Review Patah Hati yang Kupilih, Ceritanya Lebih dari Cinta Beda Agama

- Film Patah Hati yang Kupilih menyajikan cerita yang lebih luas dari sekadar cinta beda agama.
- Meski lapisan ceritanya terasa pas, konflik yang ditampilkan dinilai kurang klimaks dan cenderung terburu-buru disuguhkan.
- Akting Bryan Domani menonjol, Prilly Latuconsina terasa kurang kuat, tapi film ini masih tetap layak ditonton bagi penikmat drama.
Di akhir tahun 2025, industri film Indonesia kedatangan satu judul film drama terbaru berjudul Patah Hati yang Kupilih. Film ini disutradarai Danial Rifki dengan dibintangi oleh Bryan Domani dan Prilly Latuconsina sebagai pemeran utamanya.
Bila dilihat dari trailer-nya, film Patah Hati yang Kupilih memang mengangkat cerita tentang kisah cinta beda agama. Namun, setelah menonton di bioskop sampai tuntas, saya melihat film ini tidak hanya menampilkan cerita itu saja. Selengkapnya, ini dia review film IDN Times untuk Patah Hati yang Kupilih.
Sinopsis Film Patah Hati yang Kupilih (2025)
Patah Hati yang Kupilih mengikuti kisah Ben (Bryan Domani) dan Alya (Prilly Latuconsina), sepasang mantan kekasih yang pernah menjalani hubungan beda agama. Mereka melakukan kesalahan besar hingga hadir seorang anak dalam hubungan mereka.
Kisah cinta keduanya pun terhalang tembok besar keyakinan agama dan restu orangtua. Walau demikian, Ben dan Alya harus tetap hadir sebagai orangtua bagi anak mereka, Freya (Humaira Jahra), dan berusaha melawan rasa cinta yang terus membayangi di antara mereka.
| Producer | Umay Shahab, Prilly Latuconsina, Bryan Domani |
| Writer | Junisya Aurelita, Santy Diliana, Karina I. Nasir, Ezra Cecio |
| Age Rating | 13+ |
| Genre | Drama |
| Duration | 109 menit Minutes |
| Release Date | 24-12-2025 |
| Theme | Kisah cinta beda agama |
| Production House | Sinemaku Pictures |
| Where to Watch | Cinema XXI, Cinepolis, CGV |
| Cast | Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Indian Akbar, Humaira Jahra, Marissa Anita, Rowiena Umboh, Willem Bevers, Halda Rianta, Nike Putra, Ebel Cobra, Ence Bagus |
Trailer Film Patah Hati yang Kupilih (2025)
Cuplikan Film Patah Hati yang Kupilih (2025)
Review Film Patah Hati yang Kupilih (2025)
1. Ada lapisan cerita selain cinta beda agama dalam film Patah Hati yang Kupilih
Usai menonton selama 109 menit, saya bisa menarik kesimpulan kalau film Patah Hati yang Kupilih tidak hanya sekadar menampilkan cerita cinta dua insan yang berbeda agama saja. Sepanjang menit berjalan, penonton juga akan diajak untuk melihat lapisan cerita lainnya yang menjadi bumbu pelengkap dalam film, seperti perjuangan seorang ibu membesarkan anak, hingga proses untuk melepaskan kisah cinta yang lalu. Lapisan inilah yang turut memperkaya cerita. Kita sebagai penonton dapat mengikuti kisahnya dengan mudah tanpa harus menyusunnya satu per satu seperti sebuah puzzle.
Hanya saja, sangat disayangkan sekali konflik yang dihadirkan dalam Patah Hati yang Kupilih masih terasa kurang klimaks. Terkadang, beberapa konflik dalam film ini dihadirkan secara terburu-buru dan terkesan cepat melandai. Hal inilah yang membuat konflik yang disuguhkan terasa kurang 'greget' bagi penonton. Padahal, konflik tersebut masih bisa dikembangkan untuk membuat ceritanya lebih dramatis.
2. Bryan Domani tampil baik sebagai Ben, tapi Prilly Latuconsina terasa kurang menonjol menjadi Alya
Berbicara soal penilaian untuk karakter, saya menilai kalau Bryan Domani tampil dengan baik ketika berperan sebagai Ben. Bahkan, saya dapat merasakan emosi yang dialami oleh Ben di beberapa adegan. Bisa dikatakan, Bryan mampu memanfaatkan kesempatan saat sorot kamera berada padanya.
Namun, hal berbeda justru ada pada Prilly yang berperan menjadi Alya. Saya merasa peran yang ditampilkannya masih terasa kurang menonjol sebagai karakter utama dalam film ini. Walau demikian, Prilly tetap mampu menampilkan sisi secara emosi dari karakter Alya di beberapa adegan.
Peran Humaira Jahra sebagai Freya, anak Ben dan Alya, juga tak kalah menarik perhatian. Tingkah kepolosan seorang anak sangat terasa padanya. Hal itulah yang membuat karakter Freya sukses mewarnai cerita. Apalagi, chemistry Bryan dan Humaira sebagai ayah-anak terasa mengalir sehingga membantu menghidupkan film.
Bryan dan Prilly pun tidak terlihat kaku saat berperan sebagai sepasang kekasih di film ini. Hal itu tak mengherankan karena mereka sebelumnya pernah terlibat dalam proyek web series berjudul Hari Ini Kenapa, Naira? (2021) yang juga mengangkat cerita tentang kisah cinta beda agama.
3. Film Patah Hati yang Kupilih masih layak ditonton di bioskop
Terlepas dari segala kekurangannya, film Patah Hati yang Kupilih masih tergolong layak untuk ditonton secara langsung di bioskop. Menurut saya, film ini termasuk dalam kategori film dengan cerita yang mudah dimengerti dan memiliki banyak pesan yang bisa dibawa pulang penonton.
Perlu diingat, film ini memang bukan untuk semua orang. Namun, apabila kamu suka dengan film bergenre drama, tak ada salahnya untuk memasukkan film ini dalam daftar tontonanmu. Film Patah Hati yang Kupilih tayang mulai 24 Desember 2025 di bioskop-bioskop Indonesia.


















