Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Film Holy Spider, Potret Kelam Misogini di Iran

Zar Amir Ebrahimi dalam film Holy Spider (instagram.com/profilepicturesdk)

Ada beberapa judul film paling mencolok tahun 2022 ini. Mulai dari jebolan festival sampai yang masuk kategori box office. Sebut sajaTriangle of Sadness, Decision to Leave, All Quiet on the Western Front, sampai yang terbaru Black Panther: Wakanda Forever. 

Salah satu yang juga menuai pujian adalah Holy Spider. Film jebolan Cannes Film Festival ini terinspirasi dari sebuah peristiwa kriminal nyata di Iran era awal 2000-an. Sosok pembunuh berantai tersebut akhirnya divonis mati pada 2002, sesuai dengan hukum yang berlaku di Iran untuk kasus pembunuhan. Seistimewa apa film Holy Spider? Berikut beberapa fakta menariknya.

1. Digarap Ali Abbasi, seorang Iran yang lama tinggal di Denmark

Ali Abassi (instagram.com/holyspidermovie)

Melansir European Film Awards, Ali Abbasi adalah seorang pria asli Iran yang meninggalkan negaranya untuk menempuh pendidikan tinggi di Stockholm, Swedia. Setelah meraih gelar Sarjana Arsitektur, ia kembali ke kampus untuk menekuni film di Denmark. 

Sejak saat itu, ia berdomisili secara permanen di negara Skandinavia tersebut. Sebelumnya, Abbasi pernah merilis Shelley (2016) dan Border (2018). Keduanya merupakan film dengan latar dan aktor-aktor Skandinavia. Holy Spider adalah film pertama Abbasi yang memfitur negara asalnya, Iran.

2. Terinspirasi kisah nyata sosok pembunuh berantai asal Iran, Saeed Hanaei

Mehdi Bajestani ketika memerankan Saeed Hanaei (instagram.com/profilepicturesdk)

Judul Holy Spider diambil dari Spider Killer, julukan untuk sosok pembunuh berantai yang melancarkan askinya di kota Mashhad, Iran. Ia adalah sosok nyata bernama Saeed Hanaei yang merupakan pria paruh baya, sudah menikah, dan punya tiga anak. 

Hanaei merupakan veteran perang Iran-Irak yang bekerja sebagai pekerja konstruksi. Sang pembunuh menyasar korbannya secara spesifik, yaitu pekerja seks komersial yang menurutnya melakukan dosa besar dan mencederai kesucian Iran, negara yang menganut ideologi teokrasi. Hanaei membunuh 16 korban sepanjang tahun 2000 dan 2001. Dalam Holy Spider, sosoknya diperankan aktor Mehdi Bajestani.

3. Ditulis dari sudut pandang seorang wartawan fiktif yang diperankan Zar Amir-Ebrahimi

adegan film Holy Spider (instagram.com/profilepicturesdk)

Menghindari kesan mengglorifikasi dan menjustifikasi tindakan menyimpang Saeed Hanaei, Ali Abbasi menulis naskah Holy Spider dari sudut pandang seorang wartawan fiktif yang dinamai Rahimi. Ia diperankan aktris Zar Amir-Ebrahimi yang aktif berakting sejak 2001. 

Pemilihan karakter fiktif ini menawarkan sudut pandang yang menarik. Rahimi yang seorang perempuan diceritakan mengalami berbagai hambatan ketika melakukan investigasi independen, tetapi juga bisa mengeksploitasi status gendernya untuk selangkah lebih dekat pada sosok pembunuh.

4. Memotret budaya misogini di Iran dari berbagai sisi

adegan film Holy Spider (instagram.com/profilepicturesdk)

Holy Spider kaya akan potret budaya misogini dan opresi terhadap perempuan di Iran. Merujuk tulisan Mahmoudi yang berjudul "Freedom and the Iranian Women’s Movement" dalam jurnal Contexts, pemerintah Iran memang memberlakukan banyak batasan dan aturan khusus untuk perempuan.

Salah satunya mewajibkan perempuan memakai kerudung di ruang publik Iran sejak Revolusi Islam tahun 1979. Termasuk perempuan dengan kewarganegaraan asing maupun memeluk agama selain Islam. 

Kebijakan opresif lainnya termasuk penghapusan keberadaan hakim perempuan dalam proses peradilan, pelarangan perempuan untuk menonton acara olahraga, hingga pembatasan izin bepergian tanpa persetujuan atau izin dari kerabat laki-laki. Hal ini bisa kita lihat jelas lewat perjalanan Rahimi dalam Holy Spider. 

Misogini juga terpampang nyata dari fakta bahwa Hanaei memiliki banyak suporter yang mendukungnya. Ketika dieksekusi mati, ia justru dianggap martir oleh sebagian orang. Ini dipotret pula lewat film dokumenter tentang kasus Hanaei yang berjudul And Along Came a Spider (2002) karya sutradara Maziar Bahari dan jurnalis Roya Karimi.

5. Tayang perdana di Cannes Film Festival dan rebut penghargaan Aktris Terbaik

Meski sudah pernah difilmkan dalam format dokumenter, Holy Spider adalah dramatisasi yang menarik dari kasus Spider Killer. Film ini berhasil memotret kengerian Hanaei lewat sudut pandang karakter fiktif yang diperankan Amir-Ebrahimi. 

Untuk kontribusinya dalam sinema ini, Amir Ebrahimi berhasil menyabet penghargaan Aktris Terbaik dalam Cannes Film Festival 2022. Sang aktris juga dapat nominasi yang sama dalam European Film Awards. Total Holy Spider meraup lima nominasi dalam European Film Awards termasuk Film Fitur Terbaik. Sebelumnya, ia juga dapat nominasi Palme d'Or di Cannes, tetapi kalah dari Triangle of Sadness.

 

Sejauh ini, Holy Spider baru dirilis untuk tayang di bioskop-bioskop di beberapa negara. Ia sudah dibeli hak distribusinya oleh MUBI. Silakan tunggu penayangan massalnya, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us