Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jaga Kesehatan Mental Buat Generasi Sandwich ala Home Sweet Loan

poster film Home Sweet Loan (instagram.com/homesweetloanfilm)

Baru 11 hari tayang, film Home Sweet Loan sudah berhasil meraih 1 juta penonton di bioskop. Berbagai review positif juga turut membanjiri kolom komentar dari media sosial film besutan Visinema Pictures ini. Salah satu yang paling membekas adalah bagaimana karakter utama bernama Kaluna (Yunita Siregar) sangat berhasil menggambarkan sulitnya bertahan hidup sebagai seorang sandwich generation.

Menurut isi salah satu konten dari film Home Sweet Loan, karakter Kaluna serupa anak bungsu rasa anak sulung. Jika anak bungsu saja sudah harus menerima kenyataan kurang mengenakan, seperti tanggung jawab tak langsung sebagai pengurus rumah hingga tinggal bersama orang tua. Kaluna pun tetap harus bantu jadi tulang punggung keluarga. 

Seperti kalimat dalam lirik ost filmya,  "Berakhir di Aku" yang dinyanyikan Idgitaf, "Jika semua bersandar kepadaku, lalu aku bersandar kemana?". Meskipun begitu, penonton pada akhirnya belajar ikut sembuh bersama karakter Kaluna. Entah seberapa berat "beban" yang harus ditopang, seorang sandwich generation pun harus memperhatikan kesehatan mental yang bagi Kaluna berhasil menjadi kunci untuk berdamai dengan keadaan.

1. Memahami pemicu stres dan cari tahu cara mengelolanya

potret karakter Kaluna yang diperankan Yunita Siregar dalam film Home Sweet Loan (instagram.com/homesweetloanfilm)

Bagi seorang sandwich generation, pemicu stres bisa datang dari banyak hal. Mulai dari finansial, pekerjaan, pertanyaan soal identitas diri, hingga tekanan berbagai masalah tambahan lainnya dari dalam keluarga. Kaluna sendiri merupakan anak bungsu yang bekerja di salah satu perusahaan, meskipun sebenarnya ia sudah mandiri, namun harus tetap hidup dengan menerapkan frugal living. Pasalnya, orang tuanya sudah pensiun, sementara kedua kakaknya yang sudah menikah pekerjaannya justru sama-sama tidak pasti.

Sebagai sandwich generation sebenarnya Kaluna tetap cukup berani untuk bermimpi, yakni bisa membeli rumah sendiri.  Namun, perjalanan tersebut tidak mudah, terlebih saat kamu menjadi tulang keluarga, ada saja masalah finansial yang bisa datang secara tidak terduga. Keinginannya membeli rumah sendiri, awalnya lebih seperti bentuk pemberontakan, karena ia ingin segera 'kabur' dari semua masalah di rumahnya.

Namun lebih dari itu, sebenarnya Kaluna lupa, untuk belajar memahami sumber stresnya. Karena saat Kaluna akhirnya memilih pergi dari rumah, ternyata jawaban yang tepat untuk stres yang dihadapinya bukan semata-mata menjauhi keluarganya, melainkan berdamai dengan kondisinya. Kemudian, belajar untuk berbagi keluh kesahnya bersama orang-orang terpercayanya juga, bukannya hanya dipendam sendirian.

2. Berkomunikasi dengan lebih terbuka terhadap keluarga

potret karakter Kaluna yang diperankan Yunita Siregar dalam film Home Sweet Loan (instagram.com/homesweetloanfilm)

Berperan sebagai tulang punggung keluarga, berarti kamu juga punya hak untuk terbuka mengenai kondisi finansial yang dihadapi. Percayalah, kamu pun bukan wonder woman seperti Kaluna, di mana harus selalu mengiyakan saat keluarga membutuhkanmu. Meski dianggap kecil, membayarkan sejumlah tagihan di rumah tentu saja bukan nominal yang sedikit. Terlebih, saat kamu di rumah tinggal dengan keluarga besar seperti Kaluna.

Kamu berhak menunjukan kerentanan yang kamu hadapi, terhadap orang-orang tersayang. Katakan, bahwa kamu sendiri tidak bisa sepenuhnya membantu. Berikan usaha terbaik kamu jika ingin membantu, tetapi jangan memaksakan diri jika memang sebenarnya kamu tak sanggup. Misalnya, kamu bisa mengatakan bisa bantu untuk membeli sembako bulanan, namun untuk urusan tagihan, jika memungkinkan bisa bernegosiasi dengan anggota keluarga lain.

Kamu mungkin tidak bisa sepenuhnya berharap anggota keluarga lain bisa langsung membantu seperti yang diharapkan. Terlebih, jika memang kamu yang sumber penghasilannya paling tetap. Namun setidaknya, sebagai keluarga kalian bisa belajar untuk  saling merangkul suka duka bersama dan tidak hanya membiarkan satu orang berdiri sendirian, jadi semua orang akan belajar mencari solusinya.

3. Menyisihkan waktu untuk melakukan self-care

potret karakter Kaluna yang diperankan Yunita Siregar dalam film Home Sweet Loan (instagram.com/ homesweetloanfilm)

Kamu mungkin pernah mendengar pepatah, jika ingin merawat orang lain, maka pertama-tama rawatlah dirimu sendiri terlebih dahulu. Saran tersebut juga berlaku untuk kamu yang merupakan seorang sandwich generation. Kaluna tidak pernah memenuhi apa yang menjadi inginnya, sesimpel untuk memesan puding kesukaan di restoran. Ia lebih memilih opsi gratis untuk bisa menikmati aplikasi langganannya. Meskipun rasanya sesak saat harus dimintai tolong terus-menerus, Kaluna tetap mengalah lagi.

Di sinilah peran self reward, self care, dan berbagai bentuk self love itu penting untuk diterapkan. Ingat, berbagai bentuk mencintai dan peduli terhadap kesehatan mental diri sendiri ini pun tidak harus selalu mahal. Sesederhana menikmati segelas kopi kesukaan setiap hari seperti yang dilakukan Danan, sebagai cara kamu menghargai hasil kerja keras diri. Sesederhana memberi dirimu kesempatan nonton film di bioskop sambil menikmati popcorn ukuran besar sendirian setiap kali gajian.

Intinya, saat kamu sudah tahu cara untuk merawat dirimu sendiri, barulah kamu bisa lebih ikhlas saat menunjukkan kepedulianmu terhadap orang lain. Setiap orang punya takdir masing-masing yang tidak selalu bisa disalahkan. Kamu tidak bisa hanya selalu berharap orang lain bisa berubah, perubahan itu harus datang dari diri kamu sendiri dahulu.

4. Mengidentifikasi dan menggunakan dukungan emosional

potret karakter Kaluna dalam film Home Sweet Loan (instagram.com/yunitasiregar)

Terkadang, menjadi seorang sandwich generation bisa membuat dirimu sangat terisolasi, sangat menyita waktu, hingga kamu pun belum sempat menghabiskan  waktu berkualitas bersama orang-orang berharga lainnya selain keluarga. Cobalah untuk lebih terbuka terhadap teman tentang apa yang kamu hadapi dan bagaimana perasaan kamu. Ada kemungkinan besar sahabat kamu belum sepenuhnya memahami kondisi kamu dan setelah lebih tahu, mereka justru menawarkan dukungan yang sangat berharga untuk kamu bangkit dari stres.

Seperti Kaluna yang memiliki sahabat seperti Danan (Derby Romero), Tanish (Risty Tagor), atau Mia (Fita Anggriani). Mulanya, ia sangat sulit benar-benar terbuka terhadap betapa beratnya beban yang ia tanggung sebagai tulang punggung keluarga. Namun, pada akhirnya Kaluna berhasil meluapkan emosinya pada teman-temannya ini. Di situlah, Kaluna menemukan Danan yang bertindak dengan sifat provider-nya. Ada juga Tanish yang sangat dewasa dan peka saat melihat sahabatnya terlihat sedih. Atau mungkin Mia, si pencerah suasana yang membuat Kaluna bisa lebih menikmati hidupnya.

Belajar dari kisah Kaluna seorang sandwich generation sekaligus anak bungsu harapan terakhir keluarga. Pada dasarnya, masalah tekanan finansial, keluarga, dan upaya mengejar mimpi bisa terasa sama menghimpitnya. Namun sebagai sandwich generation, sebenarnya kamu juga mengubah persepsi peran sebagai sandwich generation yang sering kali disebut "beban" menjadi "privilege." Privilege untuk menghasilkan lebih banyak uang, karena lewat kamu ada rezeki orang lain yang dititipkan Tuhan, sekaligus menjadi manusia yang selalu bermanfaat untuk orang lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadhifa Salsabila Kurnia
EditorNadhifa Salsabila Kurnia
Follow Us