Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Mencengangkan dari Album West End Girl milik Lily Allen

Lily Allen
Lily Allen (instagram.com/lilyallen)
Intinya sih...
  • Album West End Girl dirilis tanpa aba-aba, hanya 4 hari setelah perceraian Lily Allen dari David Harbour.
  • Lagu-lagu dalam album ini mengungkap detail hubungan mereka secara eksplisit dan menyindir sosok spesifik yang membuatnya insecure.
  • West End Girl menunjukkan bahwa gosip selebriti masih diminati dan bisa menjadi strategi efektif musisi untuk meraih perhatian audiens.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lily Allen baru saja melepas album kelimanya, West End Girl, setelah 7 tahun vakum. Ini bukan album biasa. Bebarengan dengan kabar perceraiannya dari aktor David Harbour (Stranger Things, Thunderbolts*, Hellboy), album ini dilihat sebagian pihak sebagai curahan hati sekaligus aksi balas dendamnya.

Bagaimana bisa? Yuk, kita kupas lagu-lagu dalam album West End End milik Lily Allen ini sembari mencerna apa yang sebenarnya terjadi dalam pernikahan mereka.

1. Album ini dirilis tanpa aba-aba, beberapa bulan setelah Allen resmi bercerai dari Harbour

poster promo album West End Girl Lily Allen
poster promo album West End Girl Lily Allen (instagram.com/lilyallen)

Dirilis pada 24 Oktober 2025, Lily Allen tidak pernah merilis teaser dan single promo. Ia hanya membuat unggahan pengumuman 4 hari sebelum perilisan massalnya. Ini seperti sebuah album kejutan, mengingat Lily Allen terakhir kali merilis album pada 2018 alias 7 tahun lalu. Menariknya, single utama yang ia pilih berjudul “P*ssy Palace” yang cukup eksplisit.

Dalam lagu itu, Allen secara gamblang tanpa sensor menyorot rasa kaget dan kecewanya saat tahu kalau suaminya itu punya kebiasaan yang mungkin tak disangka-sangka banyak orang. Berbeda jauh dengan karakternya di serial Stranger Things yang melambungkan namanya, David Harbour dalam versi Allen dipotret sebagai pria yang punya kecenderungan penyimpangan seksual. Coba dengar juga “4chan Stan” yang kembali menyorot kebiasaan menyimpang Harbour.

Sebagai konteks, 4chan adalah sebuah situs yang sempat populer pada akhir 2000-an sampai awal 2010-an. Ia memungkinkan pengguna untuk berbagi gambar secara anonim. Mirisnya celah ini disukai pihak-pihak tertentu yang menganut nilai dan paham kontroversial, seperti rasisme, misogini, dan fasisme.

2. Detail tentang hubungan mereka diekspos hampir tanpa sensor

sampul dan daftar lagu album West End Girl
sampul dan daftar lagu album West End Girl (instagram.com/lilyallen)

Selain spesifik soal alegasi penyimpangan seksual mantan suaminya, Allen juga menyingkap beberapa masalah lain dalam hubungan mereka. Mulai dari perselingkuhan, gaslighting, pengorbanan yang tak setara, dan lain sebagainya. Dalam lagu “Nonmonogamummy” dan “Ruminating”, Allen membongkar kalau dirinya merasa menyesal sudah menyetujui melakoni pernikahan terbuka dengan sang mantan suami.

Di lagu “Tennis” dan “Madeleine”, Allen bahkan menyindir satu sosok spesifik yang membuatnya insecure. Dengar juga “Beg For Me” yang ia tulis sebagai rasa kecewa dan kaget melihat betapa santai mantan pasangannya itu saat ia marah dan meminta pisah. Dalam “Relapse”, Allen mengungkap kalau masalah ini sampai membuat masalah mentalnya kambuh.

West End Girl pun disebut sejumlah media sebagai autofiction, yakni format karya yang memadukan autobiografi dengan fiksi. Allen benar-benar menulis dari hatinya. Pun caranya memilih diksi sebenarnya menunjukkan kekhasannya sejak lama.

Allen sering disebut sebagai publik figur yang susah untuk disukai. Ia enggan menyensor dirinya sendiri, perkataan dan perbuatannya kadang jadi kontroversi dan ia gak segan memulai perselisihan dengan selebriti lain. Gara-gara kelakuannya ini, Allen sering disandingkan dengan Kanye West yang punya pola perilaku serupa.

3. West End Girl jadi bukti kalau gosip selebriti masih diminati

West End Girl menariknya tidak dilihat sebagai sesuatu yang sepenuhnya negatif. Hellen Cofey dari The Independent memuji keberanian Allen mengeklaim haknya untuk marah dan kecewa lewat album ini. Alexis Petridis dari The Guardian dan Shaad D’Souza dari The New York Times mengamininya. D’Souza menambahkan bahwa ini mungkin masih jadi strategi efektif musisi demi meraih perhatian audiens.

Pun taktik ini sudah berkali-kali dilakukan. Ingat lagu “drivers license”-nya Olivia Rodrigo, “All Too Well” milik Taylor Swift dan “Manchild”-nya Sabrina Carpenter? Bermodal sindiran yang dikemas ala teka-teki, ditambah kabar kehidupan percintaan mereka yang tersebar di media, lagu-lagu putus cinta itu pun dapat publisitas “gratis”. Ini juga jadi bukti kalau manusia memang sepenasaran itu kalau sudah berkenaan dengan kehidupan pribadi orang lain.

Bedanya, daripada menunggu media mengekspos dan membuat narasi liar soal kehidupan pribadinya, Lily Allen memilih untuk membongkarnya dari sudut pandangnya. Allen mungkin bukan malaikat, eksistensinya mungkin sempat dilupakan seiring dengan masalah perilaku dan keputusannya melipir dari industri hiburan, tetapi album ini berhasil bikin kita meliriknya lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

7 Meme Tom and Jerry tentang Hubungan Kakak Adik, Berantem Mulu!

03 Nov 2025, 15:54 WIBHype