5 Karakter MCU yang Mengecewakan, Gak Sesuai Ekspektasi!

- Tidak semua karakter MCU berhasil diadaptasi dengan baik sehingga sebagian tampil mengecewakan meski memiliki potensi besar dalam komik atau teaser.
- Beberapa karakter kehilangan bobot mereka karena perubahan konsep, penulisan yang lemah, atau eksekusi yang tidak konsisten di layar.
- Kegagalan pengembangan karakter ini menunjukkan bahwa Marvel masih perlu lebih cermat dalam membangun tokoh baru agar tidak sekadar menjadi pelengkap dalam semesta yang luas.
Marvel Cinematic Universe (MCU) dikenal karena kemampuannya menghadirkan karakter-karakter ikonik yang dicintai penggemar di seluruh dunia. Dari Iron Man hingga Thanos, banyak tokoh yang sukses meninggalkan kesan mendalam lewat penulisan yang kuat dan penampilan yang berkarakter. Namun, tidak semua karakter MCU berhasil mencapai standar tersebut.
Sebagai waralaba yang telah berjalan lebih dari 1 dekade dengan puluhan film dan serial, kegagalan dalam mengadaptasi atau mengembangkan karakter tentu tak bisa dihindari. Ada tokoh yang punya potensi besar, tapi akhirnya terasa datar. Ada pula yang seharusnya menjadi ancaman besar, tapi malah kehilangan karisma di layar. Dari pahlawan super yang terlupakan hingga penjahat yang tidak terasa menakutkan, inilah daftar karakter MCU yang paling mengecewakan sejauh ini.
1. The Mandarin

Dalam komik, The Mandarin adalah musuh besar Iron Man sekaligus salah satu karakter paling ikonik. Penggemar pun antusias saat sosok ini akhirnya diumumkan akan muncul dalam Iron Man 3 (2013). Namun, ternyata karakter yang diperankan Sir Ben Kingsley hanyalah Trevor Slattery, seorang aktor bayaran yang berpura-pura menjadi teroris demi rencana Aldrich Killian.
Perubahan besar ini membuat banyak penggemar kecewa karena dianggap merusak karakter aslinya. Untungnya, Marvel menebus kesalahan ini lewat Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings (2021) dengan menampilkan versi asli The Mandarin yang diperankan Tony Leung. Ini sekaligus membawa kembali Trevor untuk memberi konteks pada perannya terdahulu.
2. Adam Warlock

Banyak penggemar berharap kehadiran Adam Warlock dalam Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023) akan menjadi momen besar di MCU, apalagi setelah ia sempat disinggung pada akhir Guardians of the Galaxy Vol. 2 pada 2017. Dalam komik, Warlock adalah tokoh penting dalam kisah Avengers: Infinity War (2018), jadi wajar jika ekspektasi tinggi. Sayangnya, debutnya justru mengecewakan.
Alih-alih digambarkan sebagai sosok bijak dan kuat, Adam versi film lebih terlihat seperti prajurit kekanak-kanakan yang dikendalikan oleh High Evolutionary. Meski begitu, masih ada harapan ia bisa mendapatkan cerita yang lebih kuat pada masa mendatang.
3. MODOK

Ant-Man and the Wasp: Quantumania (2023) punya banyak momen aneh, salah satunya penampilan MODOK. Penjahat ini ternyata merupakan versi baru dari Darren Cross, musuh Ant-Man dalam film pertama yang selamat di Quantum Realm dan diubah oleh Kang menjadi makhluk berkepala besar. Sayangnya, desain CGI MODOK justru membuatnya terlihat konyol dan sulit untuk dianggap serius. Banyak penonton menilai penampilannya lebih mengundang tawa daripada ancaman.
4. Danny Rand

Saat serial Marvel/Netflix seperti Daredevil, Jessica Jones, dan Luke Cage menuai pujian, Iron Fist justru mendapat sambutan dingin dari penonton serta kritikus. Penyebab utamanya karena sang karakter utama, Danny Rand (Finn Jones), digambarkan tidak konsisten. Sebagai pewaris kaya raya yang selamat dari kecelakaan pesawat dan dibesarkan di biara rahasia, ia seharusnya menjadi petarung tangguh sekaligus bijak.
Namun, dalam sebagian besar musim pertama, Danny justru tampil naif, keras kepala, dan sering membuat keputusan bodoh. Beberapa orang mencoba membela bahwa sifatnya memang disengaja. Namun, hasil akhirnya tetap membuat karakter ini sulit disukai.
5. Quicksilver

Ketika Evan Peters muncul sebagai Pietro Maximoff dalam WandaVision (2021), penggemar langsung heboh. Banyak yang mengira ini pertanda bahwa MCU akan mulai menggabungkan dunia X-Men ke dalam semestanya. Namun, harapan itu pupus ketika diungkap bahwa karakter tersebut hanyalah warga biasa bernama Ralph Bohner, yang dikendalikan Agatha Harkness untuk mempermainkan Wanda. Alih-alih menjadi momen besar dalam sejarah MCU, plot twist ini malah terasa seperti lelucon yang mengecewakan.
Pada akhirnya, setiap karakter di MCU memiliki peluang untuk ditebus pada masa mendatang, seperti halnya beberapa tokoh yang berhasil bangkit setelah awal yang buruk. Namun, kegagalan dalam menghadirkan karakter dengan kedalaman dan konsistensi membuat sebagian dari mereka sulit untuk diingat, apalagi dicintai. Semoga Marvel Studios dapat belajar dari kesalahan ini dan kembali menghadirkan karakter-karakter yang benar-benar hidup, bukan sekadar pelengkap dalam semesta yang semakin luas.


















