Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Neo-Noir yang Wajib Ditonton Sekali Seumur Hidup

film Nightcrawler (dok. Open Road Films/Nightcrawler)
film Nightcrawler (dok. Open Road Films/Nightcrawler)
Intinya sih...
  • Film neo-noir adalah cerminan sisi gelap manusia, dengan sentuhan visual dan isu sosial yang tajam.
  • Chinatown dan Blood Simple menjadi ikonik dalam genre ini karena cerita rumit dan atmosfer suram.
  • Sin City, Nightcrawler, dan Holy Spider menampilkan gaya modern neo-noir dengan tema keserakahan, korupsi, dan kritik sosial.

Film noir bukan hanya tentang detektif berjas gelap dan lampu jalan yang berkedip-kedip. Genre ini adalah cerminan dari sisi tergelap manusia, yaitu ambisi, keserakahan, dan ketidakpastian moral. Di era modern, genre ini berevolusi menjadi bentuk baru yang dikenal sebagai neo-noir, sebuah gaya sinema yang mempertahankan suasana kelam dengan sentuhan visual dan isu sosial yang lebih tajam dan relevan.

Film-film neo-noir membawa kita ke dunia yang penuh teka-teki dan konflik batin. Genre ini tidak hanya menyuguhkan kisah kriminal, tapi juga menggali motif tersembunyi dalam hati manusia. Berikut deretan rekomendasi film neo-noir paling ikonik yang bukan cuma wajib ditonton tapi juga akan membekas dalam ingatanmu sekali seumur hidup.

1. Chinatown (1974)

film Chinatown (dok. Paramount Pictures/Chinatown)
film Chinatown (dok. Paramount Pictures/Chinatown)

Disutradarai Roman Polanski dan dibintangi Jack Nicholson sebagai detektif swasta JJ "Jake" Gittes, film ini dimulai dengan penyelidikan perselingkuhan biasa yang pelan-pelan berkembang menjadi konspirasi besar terkait pasokan air di California. Semua elemen klasik noir ada di sini, yakni perempuan misterius, kekuasaan, dan seorang detektif yang terjebak di tengah semuanya.

Meski dirilis pada 1974, Chinatown dianggap sebagai film yang membangkitkan kembali minat terhadap genre ini di era modern. Tanpa kesuksesan film ini, mungkin genre neo-noir tidak akan sepopuler sekarang. Ceritanya yang rumit, akting yang kuat, dan atmosfer suram membuat Chinatown jadi pondasi penting bagi kebangkitan neo-noir di era kontemporer.

2. Blood Simple (1984)

film Blood Simple (dok. MGM/Blood Simple)
film Blood Simple (dok. MGM/Blood Simple)

Debut sutradara dari duo Coen bersaudara ini menandai lahirnya gaya khas mereka, yaitu gelap, absurd, dan penuh ketegangan. Blood Simple mengikuti kisah Abby (Frances McDormand), perempuan yang berselingkuh dengan bartender bernama Ray, hingga akhirnya suaminya mengetahui dan menyewa detektif bayaran untuk menyelidikinya.

Yang membuatnya berbeda dari noir klasik adalah sudut pandangnya. Pasalnya, cerita dilihat dari sisi orang yang berselingkuh, bukan dari sudut detektif atau korban. Dengan permainan visual intens dan alur cerita penuh kejutan, Blood Simple menampilkan sisi gelap hubungan manusia secara tajam.

Film ini bukan hanya penting karena kualitasnya, tapi juga karena ia menjadi awal dari karier cemerlang duo Coen. Jika kamu ingin melihat bagaimana neo-noir bisa dikembangkan dengan gaya yang lebih modern dan sinis, film ini layak ditonton.

3. Sin City (2005)

film Sin City (dok. Dimension Video/Sin City)
film Sin City (dok. Dimension Video/Sin City)

Diadaptasi dari komik karya Frank Miller, Sin City adalah definisi harfiah dari film neo-noir yang penuh gaya. Dengan narasi yang terbagi ke dalam beberapa segmen, film ini menyatukan berbagai karakter unik, seperti detektif tua, perempuan yang harus diselamatkan, dan pria tangguh pemburu balas dendam.

Gaya visual hitam-putih dengan percikan warna menciptakan suasana gelap yang benar-benar khas. Berbeda dengan noir klasik yang terbatas oleh sensor, Sin City membawa genre ini ke wilayah yang jauh lebih brutal dan eksplisit. Sin City bukan tontonan keluarga, tapi sangat cocok bagi pecinta noir yang ingin melihat bagaimana genre ini bisa tampil liar dan bebas di era modern.

4. Nightcrawler (2014)

film Nightcrawler (dok. Open Road Films/Nightcrawler)
film Nightcrawler (dok. Open Road Films/Nightcrawler)

Nightcrawler menampilkan sosok anti-hero modern dalam bentuk Louis Bloom (Jake Gyllenhaal), seorang pria yang mencari nafkah dengan memotret kecelakaan dan kejahatan di malam hari untuk dijual ke media lokal. Saat kompetisi makin sengit, ia mulai menciptakan situasi berbahaya sendiri agar bisa mendapat gambar eksklusif.

Nightcrawler menunjukkan bagaimana obsesi akan sukses bisa merusak moral seseorang. Walaupun tidak memakai topi fedora atau jas detektif, Louis Bloom tetap merepresentasikan karakter khas noir yang ambisius, manipulatif, dan penuh dilema etika.

Film ini juga menunjukkan sisi kelam kota Los Angeles, membuatnya sejalan dengan tema-tema klasik noir tentang keserakahan, korupsi, dan realita yang keras.

5. Holy Spider (2022)

film Holy Spider (dok. Alamode Film/Holy Spider)
film Holy Spider (dok. Alamode Film/Holy Spider)

Bergeser dari Amerika ke Iran, Holy Spider menghadirkan neo-noir dengan konteks budaya dan sosial yang unik. Film ini mengikuti jurnalis perempuan bernama Rahimi (Zar Amir Ebrahimi) yang menyelidiki serangkaian pembunuhan terhadap pekerja seks di kota suci Mashhad. Semakin dalam ia menyelidiki, semakin jelas bahwa pelaku menganggap aksinya sebagai "misi suci".

Holy Spider bukan hanya tentang pembunuhan berantai, tapi juga kritik sosial tentang agama dan hak perempuan. Gaya sinematiknya yang kelam dan penuh ketegangan cocok dengan ciri khas neo-noir. Film ini juga memperlihatkan bagaimana genre noir bisa digunakan sebagai alat kritik sosial yang tajam, membuatnya penting dan mengesankan secara naratif maupun visual.

Jika kamu ingin menyelami sisi tergelap dari kehidupan dan moralitas melalui layar lebar, lima film ini bisa jadi pilihan yang tepat. Nah, dari kelima film ini, mana yang paling membuatmu ingin menyelam lebih dalam ke dunia kelam mereka?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us