Film Tanah Kitai dari Mahasiswa UI Jadi Finalis Sony Future Filmmaker Award 2025

Dua mahasiswa arsitektur Universitas Indonesia, Shaquille Zaki Nathandra dan Quina Qaumitaquna Mirxela, meraih pencapaian fenomenal di ajang Sony Future Filmmaker Awards (SFFA).
Film dokumenter yang mereka buat, Tanah Kitai, berhasil dipilih sebagai shortlist di kategori Non-Fiksi. Raihan ini membuat Tanah Kitai menjadi film dokumenter Indonesia pertama yang berhasil lolos Top 10 Finalist kategori Non-Fiction Short Film dalam (SFFA).
1. Tanah Kitai menceritakan tentang suku Iban di Kalimantan

Film dokumenter ini merekam kehidupan Suku Iban yang tinggal jauh di hutan hujan Kalimantan. Suku Iban tumbuh sebagai komunitas yang punya hubungan sakral dan kuat dengan alam dan tradisi yang secara turun-temurun selalu dihormati.
"Film kami, ‘Tanah Kitai’, membawa pesan jujur dan mendalam dari masyarakat Dayak Iban kepada dunia. Tentang relasi manusia dengan alam, warisan, dan harapan," seperti dikutip dari unggahan akun Instagram resmi Universitas Indonesia, Jumat (27/6/2025).
2. Satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang masuk shortlist SFFA 2025

Film Tanah Kita memiliki pesan yang kuat dan diakui oleh juri SFFA. Tim Shaquille dan Quina menjadi satu-satunya tim dari Asia Tenggara yang diundang masuk shortlist SFFA 2025 yang digelar di Los Angeles tersebut. Selain itu, film dokumenter ini juga resmi terpilih di dua festival film internasional, yakni Bali International Film Festival (Balinale) dan EcoFrames (Yunani).
"Tanah Kitai berhasil menembus batas. Di tengah 11.750+ karya dari 7.500+ filmmaker di seluruh dunia, film ini menjadi film dokumenter Indonesia pertama yang berhasil lolos sebagai Top 10 Finalist kategori Non-Fiction Short Film dalam Sony Future Filmmaker Awards 2025 di Los Angeles," tulis Shaquille dan Quina.
3. Shaquille dan Quina ikut jadi bagian komunitas Iban selama perekaman film

Shaquille dan Quina membagikan sedikit cerita mereka selama pembuatan film dokumenter Tanah Kitai. Mereka turun langsung ke hutan Kalimantan untuk tinggal dan menjadi bagian komunitas Iban untuk sementara.
Dari pengalaman tersebut, mahasiswa angkatan 2022 ini mendapat banyak pembelajaran hidup mulai dari nilai, tradisi, dan cara komunitas Iban hidup yang sarat makna dan juga pesan.
"Melalui program Ekskursi Arsitektur UI, kami mendapat kesempatan untuk tinggal dan merekam langsung kehidupan masyarakat Iban dan melahirkan pesan yang sederhana, tapi kuat. Dengan cerita ini, kami ingin dunia mendengar pesan dari hutan, tanah, dan air mereka, dari komunitas yang hidupnya begitu dekat dengan alam," tutup mahasiswa UI tersebut di dalam postingan Instagram.