Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kemenangan Grammy Awards Paling Kontroversial, Bikin Geger!

penampilan Eric Clapton di Amsterdam pada 23 Juni 1978 (commons.wikimedia.org/Chris Haakens)

Ada sebagian pengamat musik yang masih mempertanyakan tentang ajang penghargaan Grammy Awards. Apakah Grammy Awards hanyalah kontes popularitas atau apakah Grammy Awards diadakan untuk benar-benar mengevaluasi kualitas musik? Siapa yang memilih nominasi? Siapa yang memberikan suara, dan apa kualifikasi para pemilih? Apakah ajang Grammy Awards benar-benar mencerminkan perkembangan musik kontemporer, atau hanya kontes industri yang gak berjiwa?

Pemenang Grammy Awards pertama, yang diadakan pada 1959, adalah penyanyi Ella Fitzgerald dan Count Basie. Namun, ada beberapa orang yang keberatan terkait kemenangan mereka.

Memang benar, ada kalanya beberapa kemenangan dianggap gak layak atau kontroversial, nih. Nah, berikut ini kita akan membahas kemenangan Grammy Awards paling kontroversial sepanjang sejarah yang bikin geger!

1. Kemenangan Macklemore untuk Album Rap Terbaik di Grammy Awards 2014

Macklemore (instagram.com/macklemore)

Macklemore dan Ryan Lewis dengan lagu "The Heist" dan Kendrick Lamar dengan lagu "Good Kid, M.A.A.D. City," dinominasikan untuk Album Rap Terbaik di Grammy Awards ke-56 pada 2014. Macklemore dan Kendrick Lamar bersaing ketat dengan Kanye West, Jay-Z, dan Drake untuk Album Rap Terbaik. Usut punya usut, karier Kendrick Lamar di dunia musik selalu dipuji, sementara Macklemore sering kali dihujat karena suka menyindir industri musik di AS.

Namun, Macklemore dan Ryan Lewis akhirnya memenangkan Album Rap Terbaik, yang membuat banyak hadirin menggaruk-garuk kepala, termasuk Macklemore sendiri. Hah! Kok bisa?

Nah, sangking kebingungan dan bahkan merasa menyesal, Macklemore mengunggah chat-nya bersama Kendrick Lamar di Instagram. "Kamu dirampok," ucap Macklemore, "Aku ingin kamu yang menang. Seharusnya begitu. Aneh dan menyebalkan kenapa aku bisa merampokmu."

Macklemore juga mengulangi sentimen ini di unggahan lain di Instagram-nya. Drake mengkritik Macklemore karena terlalu berlebihan menanggapi kemenangannya. Namun, Kendrick Lamar sendiri sangat ramah, ia bilang, "Macklemore adalah laki-laki sejati. Aku berharap dia bisa sukses besar. Dia menyentuh jiwa orang-orang dan gak ada yang bisa merebutnya."

2. Kemenangan band Jethro Tull untuk Penampilan Vokal atau Instrumental Hard Rock/Metal Terbaik

konser Jethro Tull di Zagreb, Kroasia, pada 2018 (commons.wikimedia.org/Silverije)

Grammy Awards ke-31 yang diadakan pada 1988 adalah tahun ketika Metallica, AC/DC, Iggy Pop, dan Jane's Addiction masuk nominasi Penampilan Vokal atau Instrumental Hard Rock/Metal Terbaik melawan Jethro Tull, yang merupakan band rock yang terkenal dengan serulingnya.

Menariknya, Jethro Tull menang untuk Crest of a Knave, album akustik bernuansa synth dan dance, mengalahkan album metal klasik Metallica, ... And Justice for All. Menurut pengamat musik, kemenangan ini sangat kontroversial. 

Semua hadirin yang datang pada malam itu terkejut dengan kemenangan Jethro Tull. Bahkan, Alice Cooper dan gitaris Lita Ford yang menyerahkan penghargaan tersebut, juga merasa heran.

Seperti dilansir Loudwire, Ian Anderson yang merupakan pemain seruling, bahkan cerita kalau dirinya bingung dan geli saat bandnya, Jethro Tull, diumumkan masuk dalam nominasi tersebut. Gak hanya itu, Gitaris Martin Barre bahkan gak datang ke acara penghargaan tersebut saat tahu kalau bandnya masuk nominasi.

3. Kemenangan Paula Cole untuk Best New Artist

Paula Cole (instagram.com/paulacoleofficial)

Pada 1998, nama Paula Cole melejit berkat lagu "I Don't Wanna Wait." Lagu ini juga menjadi lagu pembuka untuk serial Dawson's Creek (1998). Namun, Grammy Awards disalahkan atas kemenangan Paula Cole sebagai Artis Pendatang Baru Terbaik, mengalahkan Erykah Badu, Puff Daddy, dan Fionna Apple.

Di Stereogum, blog musik populer kala itu, mengulas reaksi keras atas kemenangan Paula Cole, karena banyak pengamat yang berspekulasi kalau kariernya gak panjang, nih. Grammy dianggap gak bisa membaca masa depan karier Cole. Saat menerima penghargaan, Paula Cole mengaku bingung sekaligus terkesima dengan kemenangannya tersebut.

4. Kemenangan Jose Feliciano untuk Artis Pendatang Baru Terbaik

Jose Feliciano (commons.wikimedia.org/Rob Mieremet)

Lagu "Feliz Navidad" terngiang-ngiang di telinga pendengar era 60-an. Lagu bertema Natal ini dianggap sangat nyaman didengar dan menyentuh hati. Namun, gak banyak yang tahu, nih, penyanyi di balik lagu tersebut. Yap, dia adalah Jose Feliciano, musisi yang memenangkan Grammy Awards untuk nominasi Artis Pendatang Baru Terbaik pada 1968. 

Jose Feliciano dinominasikan untuk tiga nominasi Grammy Awards, yakni Artis Pendatang Baru Terbaik (menang), Album Terbaik (kalah), dan Penampilan Vokal Pop Pria Terbaik (menang), untuk "Light My Fire." Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1970, ia baru menulis "Feliz Navidad." Meskipun pemenang Grammy Awards, nama Jose Feliciano ternyata gak sepopuler lagunya, lho. Inilah yang akhirnya menjadi kontroversi.

5. Kemenangan Eric Clapton pada Grammy Awards 1993

penampilan Eric Clapton di Amsterdam pada 23 Juni 1978 (commons.wikimedia.org/Chris Haakens)

Penampilan Eric Clapton di MTV Unplugged 1992, membuat banyak penonton meneteskan air mata saat ia membawakan lagu "Tears in Heaven." Clapton menulis lagu itu untuk menghormati putranya yang meninggal dunia pada usia 4 tahun. Gak hanya itu, Clapton juga menyanyikan lagu hitsnya yang lain, "Layla."

Namun, versi akustik pada 1992 itulah yang mengantarkannya memenangkan Grammy Awards 1993 untuk Lagu Rock Terbaik, mengalahkan lagu "Smells Like Teen Spirit" milik Nirvana dan "Jeremy" milik Pearl Jam. Eric Clapton juga menyapu bersih piala Grammy tahun itu, termasuk memenangkan Album Terbaik untuk album Unplugged miliknya, dan Rekaman Terbaik Tahun Ini untuk "Tears in Heaven."

Nah, kenapa, sih, kemenangan Eric Clapton justru kontroversial? Yap, Grammy Awards dianggap gak peka dengan tren musik pada era itu, yang didominasi lagu-lagu grunge. Era 90-an juga merupakan era penentu bagi musik grunge. Seperti yang dikatakan Variety, banyak yang bilang kalau juri Grammy Awards hanya terbius dengan lagu-lagu tertentu saja, tetapi gak bisa membaca perkembangan musik.

Kemenangan memang hal yang mutlak bagi siapa pun, tentunya dengan bakat dan karya yang dimiliki. Namun, di samping itu, menentukan siapa yang layak juga gak melulu terpaku pada popularitas dan selera pasar, perkembangan musik di setiap zamannya dan juga bakat luar biasa sang musisi juga menjadi faktor penting. Yap, itu sebabnya, lima kemenangan Grammy Awards yang telah kita bahas cukup kontroversial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us