Film 101: Mengenal Lebih Jauh 6 Sub Genre Horor dalam Film

Salah satu genre paling berpengaruh dalam industri film

Horror adalah salah satu genre paling diminati. Penggemarnya pun datang dari berbagai kalangan serta lintas generasi. Hal tersebut membuktikan bahwa genre horror mudah beradaptasi dengan pesatnya perkembangan jaman. Tidak heran jika banyak rumah produksi aktif merilis puluhan judul film horor setiap tahunnya.

Sudah eksis sejak pertama kali industri perfilman berkembang, horor memiliki subgenre yang tidak sedikit. Dari puluhan subgenre horror yang ada, pegiat film mengelompokkannya ke dalam 6 bagian. Tidak perlu khawatir, IDN Times akan mengajak kamu untuk membedahnya lebih jauh. Yuk, kita simak!

Baca Juga: Film 101: Mengenal Lebih Jauh Peran dan Aspek Protagonis Dalam Film

1. Psychological

Film 101: Mengenal Lebih Jauh 6 Sub Genre Horor dalam Filmcuplikan film Let the Right One In (dok. Canal+/Let the Right One In)

Kategori subgenre horror pertama ada psychological. Sesuai dengan namanya, psychological-horror berfokus pada keadaan mental seseorang. Pada umumnya karakter utama digambarkan memiliki mental yang tidak stabil atau secara emosional terganggu hingga berpotensi dapat menyakiti dirinya sendiri dan orang lain. Psychological-horror juga bermain dengan emosi penonton untuk menebar teror dan menciptakan atmosfer mencekam. 

Psychological-horror sendiri dibagi menjadi beberapa jenis:

  1. Phobia–berfokus pada rasa takut berlebihan si karakter utama pada satu objek. Dipaksa untuk menghadapi fobia yang dialami si tokoh utama tidak hanya sukses menebar teror dengan mudah di sepanjang film tapi juga berhasil membuat penontonnya dilanda perasaan tidak nyaman seperti film The Descent dan Gerald’s Game.
  2. Madness–subgenre yang satu ini menjadikan kegilaan yang dialami si tokoh utama sebagai premisnya. Terornya dapat berupa kondisi mental yang tidak stabil, ketidakmampuan dalam menghadapi rasa duka yang berlebih, atau karena si tokoh utama adalah psikopat narsistik. Kegilaan yang dialami si tokoh utama menuntun mereka untuk melakukan tindak kekerasan yang brutal seperti yang terjadi pada Jack di film The Shining.
  3. Home invasion and survival–berfokus pada tokoh utama yang diteror oleh sosok misterius. Biasanya subgenre ini mengambil latar di sebuah rumah dan si tokoh utama dituntut untuk bertahan hidup melawan sosok jahat yang meneror mereka tanpa motif yang jelas seperti dalam film The Strangers dan Funny Games.
  4. Arthouse–dikenal juga sebagai elevated horror, subgenre yang satu ini menjadikan atmosfer sebagai senjata utama dalam menebar teror. Arthouse-horror menggunakan gaya pendekatan yang berbeda melalui sinematografi memanjakan mata namun memiliki beribu misteri dibaliknya yang harus diungkap sendiri oleh penontonnya. Tidak berhenti sampai di situ, arthouse memiliki ending yang multitafsir seperti Under the Skin dan Climax.

2. Killer

Film 101: Mengenal Lebih Jauh 6 Sub Genre Horor dalam Filmcuplikan film The Strangers (dok. Universal Pictures/The Strangers)

Subgenre film horror berikutnya ada killer. Berbeda dengan psychological-horror, subgenre yang satu ini berpusat pada teror yang disebabkan oleh sosok pembunuh berantai atau maniak. Tidak sedikit juga yang menggunakan entitas lain sebagai pemicu terjadinya runtutan kejadian mencekam.

Killer-horror sendiri terbagi menjadi beberapa jenis:

  1. Slasher–berfokus pada sosok pembunuh berantai yang membunuh para korbannya dengan brutal. Sebelum melancarkan aksinya, tokoh villain menguntit tokoh protagonis dan melakukan apa saja untuk menyingkirkan gangguan yang ditemuinya, termasuk menghabisi orang-orang terdekat tokoh protagonis. Atmosfer mencekam semakin terasa di udara ketika pembunuh berantai tersebut melancarkan aksinya menggunakan topeng ikonik seperti di film  Halloween.
  2. Crime & giallo–mengkombinasikan slasher dengan genre lain seperti psychological thriller, supernatural, hingga crime fiction. Gaya penuturan ceritanya pun dibalut dalam konsep surealis dengan latar mewah dan gemerlap seperti yang ditunjukan dalam film The Girl Who Knew Too Much dan Suspiria.
  3. Blackwood horror–sekilas terlihat serupa dengan horror slasher namun blackwood horror mengambil latar hutan, perkebunan hingga desa yang terbengkalai. Hampir film yang mengusung subgenre yang satu ini mengusung premis yang sama yakni sekelompok orang dalam perjalanan panjang melewati kawasan terbengkalai lalu diburu dan disiksa dengan sadis seperti dalam film Wrong Turn dan The Texas Chain Saw Massacre.

Baca Juga: 9 Sub Genre Dalam Film Horor, Sudah Tahu?  

3. Gore and disturbing

Film 101: Mengenal Lebih Jauh 6 Sub Genre Horor dalam Filmcuplikan film Child's Play 2 (dok. Universal Studios/Child's Play 2)

Gore and disturbing adalah subgenre horror di mana lebih menitikberatkan pada sadisme. Selain disuguhkan dengan aksi kekerasan yang di luar nalar, gore and disturbing juga sarat akan cacian sehingga tidak heran jika kebanyakan film subgenre yang satu ini diberi rating R–Restricted.

Gore and disturbing terbagi menjadi beberapa jenis:

  1. Torture–subgenre yang satu ini memuat konten eksplisit. Setiap aksi kekerasan dan penyiksaan yang ekstrem digambarkan dengan cukup gamblang. Tokoh villain di film torture sendiri pun kebanyakan tidak memiliki motif yang jelas. Mereka hanya ingin memenuhi nafsu mereka dalam menyiksa seseorang baik secara fisik maupun mental seperti dalam film Saw dan Hostel.
  2. Body horror–berkutat seputar vermak pada tubuh manusia, body horror tidak luput dari adegan tidak menyenangkan seperti infeksi parah, mutilasi, dan implan yang memberikan gebrakan baru pada anatomi tubuh manusia seperti yang ditunjukkan dalam film The Fly dan Tusk.
  3. Gore–dikenal juga dengan nama splatter, gore sarat akan aksi kekerasan dan penyiksaan yang brutal. Kerap dibanjiri kritikan pedas, banyak film gore menyindir isu sosial yang menjadi subjek utama dalam film tersebut.
  4. Cannibal–kekerasan brutal dan properti yang terlalu realistis membuat subgenre cannibal dianggap tabu. Bukan hal yang mudah untuk menggarap film cannibal secara komersil setelah skandal yang ditimbulkan oleh film Cannibal Holocaust. Meskipun masih dicekal oleh beberapa pihak, cannibal kembali hadir di era modern lewat film Green Inferno dan Raw.
  5. Extreme–mengombinasikan semuanya dalam satu layar, film extreme tidak hanya sarat akan darah dan kekerasan tapi juga perasaan tidak nyaman di sepanjang film. Mengangkat subjek sensitif dan tabu di masyarakat, plot yang ditawarkan pun cenderung non-linear dan sulit untuk dicerna sehingga dicek oleh banyak pihak seperti dalam film Thriller: A Cruel Picture dan A Serbian Film.

4. Monster

Film 101: Mengenal Lebih Jauh 6 Sub Genre Horor dalam Filmcuplikan film Cloverfield (dok. Paramount Pictures/Cloverfield)

Dipopulerkan oleh Universal Studios pada tahun 1930 lewat Frankenstein, subgenre monster menjadikan makhluk mengerikan sebagai tokoh villain. Kehadirannya membawa malapetaka pada suatu kota atau komunitas. Monster menyebarkan terornya lewat bentuk mengerikan serta ukuran yang besar untuk menghancurkan apapun yang menghalangi jalannya.

Monster-horror terbagi ke dalam beberapa kategori:

  1. Zombies–pertama kali dikenalkan oleh sutradara George A. Romero lewat film Night of the Living Dead pada tahun 1968. Memiliki penyebab serta latar belakang yang berbeda, zombie tetap berasal dari mayat yang hidup kembali seperti yang ditunjukkan dalam film 28 Days Later dan Train to Busan.
  2. Virus–terlihat serupa dengan zombie, nyatanya virus memiliki perbedaan yang cukup kentara.  Subgenre yang satu ini berfokus pada wabah yang disebabkan oleh virus misterius dan apa yang terjadi pada orang-orang yang terinfeksi seperti dalam film Mayhem dan Pontypool.
  3. Vampire–sudah eksis lebih dulu sebelum subgenre monster ditemukan lewat film Nosferatu yang dirilis pada tahun 1922 silam. Setiap film vampire memiliki asal-usul yang berbeda namun mereka selalu memiliki tujuan yang sama yakni membutuhkan darah untuk bertahan hidup seperti dalam film Blade dan Let the Right One In.
  4. Classic & mythological–subgenre yang satu ini menjadikan mitos serta dongeng yang diceritakan secara turun-temurun sebagai media untuk menebar teror. Menghidupkan kengerian yang sempat menghantui di masa kecil di layar lebar tidak hanya sukses menakuti penontonnya tapi juga sukses besar di pasaran seperti film La Llorona dan Krampus.
  5. Neo-monsters–subgenre yang satu ini dipakai untuk monster absurd dengan identitas yang tidak jelas. Neo-monsters pada awalnya identik pada B-movies namun seiring perkembangan jaman, penciptaan sosok monster seperti dalam film A Quiet Place menjadi lebih mudah dan lebih realistik berkat CGI.
  6. Animal & nature–sesuai dengan namanya, animal & nature menjadikan hewan dan alam sebagai pelaku utama penebar teror dan mengancam keselamatan umat manusia seperti dalam film The Happening dan Jaws.
  7. Creatures–makhluk misterius yang tercipta akibat radiasi atau mutasi DNA juga dapat menjadi objek pembawa bencana pada film. Bentuknya pun beragam, mulai dari kecil hingga setinggi gedung ratusan lantai. Creatures juga dikenal sebagai metafora dari mother nature’s revenge.
  8. Sci-Fi & Aliens–mengawinkan sci-fi dan makhluk asing, horror sci-fi mengingatkan kita bahwa hal-hal mengerikan bisa terjadi dan datang di mana saja termasuk dari luar angkasa. Selain melawan teror dari makhluk asing, horror sci-fi juga mengikuti proses investigasi mengenai asal-usul mereka seperti yang ditunjukkan dalam film Alien dan Nope.

5. Paranormal

Film 101: Mengenal Lebih Jauh 6 Sub Genre Horor dalam Filmcuplikan film The Witch (dok. A24 Studios/The Witch)

Bukan paranormal horror namanya jika tidak ada sangkut pautnya dengan hal-hal mistis. Selain menggunakan sosok yang tidak terlihat seperti hantu, paranormal horror juga mencakup mitos yang melegenda di masyarakat seperti upaya penyihir dan iblis dalam memperdaya umat manusia ke jalan yang sesat.

Paranormal horror sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis:

  1. Ghost & spirits–mengikuti sekelompok orang diteror oleh sosok hantu dan roh yang bergentayangan karena ingin membalaskan dendam atau memiliki urusan yang belum terselesaikan. Beberapa film horror yang mengusung subgenre ghost and spirits ada Ghost Ship dan Poltergeist.
  2. Haunted house–hampir serupa dengan ghosts and spirits, haunted house lebih fokus pada sebuah lokasi menyeramkan yang diduga sebagai tempat para hantu dan roh gentayangan. Plotnya pun terbilang klasik, sebuah keluarga atau orang pindah ke dalam rumah yang memiliki sejarah kelam seperti The Amityville Horror dan The Grudge.
  3. Possession–sesuai dengan namanya, possession menyoroti seseorang yang dirasuki oleh entitas jahat dengan tujuan yang sama jahatnya. Tidak hanya merasuki manusia seperti dalam film The Conjuring, entitas jahat juga dapat merasuki benda mati dan mempengaruhi manusia untuk berbuat jahat seperti yang terjadi dalam film Oculus.
  4. Devils, demons, and hell–sudah menjadi bagian dari sejarah selama ribuan tahun, para penghuni neraka menjadi sosok penebar teror yang mengerikan. Kekuatan supranatural yang dimiliki memuluskan jalan para iblis untuk menyesatkan umat manusia seperti dalam film To the Devil a Daughter dan Devil.
  5. Witches and occult–penyihir sudah lama menjadi musuh bebuyutan dalam cerita rakyat. Kemampuannya dalam menggunakan ilmu sihir dan memperdaya manusia menjadi objek yang tepat untuk meneror penontonnya seperti dalam film The Witch dan Suspiria.
  6. Supernatural power–berpusat pada remaja atau anak-anak yang memiliki kekuatan super dan tidak dapat mengendalikannya. Akibatnya, bakat yang seharusnya membawa keuntungan justru menjadi sumber bencana seperti dalam film Carrie dan Brightburn.

6. Miscelloneous

Film 101: Mengenal Lebih Jauh 6 Sub Genre Horor dalam Filmcuplikan film What We Do in the Shadows (dok. Unison Films/What We Do in the Shadows)

Seiring berjalannya waktu, banyak sineas muda mulai bereksperimen dengan mengombinasikan beberapa genre yang bertolak belakang dalam sebuah film. Ada yang gagal, ada juga yang sukses hingga laku keras di pasaran. Kombinasi beberapa genre yang berlawanan dalam sebuah film dikenal sebagai miscelloneuous.

Dalam film horror sendiri, miscelloneous terbagi menjadi beberapa jenis:

  1. Comedy horror–porsi komedi serta horror harus seimbang. Komedi biasanya digunakan saat suatu tokoh mengalami kesulitan dengan cara yang konyol. Kemudian ditimpali dengan teror yang disebabkan oleh sosok mengerikan atau aksi kekerasan yang keji dan brutal seperti dalam film Shaun of the Dead dan What We Do in the Shadows.
  2. Lovecraft horror–juga dikenal sebagai cosmic horror, subgenre yang satu ini mengikuti serangkaian kejadian menegangkan yang disebabkan oleh makhluk asing atau sesuatu di luar pemahaman manusia seperti film The Mist dan Annihilation.
  3. Found footage–teknik pembuatan film yang satu ini begitu identik dengan genre horror usai perilisan film The Blair Witch Project. Direkam menggunakan handy cam atau kamera GoPro dengan hasil rekaman yang shaky khas amatiran ternyata berhasil meningkatkan ketegangan dan rasa takut di sepanjang film.
  4. Post-apocalyptic–mengambil latar pasca terjadinya bencana seperti perang nuklir, pandemik, bahkan kejadian yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar manusia. Post-apocalyptic horror mengikuti perjuangan karakter utama dalam bertahan hidup seperti dalam film Doomsday dan Bird Box.

Deretan subgenre horror di atas memiliki keunggulan dan keunikannya masing-masing. Tidak menutup kemungkinan jika di masa depan akan lahir subgenre lainnya yang tidak kalah inovatif dalam meneror para penggemar film horror. Dari keenam subgenre film horror di atas, mana yang menjadi favorit kamu?

Baca Juga: 6 Sub Unit Trio Group KPop Ini Bikin Ambyar, Terbaru NCT Do Jae Jung

Febby Arshani Photo Verified Writer Febby Arshani

Akwoakwoakwoak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya