5 Lagu Ditulis untuk Mengenang Rekan Band yang Telah Meninggal

- "All Those Years Ago" - George Harrison untuk John Lennon
- "Friend of a Friend" - Foo Fighters untuk Kurt Cobain
- "Shine A Light" - The Rolling Stones untuk Brian Jones
Musik selalu punya cara untuk menyembuhkan luka, bahkan yang paling dalam. Bagi banyak musisi, kehilangan rekan satu band bukan hanya kehilangan teman, tapi juga kehilangan bagian dari jiwa dan sejarah hidup mereka. Maka tidak heran jika beberapa lagu terlahir dari kesedihan yang begitu nyata.
Dalam dunia musik, duka sering kali berubah menjadi sesuatu yang abadi. Dari The Beatles hingga AC/DC, setiap lagu membawa kisah memilukan namun juga keindahan dalam menerima perpisahan. Berikut deretan lagu yang ditulis untuk mengenang rekan band yang telah meninggal, yang hingga kini masih menggema sebagai bentuk cinta dan penghormatan sejati.
1. “All Those Years Ago” – George Harrison untuk John Lennon
Setelah John Lennon tewas ditembak pada tahun 1980, dunia musik berduka. Namun bagi George Harrison, Paul McCartney, dan Ringo Starr, kehilangan itu jauh lebih personal. Mereka bukan sekadar rekan kerja, tetapi saudara yang pernah membentuk sejarah musik bersama. Rasa kehilangan yang mendalam membuat Harrison menulis lagu penghormatan untuk sahabat lamanya.
Lagu ini dirilis setahun kemudian dalam album Somewhere in England dan menandai reuni tak terduga para mantan personel The Beatles. Suara Harrison yang bernostalgia berpadu dengan permainan musik McCartney dan Starr menghadirkan momen emosional, seolah mereka kembali bersama untuk mengucapkan selamat jalan pada Lennon.
2. “Friend of a Friend” – Foo Fighters untuk Kurt Cobain
Bagi Dave Grohl, kehilangan Kurt Cobain bukan sekadar kehilangan vokalis Nirvana, tapi juga kehilangan sahabat yang pernah mengubah hidupnya. Dalam lagu “Friend of a Friend”, Grohl hanya ditemani oleh gitar akustik untuk menyalurkan rasa rindu yang tulus. Lagu ini pertama kali ditulis pada 1990 dan dirilis kembali pada 2005 dalam album In Your Honor.
Liriknya penuh makna tersembunyi, termasuk baris “He says ‘Nevermind’,” yang secara halus merujuk pada album legendaris Nirvana. Dengan nada lembut dan jujur, Grohl menggambarkan sosok Cobain sebagai pribadi misterius yang begitu berpengaruh namun rapuh. Lagu ini menjadi salah satu penghormatan paling tulus dalam sejarah musik alternatif.
3. “Shine A Light” – The Rolling Stones untuk Brian Jones
Kematian tragis Brian Jones pada tahun 1969 meninggalkan luka besar bagi The Rolling Stones. Sebagai pendiri band, kepergiannya karena tenggelam di bawah pengaruh narkoba menjadi akhir yang pahit. Mick Jagger awalnya menulis “Shine A Light” tentang perjuangan Jones melawan kecanduan, namun setelah kematian sahabatnya itu, lagu tersebut diubah menjadi penghormatan.
Dirilis dalam album Exile on Main Street (1972), lagu ini memancarkan semangat positif di tengah kesedihan. Alih-alih melankolis, “Shine A Light” justru terdengar seperti ucapan selamat jalan yang hangat dengan lirik “May the good Lord shine a light on you.” Sebuah harapan agar Jones menemukan kedamaian di tempat lain.
4. “My Lovely Man” – Red Hot Chili Peppers untuk Hillel Slovak
Kematian gitaris Hillel Slovak akibat overdosis pada 1988 mengguncang Red Hot Chili Peppers. Bagi vokalis Anthony Kiedis, Slovak bukan hanya rekan band, tapi juga saudara yang menemaninya di masa-masa sulit. Lagu “My Lovely Man” menjadi ungkapan cinta dan kehilangan yang mendalam, seolah surat terbuka kepada temannya yang sudah tiada.
Dalam lagu itu, Kiedis menyanyikan kerinduan yang penuh keyakinan, bahwa suatu hari nanti mereka akan bertemu kembali. “It’s kind of like when I die, I am counting on him to save me a seat,” katanya kepada Rolling Stone. Setiap kali lagu ini dibawakan, Slovak seolah hidup kembali di antara mereka dan menjadi bagian abadi dari semangat band tersebut.
5. “Back in Black” – AC/DC untuk Bon Scott
Ketika vokalis AC/DC, Bon Scott, meninggal dunia secara mendadak pada tahun 1980, band ini berada di ambang kehancuran. Namun alih-alih menyerah, mereka memilih untuk bangkit dan mengenang sahabatnya dengan cara paling rock yang bisa dilakukan yaitu melalui lagu “Back in Black”. Lagu ini menjadi bentuk perayaan kehidupan Bon Scott, bukan ratapan atas kepergiannya.
Dengan vokal bertenaga dari Brian Johnson, yang menggantikan Scott, lagu ini terdengar seperti pesan dari arwah sang legenda “Forget the hearse ’cause I never die.” “Back in Black” kemudian menjadi salah satu lagu rock paling ikonik sepanjang masa yang membuktikan bahwa warisan Scott tidak akan pernah padam.
Kehilangan memang bagian tak terelakkan dari kehidupan, namun musik mengajarkan kita bahwa kenangan bisa hidup selamanya dalam nada dan lirik. Jadi, di antara lagu-lagu penghormatan ini, mana yang paling membuatmu merinding dan tersentuh?


















