Fakta Pembuatan Film Pengepungan di Bukit Duri, Sampai Belasan Tahun

Jakarta, IDN Times - Setelah sukses dengan Siksa Kubur, Joko Anwar mengumumkan proyek film terbaru berjudul Pengepungan di Bukit Duri. Bisa dibilang, film ini membuatnya harus keluar dari zona nyaman. Dalam konferensi pers, sang sutradara mengaku membutuhkan waktu belasan tahun untuk menulis naskah film ini.
Diketahui, film Pengepungan di Bukit Duri akan menceritakan saat Indonesia memasuki situasi bergejolak pada tahun 2027. Nantinya, film ini akan menggambarkan kondisi masyarakat yang berada di ambang kehancuran, dipicu oleh diskriminasi dan kebencian rasial.
Berikut adalah proses pembuatan film Pengepungan di Bukit Duri yang membutuhkan waktu yang panjang. Berikut informasi selengkapnya!
1. Naskah film Pengepungan di Bukit Duri dibuat selama 17 tahun

Joko Anwar mengaku sudah menulis naskah film Pengepungan di Bukit Duri sejak tahun 2007 lalu. Setiap beberapa tahun sekali, Joko Anwar dan Tia Hasibuan, selaku produser, melakukan upgrade penulisan naskah agar semakin dekat dengan penonton.
Sang sutradara mengaku membutuhkan waktu untuk menggarap film ini. Joko Anwar menunggu cukup dewasa dan matang, agar dapat menyampaikan pesan anti kekerasan dalam Pengepungan di Bukti Duri.
"Saya merasa film ini butuh kematangan sebagai sineas. Saya menunggu selama 17 tahun menajamkan skenarionya dan saat ini sudah cukup dewasa membuat film ini. Karena saya merasa ada isu yang sangat penting di dalam film ini. Kalau salah bikin jatohnya gak sampai pesannya," tulis Joko Anwar dalam konferensi pers, pada Senin (21/10/2024).
2. Alasan mengambil tema anti kekerasan di kalangan remaja

Joko Anwar juga mempunyai alasan mengambil tema anti kekerasan dalam ruang lingkup khalangan remaja. Menurutnya, kehidupan anak remaja menjadi tolak ukur masa depan Indonesia.
"Umur belasan tahun ini kayak gelas kosong yang tergantung dari isinya apa. Akar dari masa depan Indonesia itu bagaimana perlakuan orang dewasa terhadap orang remaja mau jadi masa depan cerah atau masa depan suram," ungkapnya.
Ia juga menambahkan ingin membuat film yang memiliki kedekatan dengan masyarakat, sekaligus mempunyai pesan dan makna di dalamnya.
"Film ini dengan tema yang urgent sekali yang anti kekerasan. Saya percaya ada masalah di Indonesia itu kedekatan kita dengan kekerasan di kalangan masurakat. Alangkah baiknya di film ke 11 ini kalau misalnya memulai dari awal lagi secara dari tema penting dan relevan," tambah Joko.
3. Pencarian para pemain membutuhkan waktu sekitar empat bulan, yang paling sulit dalam proses pembuatan

Salah satu yang menjadi tantangan bagi Joko Anwar dan tim adalah pencarian para pemain film Pengepungan di Bukit Duri. Ia mengaku membutuhkan waktu hingga empat bulan lamanya.
"Terus terang kita mnecari pemain film ini prosesnya yang paling sulit selama karier saya karena karakternya sangat ber-layer dan banyak sekali yang dimuat dalam satu karakter. Kita mencari para pemain paling lama berbulan-bulan, beberapa kali hampir frutasi karena gak dapat," tutupnya.
Setelah perjalanan yang cukup panjang, film Pengepungan di Bukit Duri akan tayang di bioskop mulai 2025 mendatang. Bikin penasaran banget, nih!