Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Film yang Pakai Teknik Elipsis untuk Meramu Cerita

2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)
2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)

Ada banyak teknik bercerita yang bisa dieksploitasi kreator film. Namun, elipsis bisa dibilang salah satu yang terunik. Ia banyak ditemukan di film-film lawas, bisa diidentifikasi lewat kebiasaan melompati salah satu fase krusial dalam cerita seolah sengaja menciptakan lubang/jurang.

Beda dengan plot hole, teknik ini sengaja dipakai untuk memberikan ruang berpikir untuk penonton, sekaligus mencegah repetisi dan menghemat durasi. Kerap kali elipsis ini jadi semacam nilai plus buat film. Cerita jadi lebih memikat dan gak membosankan. Penasaran bagaimana aplikasinya? Lima film berikut adalah beberapa contoh eksekusi terbaiknya.

1. 2001: A Space Odyssey (1968)

2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)
2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)

2001: A Space Odyssey adalah salah satu contoh penggunaan narasi elipsis terbaik dan paling terkenal sejauh ini. Stanley Kubrick membuka filmnya dengan latar prasejarah ketika manusia purba masih memakai tulang belulang untuk membuat perkakas. Hanya berlangsung beberapa menit, frame berubah ketika manusia tak lagi melempar tulang, tetapi meluncurkan roket ke luar angkasa. Sebuah perubahan drastis yang secara tak langsung menyiratkan proses evolusi manusia. Kubrick tak merasa perlu menampilkan proses evolusi, ia cukup melompatinya, tetapi penonton bisa menangkap makna dan membuat asumsi sendiri.

2. The Graduate (1976)

The Graduate (dok. Criterion/The Graduate)
The Graduate (dok. Criterion/The Graduate)

Elipsis juga dipakai dalam film The Graduate. Aplikasinya tak sejelas film sebelumnya, tetapi cukup menarik buat dikupas. Film ini mengikuti Benjamin (Dustin Hoffman), pemuda yang baru lulus sarjana dan masih belum memutuskan bakal jadi apa. Ia kemudian menjalin hubungan gelap dengan seorang perempuan paruh baya. Pada waktu bersamaan, ia bertemu dengan putri si pacar gelap dan mulai menemukan ketertarikan satu sama lain. Proses perkenalannya dengan love interest baru berlangsung singkat dan penuh adegan yang dipotong-potong, tetapi penonton berhasil dibuat yakin kalau mereka jatuh cinta.

3. A Scene at the Sea (1991)

A Scene at the Sea (dok. Toho Company/A Scene at the Sea)
A Scene at the Sea (dok. Toho Company/A Scene at the Sea)

Takeshi Kitano, sosok di balik reality show komedi Benteng Takeshi adalah salah satu sutradara yang gemar pakai teknik elipsis untuk bercerita. Coba filmnya yang berjudul A Scene at the Sea, sebuah film minim dialog yang memotret dinamika hubungan seorang peselancar tuli dengan pasangannya yang mengidap kondisi sama. Film ini pada dasarnya mengikuti kegiatan mereka berlatih selancar di pantai, tetapi pada beberapa momen, akan ada beberapa perubahan situasi. Mereka beberapa kali tak terlihat dalam satu frame yang bisa saja mengindikasikan konflik atau bahkan perpisahan. Kadang Kitano memberi petunjuk, tetapi kadang kala tidak. Intinya, ia ingin kita membuat asumsi dan teori sendiri.

4. My Own Private Idaho (1991)

My Own Private Idaho (dok. Criterion/My Own Private Idaho)
My Own Private Idaho (dok. Criterion/My Own Private Idaho)

Film lain yang mengadopsi teknik elipsis adalah My Own Private Idaho karya Gus Van Sant. Film ini intinya mengikuti petualangan 2 pemuda dari kelas sosial dan latar belakang berbeda mencari tujuan hidup masing-masing. Namun, Van Sant tidak membuang waktu dengan menceritakan bagaimana mereka bertemu dan jadi sahabat. Ada banyak adegan yang terpotong dan terlompat seiring dengan episode kejang dan kehilangan kesadaran karena kondisi klinis si lakon. Semua seolah dibuat untuk mempersilakan penonton membuat cerita sendiri guna mengisi lubang-lubang itu.

5. No Country for Old Men (2007)

No Country for Old Men (dok. Criterion/No Country for Old Men)
No Country for Old Men (dok. Criterion/No Country for Old Men)

Mengikuti aksi kejar-kejaran seorang pria dengan kriminal berbahaya gara-gara sekoper uang, No Country for Old Men adalah salah satu film fenomenal yang sering dipakai jadi bahan analisis. Selain akhirnya yang provokatif, cara penyajian ceritanya juga menarik. Coen Bersaudara sengaja memotong dan menyensor beberapa adegan untuk memberikan ruang intervensi bagi penonton. Kita dibebaskan membuat asumsi dan imajinasi sendiri tentang apa yang bisa dan mungkin terjadi.

6. Ida (2013)

Ida (dok. Les 2 Scenes/Ida)
Ida (dok. Les 2 Scenes/Ida)

Seperti film sebelumnya, banyak hal yang tak terjawab dalam Ida. Film yang mengekor perjalanan seorang biarawati sebelum mengambil sumpahnya itu memang provokatif dan penuh kejutan. Fakta bahwa ia ternyata seorang Yahudi tanpa sepengetahuannya memang dibocorkan. Begitu pula dengan beberapa detail tentang alasan sampai ia bisa besar di gereja. Namun, apa yang terjadi berikutnya setelah Ida tahu identitas aslinya tidak pernah dijabarkan dengan detail. Ada beberapa kemungkinan yang disuguhkan ke penonton, tetapi adegan selalu dilompati dan dipotong tanpa penutup yang pasti.

Teknik elipsis sebenarnya sebuah elemen yang penting untuk melatih kemampuan berpikir kritis. Buat sutradara, itu juga bisa jadi sumber input yang menarik karena tiap penonton bisa punya opini dan teori yang berbeda-beda. Apalagi di tengah tren film masa kini yang menyuapi kita dengan adegan-adegan lugas, rasanya menyegarkan bisa nonton film yang punya banyak ruang untuk berasumsi. Bagaimana menurutmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us

Latest in Hype

See More

Sinopsis 28 Years Later: The Bone Temple, Ada Cillian Murphy!

03 Sep 2025, 22:48 WIBHype