5 Film Horor Masterpiece yang Menginspirasi Shelby Oaks

- Film debut Chris Stuckmann, Shelby Oaks, terinspirasi dari 5 film horor masterpiece.
- Inspirasi film tersebut antara lain berasal dari Signs (2002), Rosemary’s Baby (1968), The Blair Witch Project (1999), Noroi: The Curse (2005), dan Lake Mungo (2008).
- Setiap film memberikan pengaruh kuat dalam menciptakan nuansa misterius, psikologis, dan supernatural dalam Shelby Oaks.
Setelah penantian panjang, Shelby Oaks akhirnya tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (29/10/2025). Film debut Chris Stuckmann (sebelumnya dikenal sebagai YouTuber sekaligus kritikus film) ini mengisahkan pencarian seorang wanita terhadap adik perempuannya yang menghilang secara misterius bertahun-tahun lalu.
Dibungkus dengan teknik found footage, mockumentary, dan narasi konvensional, Shelby Oaks berhasil hadirkan horor yang bukan cuma soal makhluk gaib, tapi juga trauma, duka, obsesi, dan manipulasi gelap. Menariknya, sebagian besar kekuatan film ini juga lahir dari berbagai film horor legendaris yang sangat memengaruhi Stuckmann dalam proses kreatifnya.
Untuk memahami betapa kompleks dan disturbing-nya Shelby Oaks, ada baiknya kamu menelusuri sumber inspirasinya. Berikut lima film horor yang jadi pondasi di balik lahirnya Shelby Oaks. Percayalah, semuanya bikin merinding sampai ke tulang!
1. Signs (2002)

Film horor karya M. Night Shyamalan ini merupakan salah satu inspirasi terbesar bagi Chris Stuckmann dalam meniti karier sebagai sutradara. Gak cuma menakutkan, Signs juga berhasil menggabungkan kisah invasi alien dengan drama keluarga, tema kepercayaan, serta sentuhan found footage dalam beberapa adegannya untuk menciptakan kesan realisme yang intens. Unsur-unsur inilah yang kemudian turut memengaruhi atmosfer misterius dan pendekatan emosionalnya dalam Shelby Oaks.
Cerita Signs sendiri mengikuti Graham Hess (Mel Gibson), mantan pendeta yang kehilangan imannya setelah sang istri meninggal dalam kecelakaan tragis. Ia kini tinggal di sebuah rumah pertanian terpencil di Pennsylvania bersama adiknya, Merrill (Joaquin Phoenix) dan dua anaknya, Morgan (Rory Culkin) serta Bo (Abigail Breslin). Seakan belum cukup diuji, ketenangan keluarga ini kembali hancur saat muncul pola aneh berbentuk lingkaran raksasa di ladang jagung mereka.
2. Rosemary’s Baby (1968)

Siapa yang gak tahu dengan film legendaris satu ini? Disebut sebagai pionir horor psikologis modern, Rosemary’s Baby menceritakan kisah Rosemary Woodhouse (Mia Farrow), wanita muda yang baru pindah ke apartemen baru bersama suaminya, Guy (John Cassavetes). Segalanya tampak sempurna, sampai Rosemary hamil dan mulai mencurigai tetangga lansia mereka, Roman dan Minnie Castevet (Sidney Blackmer dan Ruth Gordon), terlibat dalam sekte pemuja setan yang mengincar bayinya.
Rosemary’s Baby jelas jadi inspirasi kuat bagi Shelby Oaks, terutama dalam nuansa psikologis dan klimaks yang menghantam perasaan. Keduanya sama-sama soroti karakter perempuan yang kehilangan kendali atas hidupnya dan terjebak dalam konspirasi jahat yang tak bisa mereka lawan. Bahkan, tema tentang “kejahatan yang menang” di akhir ceritanya membuat Shelby Oaks terasa seperti penghormatan atas masterpiece Roman Polanski ini.
3. The Blair Witch Project (1999)

Bicara soal pengaruh besar di balik lahirnya Shelby Oaks, The Blair Witch Project tentu jadi judul yang gak bisa dilewatkan. Film garapan Daniel Myrick dan Eduardo Sánchez ini meledak berkat konsep found footage yang kala itu masih terasa segar dan revolusioner. Selain pernah diulas di kanal YouTube-nya, Chris Stuckmann juga banyak mengambil inspirasi dari film ini, baik dari segi format maupun dari strategi pemasaran viralnya yang kala itu sukses "menipu" banyak penonton.
The Blair Witch Project berpusat pada tiga mahasiswa film bernama Heather, Mike, dan Josh yang membuat dokumenter tentang legenda lokal bernama Blair Witch di hutan Maryland. Awalnya mereka hanya melakukan wawancara dengan warga sekitar, tapi suasana mulai berubah mencekam ketika mereka tersesat di tengah hutan. Dari suara-suara aneh di malam hari hingga simbol-simbol misterius yang muncul di sekitar tenda, semua teror itu perlahan mengikis kewarasan mereka.
4. Noroi: The Curse (2005)

Gak cuma film horor Hollywood, Chris Stuckmann juga terinspirasi dari film horor Jepang tersohor, Noroi: The Curse, saat membuat Shelby Oaks. Film karya Kōji Shiraishi ini mengisahkan Masafumi Kobayashi (Jin Muraki), jurnalis dan penyelidik paranormal yang tengah menelusuri berbagai kejadian supranatural misterius di Jepang. Mengira berbagai peristiwa tersebut gak saling berkaitan, Kobayashi akhirnya menemukan satu benang merah mengerikan yang bikin hidupnya jadi mimpi buruk tak berujung!
Jika kamu sudah menonton Noroi maupun Shelby Oaks, tentu sadar kalau selain gaya pseudo-dokumenternya, elemen investigasi turut memegang peranan penting dalam cerita. Tokoh utama Shelby Oaks, Mia (Camille Sullivan), juga terseret dalam pencarian jawaban yang membawanya ke kebenaran mengerikan, layaknya Kobayashi. Lebih jauh lagi, keduanya sama-sama memperlihatkan bahwa kadang, rasa ingin tahu yang terlalu dalam bisa jadi kutukan tersendiri.
5. Lake Mungo (2008)

Sebagai penutup, ada Lake Mungo yang kerap disebut oleh Chris Stuckmann sebagai salah satu film yang paling berpengaruh dalam proses kreatif Shelby Oaks. Stuckmann meminjam pendekatan mockumentary dan cara film horor underrrated asal Australia ini dalam membaurkan batas antara fakta dan fiksi untuk menciptakan pengalaman menonton yang imersif. Hasilnya adalah karya yang sama-sama bermain di wilayah abu-abu antara duka, misteri, dan teror supernatural.
Disutradarai Joel Anderson, Lake Mungo berkisah tentang keluarga Palmer yang tengah berduka setelah putri mereka, Alice (Talia Zucker), ditemukan tewas tenggelam di sebuah danau. Namun setelah pemakaman, berbagai kejadian aneh mulai menghantui rumah mereka. Saat penyelidikan dilakukan, terungkap bahwa Alice menyimpan banyak rahasia yang gak pernah diketahui keluarganya semasa hidup. Siap-siap dibikin syok!
Menelisik lima film horor legendaris ini bikin kita makin paham kenapa Shelby Oaks terasa begitu disturbing dan menempel di ingatan. Jadi, setelah pulang dari bioskop, gak ada salahnya menonton kembali karya-karya brilian yang menginspirasi lahirnya film debut Chris Stuckmann tersebut!



















