bentuk rambut, dan bentuk mata yang mengalami keberagaman standar kecantikan.

Perbedaan signifikan dari warna kulit

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Hadirnya Jasmine dalam film Aladdin (1992) membawa angin segar. Ia menjadi princess pertama yang memiliki warna kulit tidak putih. Meski dibandingkan dengan Pocahontas dan Tiana, warna kulit mereka lebih sawo matang bahkan gelap.

Meski memiliki kulit putih seperti deretan putri dari Eropa, Mulan memiliki penampilan yang berbeda. Matanya lebih kecil dengan rambut panjang lurus berwarna hitam legam.

Selain itu, ada juga Tiana dari The Princess and The Frog (2009) yang merupakan keturunan Afrika-Amerika. Meski memiliki warna kulit yang gelap, Tiana tetap terlihat memesona dengan mata besar, rambut keriting berwarna hitam, dan bibir tebal yang merah.

Jika berbicara soal penampilan, Pocahontas cukup unik. Meski tidak memakai gaun elegan seperti putri lainnya. Ia selalu menyuguhkan sisi anggun pada dirinya. Kulit sawo matang dipadukan dengan rambut lurus hitam, dan bibir tebal membuat penampilannya eksotis.

Disney Princess hadir selayaknya fisik manusia normal

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

"Saya paling suka Merida gitu ya. Karena untuk pertama kalinya princess digambarkan dalam tubuh perempuan yang normal," jelas Aulia Rahmawati mengomentari penampilan Merida.

Ia melanjutkan, "Untuk pertama kalinya seolah-olah perempuan digambarkan dalam fisik yang perempuan normal yang seperti ini. Sehingga film berjudul Brave itu banyak dipuji."

Tidak selalu menyuguhkan putri dengan rambut lurus, Disney menghadirkan tiga princess dengan rambut keriting. Moana, Merida, dan Tiana tampil memesona dengan model rambut yang berbeda.

Raya dan Namaari dari Raya and The Last Dragon (2021) menyuguhkan kecantikan khas orang Asia, khususnya Indonesia. Kuning langsat menjadi warna dasar kulit mereka. Selain itu, mata keduanya berwarna hitam legam.

Uniknya sosok Moana, Raya, dan Namaari justru digambarkan sebagai perempuan yang memiliki otot lengan bahkan kaki. Penggambaran ini mengikuti standar kecantikan yang mulai universal di masyarakat.

Di beberapa film Disney Princess kontemporer, kecantikan para putri seakan-akan tidak menjadi suatu hal utama. "Fokus utamanya adalah mereka melakukan sesuatu untuk menyelamatkan wilayahnya, negerinya, dan masyarakatnya," jelas Ade Kusuma.

7. Kerajaan megah representasi mayoritas kehidupan Disney Princess di Benua Eropa

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke Masa

Eropa menjadi benua yang melahirkan cukup banyak Disney Princess. Sejak tahun 1937 hingga 1991, Disney sudah melahirkan lima princess yang berasal dari Eropa, yaitu Snow White, Cinderella, Aurora, Ariel, dan Belle.

Satu kesamaan yang terlihat jelas dari deretan princess yang berasal dari Eropa, mereka cenderung digambarkan anggun. Ia ditakdirkan untuk menjadi putri hingga ratu dari kerajaan yang elegan.

Meski ada perbedaan dengan Merida dari film Brave (2012). Merida cukup sulit tampil anggun seperti putri lainnya karena berasal dari kerajaan yang masih di kelilingi hutan lebat. Merida sempat terlibat konflik dengan ibunya, sang ratu yang ingin jika putrinya selalu tampil anggun selayaknya putri lainnya.

Keanggunan itu juga melekat pada Elsa, meski ditakdirkan untuk menjadi penjaga Hutan Ajaib. Ia tetap tampil anggun nan elegan dengan gaun yang berkilau.

"Disney Princess selain ingin melanggengkan kisah-kisah yang sudah ada. Dia juga ingin mencoba memperluas khalayaknya, penontonnya," jelas Ade Kusuma tentang penggambaran Eropa-sentris para princess.

8. Disney Princess dari Benua Amerika hidup di suku yang masih tradisional

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

Hanya melihat penampilan luar, Pocahontas dan Moana sudah terlihat berbeda. Alih-alih tinggal di istana megah, Pocahontas dan Moana justru tinggal di tengah hutan hingga pulau.

Mereka ditakdirkan untuk memimpin suku yang masih tradisional. Pocahontas berasal dari Virginia, sedangkan Moana berasal dari Hawai. Maka tidak mengherankan jika penonton tidak akan menemukan istana megah untuk mereka pimpin.

"Karena kalau misalnya kita ngambil background-nya di Asia. Kemudian masih menggunakan karakter yang mereka dari kerajaan gitu. Justru itu akan mengancam karakter Disney Princess yang sudah ada sebelumnya," ujar Ade Kusuma.  

Penggambaran tersebut tentu disesuaikan dengan daerah asal, serta jalan cerita dari Pocahontas dan Moana. Dengan hadirnya Pocahontas dan Moana, Disney berusaha menyuguhkan interpretasi putri yang berbeda.

Seorang perempuan bisa disebut sebagai putri tidak hanya karena mereka tinggal di sebuah kerajaan megah. Bahkan Pocahontas dan Moana tetap bisa dikatakan sebagai putri. Karena mereka anak dari kepala suku dan nantinya akan menjadi pemimpin.

9. Nihilnya kisah Disney Princess asli Benua Afrika

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (Kindpng/Kishan Upadhyay/)

Meski Tiana dikisahkan tinggal di Amerika, lebih tepatnya Lousiana, New Orleans. Ia digambarkan sebagai keturunan Afrika.

Tiana digambarkan sebagai perempuan berkulit hitam yang tidak kaya. Sayangnya, deretan orang kaya hingga keluarga kerajaan di film The Princess and The Frog (2009) berkulit putih. Ini menegaskan jika saat itu sangat sulit bagi orang berkulit hitam untuk diakui.

Meski begitu, Tiana termasuk kategori Women Empowerment. Ia tidak lemah, Tiana berusaha untuk mewujudkan impiannya dengan bekerja keras.

Dengan hadirnya Tiana, seharusnya Disney bisa menghadirkan princess yang berdasarkan dongeng asli Benua Afrika. "Benua Afrika bukan Princess Tiana. Tapi yang betul-betul legenda dari legenda putri-putrian yang dilahirkan asli dari dongeng masyarakat Afrika," sanggah Aulia Rahmawati.

10. Mulai ke-Timuran, Benua Asia lahirkan empat Disney Princess role model

[INFOGRAFIS] Representasi Karakter Disney Princess dari Masa ke MasaRepresentasi Disney Princess (IDN Times/Aulia Supintou)

"Disney mulai berusaha memperluas cakrawala. Jadi kalau film-film sebelumnya sangat kulit putih, rambutnya pirang, princess-nya tinggi semampai, kecantikannya sangat eurosentris," ucap Aulia Rahmawati.

Ade Kusuma juga mengatakan, "Masuk ke Mulan, sosok putih itu masih ada. Tapi dia (Disney) sudah berupaya membawa ras baru nih, Asia. Membawa gambar perempuan-perempuan Asia."

Pada awalnya hanya Jasmine dan Mulan, princess yang berasal dari Asia. Jasmine berasal dari Iran. Sedangkan Mulan dari Tiongkok.

Setelah kehadiran mereka, Disney tidak melahirkan princess lain yang berasal dari Asia. Hal ini menunjukkan jika Disney masih Eropa sentris. Mayoritas princess berasal dari Eropa dan Amerika.

Di tahun 2021, Disney merilis Raya and The Last Dragon (2021). Film ini menyuguhkan dua karakter putri bernama Raya dan Namaari yang memiliki standar kecantikan orang Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Meski dengan kehadiran mereka, princess yang berasal dari Asia masih menjadi minoritas. Bahkan di website resmi Disney, Raya dan Namaari tidak termasuk dalam jajaran Disney Princess mereka.

Itu dia ulasan tentang representasi karakter Disney Princess dari masa ke masa. Kalau diamati, memang karakter Disney Princess mulai mengalami pergeseran dan menyuguhkan keberagaman. Jadi, siapa Disney Princess favoritmu?

Baca Juga: 5 Fakta Seru Eva Celia Jadi Namaari di Raya and The Last Dragon

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya