Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Debut Paling Mengecewakan dari Sutradara Legendaris

film Hellraiser: Inferno (dok. Miramax/Hellraiser: Inferno)

Tidak semua sutradara legendaris memulai kariernya dengan gemilang. Bahkan nama-nama besar seperti James Cameron, Ron Howard, hingga Brian De Palma pernah mengalami kegagalan di awal perjalanan. Film debut mereka bukan hanya biasa-biasa saja, tapi benar-benar mengecewakan, bahkan ada yang nyaris menghancurkan reputasi sebelum sempat terbangun.

Namun , seperti kata pepatah, awal yang buruk bukan berarti akhir yang buruk pula. Banyak dari para sutradara ini berhasil membalikkan nasib dengan karya-karya hebat di kemudian hari. Meski jadi film debut paling mengecewakan dari sutradara legendaris dan menuai kritik hingga diabaikan sinefil, mereka membuktikan bahwa satu kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kira-kira seburuk apa, ya?

1. Piranha II: The Spawning – James Cameron (1982)

film Piranha II: The Spawning (dok. Columbia Pictures/Piranha II: The Spawning)

Sebelum dikenal sebagai raja box office lewat Titanic dan Avatar, James Cameron memulai kariernya dengan film horor murahan berjudul Piranha II: The Spawning. Film ini adalah sekuel dari Piranha yang sudah terkenal sebagai tiruan murah dari Jaws. Kali ini, ikan-ikan ganas itu bisa terbang dan hasilnya malah menjadi bahan tertawaan.

Bukannya tampil spektakuler, film ini justru gagal total dalam menyampaikan ketegangan atau hiburan yang meyakinkan. Cameron menghadapi banyak hambatan, mulai dari kru yang tidak bisa berbahasa Inggris, hingga produser yang melarangnya masuk ruang editing. Ia bahkan berusaha keras untuk menjauhkan namanya dari film ini.

Untungnya, satu tahun kemudian ia menebus semuanya lewat The Terminator, dan sisanya adalah sejarah. Tapi tetap saja, Piranha II adalah noda kecil dalam karier besarnya yang sulit dilupakan.

2. Murder a la Mod – Brian De Palma (1968)

film Murder à la Mod (dok. Aries Documentaries/Murder à la Mod)

Sebelum terkenal dengan film-film seperti Carrie, Scarface, dan Mission: Impossible, Brian De Palma memulai debutnya lewat film eksperimental berjudul Murder à la Mod. Film ini mengisahkan pembunuhan seorang pencuri perhiasan dan pembuatan film snuff tentang kematiannya.

Sayangnya, hasil akhirnya terasa terlalu eksperimental dan berantakan hingga membuat penonton bingung dan kehilangan arah cerita. Meskipun De Palma sudah menunjukkan tanda-tanda keberanian kreatif, eksekusinya terasa setengah matang.

Kritik menyebut film ini sebagai karya terburuk sepanjang kariernya, walau tentu ia telah jauh berkembang setelahnya. Murder à la Mod adalah contoh klasik bagaimana seorang sutradara besar butuh waktu untuk menemukan gayanya sendiri.

3. Nomads – John McTiernan (1986)

film Nomads (dok. MGM/Nomads)

Sebelum membuat Predator dan Die Hard yang menjadi ikon film aksi, John McTiernan memulai kariernya lewat film horor yang aneh dan membingungkan berjudul Nomads. Film ini dibintangi oleh Pierce Brosnan sebagai seorang pria Prancis yang melihat sekelompok pengembara misterius di Los Angeles.

Meski premisnya terdengar menarik, film ini berjalan lambat, membingungkan, dan terlalu percaya diri dalam menyampaikan makna yang tidak jelas. Selain penampilan Adam Ant sebagai pengembara, tidak banyak hal yang bisa dinikmati dari film ini. Nomads seolah belum tahu ingin menjadi film horor, film seni, atau sekadar thriller biasa.

Untungnya, McTiernan tidak berhenti di sini. Hanya setahun kemudian, ia langsung menggebrak lewat Predator, membuktikan bahwa debut mengecewakan bukan akhir segalanya.

4. Hellraiser: Inferno – Scott Derrickson (2000)

film Hellraiser: Inferno (dok. Miramax/Hellraiser: Inferno)

Mengarahkan film kelima dari franchise Hellraiser mungkin terdengar seperti pencapaian, tapi Inferno justru menjadi bukti bahwa waralaba horor ini sudah kehabisan tenaga. Film ini menjadi debut Scott Derrickson sebagai sutradara, namun sayangnya hanya dirilis langsung ke DVD.

Ketegangan dan kreativitas khas film Hellraiser yang pertama sudah hilang digantikan dengan suasana murahan dan cerita yang membingungkan. Meski ada sebagian fans yang menyebutnya underrated, sebagian besar setuju bahwa film ini layak dilupakan.

Untungnya, Derrickson tidak berhenti di sini. Ia bangkit lewat The Exorcism of Emily Rose dan terus menanjak dengan film seperti Sinister dan Doctor Strange. Jadi meskipun debutnya suram, perjalanan kariernya justru menjadi inspirasi.

5. Grand Theft Auto – Ron Howard (1977)

film Grand Theft Auto (dok. New World Pictures/Grand Theft Auto)

Sebelum jadi sutradara pemenang Oscar lewat A Beautiful Mind, Ron Howard merilis film debut berjudul Grand Theft Auto. Judulnya mungkin mengingatkan pada video game terkenal, tapi film ini sama sekali tidak sebanding.

Dibuat dengan anggaran kecil dan melibatkan ayahnya sebagai penulis, film ini berusaha tampil sebagai komedi penuh aksi, namun malah terasa hambar dan membosankan. Film ini tidak punya kekuatan untuk meninggalkan kesan mendalam, bahkan terkesan asal jadi.

Namun, Howard tidak menyerah dan segera memperbaiki kesalahannya lewat film keduanya, Night Shift. Dari sana, kariernya melejit dan ia membuktikan diri sebagai salah satu sutradara paling serbaguna di Hollywood.

Melalui film debut paling mengecewakan dari sutradara legendaris, kamu bisa belajar bahwa permulaan yang buruk bukan penghalang untuk sukses. Bahkan dari film paling mengecewakan sekalipun, ada pelajaran yang membentuk seorang pembuat film jadi lebih matang dan berani. Jadi, jangan pernah takut untuk gagal seperti kelima sutradara legendaris di atas!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us