4 Film Karya Roar Uthaug selain Troll, Pacu Adrenalin Semua!

- Troll 2 (2025) sukses di Netflix, meski mendapat kritik rendah
- Cold Prey (2006) adalah film slasher pertama Roar Uthaug yang sukses besar di Norwegia
- Flukt (2012) dan The Wave (2015) menunjukkan kemampuan Uthaug dalam menciptakan ketegangan dan aksi
Sukses lewat Troll (2022), Netflix kembali bikin geger dengan Troll 2 (2025) yang tayang sejak 1 Desember lalu. Sekuel ini langsung melesat ke puncak Global Top 10 dan menjadi film non-Inggris nomor satu di platform tersebut. Meski dapat ulasan kritikus yang lebih rendah dari film pertamanya, reaksi penonton membuktikan kalau petualangan monster raksasa ini masih digemari.
Di balik hype tersebut, ada nama Roar Uthaug yang kembali duduk di kursi sutradara. Sutradara asal Norwegia ini memang dikenal piawai meracik aksi, petualangan, dan bencana dengan gaya blockbuster yang tetap membawa sentuhan khas Skandinavia. Perpaduan itu pula yang membuat karya-karyanya selalu terasa intens, berenergi, dan gampang bikin adrenalin ikut naik.
Nah, buat kamu yang penasaran dengan karya-karya Uthaug lainnya, ada empat rekomendasi film garapannya yang gak kalah seru dari Troll. Yuk, intip satu per satu dan siap-siap dibuat tegang!
1. Cold Prey (2006)

Sepak terjang Roar Uthaug dalam dunia perfilman dimulai dari Cold Prey, film slasher yang rilis hampir dua dekade lalu. Ceritanya mengikuti lima sahabat yang terpaksa berlindung di sebuah pondok ski telantar setelah salah satu dari mereka mengalami kecelakaan. Tanpa mereka sadari, tempat sunyi itu ternyata dihuni pembunuh bertopeng mengerikan yang dikenal sebagai “Mountain Man”, yang kemudian memburu mereka satu per satu.
Kalau kamu suka film slasher macam Scream atau Friday the 13th, Cold Prey bisa jadi tontonan alternatif yang seru. Uthaug sukses menghadirkan ketegangan khas slasher, tapi dengan pendekatan yang lebih realistis dan atmosfer Skandinavia yang dingin sebagai sumber horor utamanya. Gak heran kalau film ini sukses besar di Norwegia dan jadi salah satu film domestik terlaris pada masanya.
2. Flukt (2012)

Dari horor, Roar Uthaug beralih ke film aksi sejarah yang gak kalah menegangkan, yakni Flukt. Film ini mengambil latar Norwegia abad ke-14, masa ketika Black Death baru saja menghancurkan populasi dan meninggalkan banyak wilayah dalam kondisi kacau. Uthaug memanfaatkan situasi sejarah tersebut untuk menciptakan thriller bertempo cepat yang penuh ketegangan sejak menit awal.
Flukt berkisah tentang Signe (Isabel Christine Andreasen), remaja yang hidupnya jungkir balik setelah keluarganya dibantai oleh sekelompok bandit gunung. Ia lalu disandera dan dibawa ke markas para penjahat yang dipimpin oleh sosok kejam bernama Dagmar (Ingrid Bolsø Berdal). Menyadari hidupnya berada di ujung tanduk, Signe pun nekat menyusun rencana pelarian yang mempertaruhkan nyawanya sendiri.
3. The Wave (2015)

Selanjutnya, ada The Wave, film bencana yang makin mengukuhkan Roar Uthaug sebagai salah satu sutradara Norwegia paling berpengaruh. Ceritanya berpusat pada Kristian Eikjord (Kristoffer Joner), ahli geologi yang tiba-tiba harus menghadapi potensi runtuhan gunung yang bisa memicu tsunami dahsyat di kota kecilnya. Dalam waktu evakuasi yang terbatas, Kristian pun berjuang mati-matian menyelamatkan keluarganya di tengah kekacauan yang menghantam kota.
Sebagai film bencana, The Wave tampil beda karena gak sekadar menjual CGI dan ledakan dramatis. Uthaug membangun ketegangan perlahan, memperkenalkan karakter dan lingkungan terlebih dahulu, sehingga bencana yang terjadi terasa lebih berdampak. Semua kekuatan ini membuat The Wave terpilih jadi perwakilan Norwegia dalam kategori Best International Feature Film di Oscar 2016, meski akhirnya gagal masuk nominasi.
4. Tomb Raider (2018)

Kesuksesan The Wave membuat Roar Uthaug dilirik Hollywood untuk menangani film ketiga dari salah satu waralaba aksi petualangan terbesar, Tomb Raider. Di sini, ia menghadirkan sisi baru Lara Croft (Alicia Vikander) yang lebih membumi, realistis, dan jauh dari kesan heroik seperti adaptasi sebelumnya. Walau perubahan ini menuai tanggapan beragam, aksi yang solid, pacing penuh energi, dan performa totalitas Vikander sukses bikin Tomb Raider tetap memuaskan bagi para fans.
Film ini berfokus pada perjalanan Lara yang bekerja sebagai kurir sepeda di London sebelum menemukan petunjuk misterius tentang keberadaan ayahnya, Richard Croft. Petunjuk itu membawanya ke Pulau Yamatai, lokasi sebuah makam legendaris yang diyakini menyimpan rahasia mematikan. Di sana, Lara harus menghadapi alam liar dan organisasi kejam bernama Trinity, yang gak segan menyingkirkan siapa pun demi mencapai tujuannya.
Kalau kamu mencari tontonan yang bikin jantung deg-degan dan adrenalin naik, empat karya Roar Uthaug di luar Troll ini jelas wajib masuk watchlist. Dari horor mencekam sampai aksi petualangan epik, mana, nih, yang pengin kamu jajal duluan?


















