Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Episode Serial Antologi Serupa Eulogy Black Mirror, Menyentuh!

adegan dalam episode "Eulogy" serial Black Mirror. (dok. Netflix/Black Mirror)
adegan dalam episode "Eulogy" serial Black Mirror. (dok. Netflix/Black Mirror)

Penantian para penggemar Black Mirror akhirnya terbayar tuntas dengan dirilisnya musim ketujuh di Netflix pada 10 April lalu. Kehadiran musim baru serial antologi yang dikenal jago memotret sisi gelap teknologi ini sontak memicu diskusi di media sosial tentang episode mana yang paling meninggalkan kesan mendalam. Di antara deretan cerita baru yang disajikan, episode bertajuk "Eulogy" muncul sebagai salah satu yang paling banyak diperbincangkan dan mendapat pujian dari kritikus dan penonton.

"Eulogy" sendiri mengikuti Phillip (Paul Giamatti), pria paruh baya yang diminta membuat pidato perpisahan untuk mantan kekasihnya dengan bantuan teknologi yang bisa mengakses ulang kenangan lama lewat foto. Di balik kesan futuristiknya, episode ini menyimpan cerita haru tentang penyesalan dan upaya menebus masa lalu. Performa emosional Giamatti dan penulisan naskah yang apik membuat banyak orang sepakat kalau "Eulogy" adalah episode Black Mirror terbaik dalam beberapa tahun terakhir.

Jika "Eulogy" berhasil mengena di hatimu dan membuatmu merenung, jangan khawatir karena masih ada banyak kisah lain dengan nuansa serupa yang patut kamu telusuri. Penulis telah mengurasi enam episode dari berbagai serial antologi yang menawarkan pengalaman menonton yang tak kalah reflektif dan membekas. Jangan lupa siapkan tisu saat menontonnya, ya!

1. The Commuter — Electric Dreams (2017–2018)

adegan dalam episode "The Commuter" serial Electric Dreams. (dok. Amazon Prime Video/Electric Dreams)
adegan dalam episode "The Commuter" serial Electric Dreams. (dok. Amazon Prime Video/Electric Dreams)

Electric Dreams adalah serial antologi fiksi ilmiah yang diangkat dari kumpulan cerita pendek legendaris karya Philip K. Dick. Tayang selama satu musim di Channel 4 dan Amazon Prime Video, tiap episodenya menghadirkan kisah mind-bending yang dibalut nuansa filosofis. Salah satu episode yang paling membekas dan punya resonansi emosional yang kuat adalah "The Commuter".

Episode ini berfokus pada Ed Jacobson (Timothy Spall), petugas stasiun kereta yang hidupnya penuh tekanan karena harus merawat anak laki-lakinya yang bermasalah. Hidup Ed berubah ketika ia bertemu wanita misterius yang ingin membeli tiket ke kota yang tidak ada dalam peta, Macon Heights. Dari sanalah, Ed menemukan jalan menuju realitas alternatif yang bebas dari beban hidup, termasuk anaknya.

Seperti "Eulogy" di Black Mirror, "The Commuter" juga menggunakan konsep fiksi ilmiahnya sebagai jembatan untuk mengeksplorasi tiga tema besar, yaitu cinta, penyesalan, dan penerimaan. Episode ini melempar pertanyaan mendalam kepada penonton. Apakah kebahagiaan sejati bisa ditemukan dengan lari dari kenyataan, atau justru dalam menghadapi segala pahit manisnya hidup?

2. The Drowned Giant — Love, Death & Robots (2019–sekarang)

adegan dalam episode "The Drowned Giant" serial Love, Death and Robots. (dok. Netflix/Love, Death and Robots)
adegan dalam episode "The Drowned Giant" serial Love, Death and Robots. (dok. Netflix/Love, Death and Robots)

Jika kamu kagum dengan nuansa melankolis dalam "Eulogy" di Black Mirror, maka kamu wajib menonton episode "The Drowned Giant" dari Love, Death & Robots. Serial antologi animasi ini sendiri diproduksi oleh sineas peraih tiga nominasi Oscar, David Fincher. Selain menyuguhkan animasi dengan gaya yang bervariasi di setiap episodenya, Love, Death & Robots juga kerap menyisipkan pertanyaan tentang moralitas manusia.

Dalam "The Drowned Giant", seorang ilmuwan bernama Steven menjadi saksi ketika sesosok raksasa telanjang ditemukan terdampar di pantai. Awalnya, masyarakat memandangnya dengan penuh rasa takjub, seolah sedang menyaksikan keajaiban dunia. Namun seiring waktu, rasa kagum itu berganti menjadi sikap eksploitasi, vandalisme, dan akhirnya pengabaian total.

Episode yang berdurasi 13 menit ini dikemas bak puisi visual yang muram. Di balik sinematografinya yang cantik, "The Drowned Giant" menyimpan kritik tajam terhadap sisi kelam kemanusiaan. Ia menyampaikan pesan menyayat hati tentang kefanaan, makna yang hilang, dan bagaimana manusia bisa begitu mudah melupakan sesuatu yang dulu dianggap luar biasa.

3. The 12 Days of Christine — Inside No. 9 (2014–2024)

adegan dalam episode "The 12 Days of Christine" serial Inside No. 9. (dok. BBC Two/Inside No. 9)
adegan dalam episode "The 12 Days of Christine" serial Inside No. 9. (dok. BBC Two/Inside No. 9)

Meski tak sepopuler Black Mirror, Inside No. 9 adalah permata tersembunyi yang pantang untuk dilewatkan. Serial antologi asal Inggris ini diciptakan oleh Reece Shearsmith dan Steve Pemberton, duo genius yang dikenal lewat karya horor dan komedi gelapnya. Layaknya serial antologi kebanyakan, setiap episode Inside No. 9 berdiri sendiri, tapi semuanya terhubung oleh satu elemen: lokasi yang diberi nomor sembilan.

Salah satu episode terbaiknya berjudul "The 12 Days of Christine". Episode ini mengikuti perjalanan hidup seorang wanita bernama Christine (Sheridan Smith) melalui 12 hari penting dalam hidupnya. Awalnya tampak seperti potongan kehidupan biasa—mulai dari pesta tahun baru hingga ulang tahun ke-30—tapi perlahan tersingkap plot twist yang membungkus segalanya.

Kalau kamu menyukai "Eulogy" karena tema nostalgia, kehilangan, dan refleksi diri, maka "The 12 Days of Christine" adalah tontonan yang wajib masuk daftar. Sama-sama mengangkat kesedihan personal lewat pendekatan yang unik, episode ini membuktikan bahwa teknologi bukan satu-satunya jalan untuk menciptakan cerita sci-fi yang mengena. Kadang, hal paling futuristik adalah memahami bagaimana otak dan hati manusia bekerja.

4. Walking Distance — The Twilight Zone (1959–1964)

adegan dalam episode "Walking Distance" serial The Twilight Zone. (dok. CBS/The Twilight Zone)
adegan dalam episode "Walking Distance" serial The Twilight Zone. (dok. CBS/The Twilight Zone)

Rasanya tak lengkap jika belum memasukkan salah satu episode dari serial yang kerap disebut sebagai nenek moyang dari serial antologi ke dalam daftar ini. Sebagai pelopor, The Twilight Zone telah menginspirasi banyak tayangan antologi lainnya, termasuk Black Mirror, dan tetap menjadi tontonan wajib bagi para penggemar genre ini hingga kini. Diciptakan oleh Rod Serling, setiap episodenya kaya akan pesan moral, kritik sosial, dan, terkadang, twist yang bikin penonton geleng-geleng kepala.

Namun, berbeda dari episode The Twilight Zone lainnya yang kerap mengandalkan elemen-elemen tersebut, salah satu episodenya, "Walking Distance", justru menonjol berkat kekuatan emosional dan nostalgia, mirip dengan "Eulogy". Kisahnya mengikuti Martin Sloan, pebisnis yang tiba-tiba kembali ke kota masa kecilnya di era ketika ia masih anak-anak. Alih-alih misteri atau horor, episode ini fokus pada perjalanan Sloan menghadapi masa lalunya yang damai dan kerinduannya akan kesederhanaan yang hilang. Dijamin bikin mata berkaca-kaca!

5. Echo Sphere — Tales from the Loop (2020)

adegan dalam episode "Echo Sphere " serial Tales from the Loop. (dok. Amazon Prime Video/Tales from the Loop)
adegan dalam episode "Echo Sphere " serial Tales from the Loop. (dok. Amazon Prime Video/Tales from the Loop)

Selain Electric Dreams dengan "The Commuter", serial antologi Amazon Prime Video yang juga punya episode dengan nuansa reflektif mirip "Eulogy" dari Black Mirror adalah Tales from the Loop. Serial ini mengambil latar belakang sebuah kota kecil yang berada di atas fasilitas penelitian misterius bernama The Loop. Menariknya, serial ini tak tertarik menjadi sajian aksi yang penuh efek visual, melainkan tontonan fiksi ilmiah yang lebih dekat ke arthouse.

Salah satu cerita yang paling relevan dengan tema "Eulogy" adalah "Echo Sphere". Episode ini berpusat pada seorang bocah bernama Cole (Duncan Joiner) dan kakeknya, Russ (Jonathan Pryce), yang juga direktur The Loop, yang tengah bergulat dengan vonis kesehatan dari dokter. Di sini, diperkenalkan sebuah bola logam besar yang bisa mengungkapkan sisa waktu hidup seseorang melalui pantulan suaranya.

Disutradarai oleh Andrew Stanton (Finding Nemo, WALL-E), "Echo Sphere" memakai bola gema tersebut sebagai katalis bagi perjalanan hidup karakternya. Episode ini menyorot sisi manusia yang paling mendasar: ketakutan akan kehilangan dan penyesalan yang belum sempat disampaikan. Di sisi lain, penonton juga diajak mengikuti momen-momen kecil sarat makna antara kakek dan cucu dalam nuansa yang sendu dan kontemplatif.

6. I Knew You Weren't Dead — Room 104 (2017–2020)

adegan dalam episode "I Knew You Weren’t Dead" serial Room 104. (dok. HBO/Room 104)
adegan dalam episode "I Knew You Weren’t Dead" serial Room 104. (dok. HBO/Room 104)

Sebagai pelengkap daftar ini, ada satu episode dari serial Room 104 yang pantas disebut sebagai sepupu spiritual dari "Eulogy"-nya Black Mirror. Episode berjudul "I Knew You Weren’t Dead" ini menyuguhkan kisah Daniel (Jay Duplass), pria yang tenggelam dalam kehampaan setelah rumah tangganya di ambang kehancuran. Tiba-tiba, ia “dihampiri” Patrick (Will Tranfo), teman lamanya yang sudah tiada. Namun, alih-alih kisah hantu yang menyeramkan, pertemuan mereka berubah menjadi perjalanan spiritual yang menyentuh.

Buat kamu yang belum familier, Room 104 adalah serial antologi HBO garapan Duplass Brothers yang setiap episodenya berlatarkan satu kamar motel yang sama. Namun, jangan salah, walau tempatnya itu-itu saja, kisah yang disuguhkan sangat beragam, dari horor, drama keluarga, hingga fiksi ilmiah eksistensial. Wajib masuk watchlist-mu setelah Black Mirror, nih!

Nah, buat kamu yang masih terhanyut dengan refleksi mendalam ala "Eulogy", keenam episode dari berbagai serial antologi tadi bisa jadi pelipur lara sekaligus bahan perenungan baru. Jadi, episode mana, nih, yang paling bikin kamu penasaran untuk ditonton duluan? Jangan lupa cek juga episode-episode lainnya dari serial-serial antologi tadi untuk menemukan kisah-kisah tak kalah unik yang bakal bikin kamu makin betah binge-watching, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us