5 Fakta Film Moxie, Mengangkat Isu Penting Seksisme dan Feminisme!

Pernahkah kamu merasa kesal dengan ketidakadilan gender di sekolah? Atau ingin melawan perundungan dan pelecehan seksual? Kalau iya, kamu pasti akan relate banget dengan film Moxie. Film ini bercerita tentang Lucy, seorang siswi SMA yang muak dengan budaya seksisme di sekolahnya. Dia pun memberanikan diri untuk melawan dengan membuat gerakan feminis bawah tanah.
Moxie bukan film biasa. Film ini penuh dengan pesan penting tentang feminisme, persahabatan, dan keberanian. Film ini juga dibintangi oleh aktor-aktor muda berbakat yang bikin ceritanya semakin seru.
Penasaran dengan film Moxie? Yuk, simak 5 fakta menariknya di bawah ini!
1. Moxie disutradarai oleh sutradara terkenal

Amy Poehler yang lebih dikenal karena perannya dalam komedi dan sebagai aktris, menunjukkan keahliannya di balik layar sebagai sutradara Moxie. Amy tidak hanya membawa visi artistiknya ke film ini tetapi juga semangatnya untuk pemberdayaan perempuan, yang merupakan tema sentral dari Moxie.
Keterlibatan Amy sebagai sutradara memberikan nuansa komedi yang cerdas dan sentuhan pribadi pada narasi film. Dia berhasil menggabungkan humor dan seriusitas untuk menyampaikan pesan yang kuat tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan diri.
2. Moxie diadaptasi dari novel karya Jennifer Mathieu

Moxie diangkat dari novel berjudul sama karya Jennifer Mathieu, yang terbit pada tahun 2017. Novel ini telah mendapatkan pujian karena pendekatannya yang segar dan relevan terhadap feminisme remaja dan aktivisme sosial.
Dalam filmnya, adaptasi ini menghidupkan kembali semangat zine yang dibuat oleh karakter utama, Vivian, yang menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi dan ketidakadilan di sekolahnya. Ini adalah cerita tentang menemukan suara dan keberanian untuk berdiri melawan status quo.
3. Moxie diperankan oleh pemeran yang beragam

Hadley Robinson sebagai Vivian membawa kedalaman dan keaslian ke dalam perannya, yang merupakan jantung dari film Moxie. Dia menggambarkan perjuangan dan pertumbuhan karakter dengan nuansa yang kaya dan empati yang mendalam.
Alycia Pascual-Peña dan Lauren Tsai menambahkan keragaman dan perspektif baru dalam pemeran, sementara Patrick Schwarzenegger dan Nico Hiraga memberikan kontribusi penting untuk dinamika dan konflik dalam cerita. Pemeran yang beragam ini tidak hanya mencerminkan dunia nyata tetapi juga memperkuat pesan inklusivitas dan solidaritas.
4. Moxie menawarkan pesan-pesan pemberdayaan

Moxie mengambil pendekatan yang berani dalam menghadapi isu-isu seperti bullying dan pelecehan seksual, menantang penonton untuk tidak hanya menjadi saksi tetapi juga menjadi pembela keadilan. Film ini menginspirasi aksi nyata dan dialog terbuka tentang isu-isu yang sering diabaikan.
Dengan mengangkat cerita-cerita perempuan yang berbeda dan pengalaman mereka, Moxie menjadi lebih dari sekadar film; itu menjadi gerakan. Ini mendorong penonton, terutama generasi muda, untuk mempertanyakan norma-norma sosial dan menjadi agen perubahan.
5. Soundtrack Moxie terinspirasi dari musik punk rock feminis

Musik dalam Moxie tidak hanya sebagai latar belakang tetapi juga sebagai kekuatan pendorong narasi. Era Riot Grrrl, yang dikenal dengan musik punk rock feminisnya, memberikan inspirasi yang sempurna untuk semangat pemberontakan yang diusung film ini.
Lagu Rebel Girl dari Bikini Kill menjadi lebih dari sekadar soundtrack; itu menjadi himne bagi karakter-karakter dalam film yang mencari keberanian untuk menantang norma. Soundtrack ini mengajak penonton untuk merasakan energi dan semangat yang sama yang dirasakan oleh karakter-karakter dalam cerita.
Moxie bisa bikin kamu terinspirasi untuk melawan ketidakadilan dan berani bersuara. Yuk, ajak teman-teman kamu untuk nonton Moxie dan diskusi bareng tentang pesan-pesannya yang powerful!