Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemenang Palme d'Or 2025, Jafar Panahi, Divonis Penjara di Iran

Pemenang Palme d'Or 2025, Jafar Panahi Divonis Penjara di Iran.jpg
Jafar Panahi, sutradara "It Was Just an Accident" (dok. instagram.com/festivaldecannes | Memento Distribution/It Was Just an Accident)
Intinya sih...
  • Jafar Panahi, sutradara Palme d'Or 2025, divonis penjara satu tahun di Iran
  • Vonis penjara dijatuhkan in absentia saat Panahi sedang di luar negeri. Film terbarunya mengkritik rezim Iran dan dilarang di negara asalnya.
  • Rekam jejak Panahi sebagai sutradara kontroversial yang berulang kali menentang sensor pemerintah Iran
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia perfilman internasional kembali dikejutkan oleh kabar dari Iran. Jafar Panahi, sutradara legendaris yang baru saja memenangkan Palme d'Or 2025, dijatuhi hukuman penjara oleh pemerintah Iran. Keputusan ini kembali memunculkan perdebatan tentang kebebasan berekspresi dan represi politik terhadap seniman di negara tersebut.

Panahi, yang karyanya kerap menyorot isu sosial dan politik Iran, divonis satu tahun penjara. Ironisnya, hukuman ini dijatuhkan hanya beberapa bulan setelah film terbarunya, It Was Just an Accident (2025), meraih penghargaan tertinggi di Festival Film Cannes dan mendapat pengakuan luas di panggung internasional.

1. Jafar Panahi mendapat vonis penjara satu tahun di Iran

Dilansir The Guardian (2/12/2025), vonis penjara tersebut dijatuhkan in absentia ketika Panahi sedang berada di luar negeri untuk mempromosikan filmnya di Amerika Serikat. Selain hukuman satu tahun penjara, Panahi juga dikenai larangan bepergian selama 2 tahun dan dilarang terlibat dalam kelompok politik atau sosial apa pun.

Menurut pengacara Panahi, Mostafa Nili, tim hukum akan segera mengajukan banding. Tuduhan yang dikenakan adalah "kegiatan propaganda melawan negara," meski tidak dijelaskan secara spesifik apa yang dimaksud. Situasi Panahi kini semakin genting karena ia masih berada di luar Iran setelah menyelesaikan promosi film di Los Angeles, New York, dan Telluride.

Panahi sendiri pernah ditangkap pada Juli 2022 dan ditahan di penjara Evin yang terkenal kejam di Teheran. Setelah hampir 7 bulan dan melakukan mogok makan, ia dibebaskan pada Februari 2023. Mahkamah Agung Iran pun membatalkan hukuman awalnya pada tahun 2010. Namun meski bebas secara hukum, Panahi masih terikat oleh sistem yang ia tolak.

2. Film terbarunya, It Was Just an Accident, cukup keras menyindir rezim Iran

JWC 2205 ditutup dengan 'It Was Just an Accident' dan pemberian hadiah untuk pemenang kompetisi.jpg
It Was Just an Accident jadi penutup JWC 2025 (dok. Memento Distribution/It Was Just an Accident)

It Was Just an Accident bercerita tentang Vahid, mekanik mobil dari Azerbaijan yang pernah dipenjara oleh otoritas Iran. Suatu hari, seorang pria bernama Eqbal datang ke bengkelnya dengan kaki palsu yang mengeluarkan derit khas. Vahid merasa yakin pria itu adalah penyiksa yang menginterogasinya dulu. Dari sana, cerita berkembang menjadi drama balas dendam intens selama 24 jam.

"Mereka menutup mata kami… hanya di toilet saja penutup mata boleh dilepas," kata Panahi mengenang masa kelamnya di penjara, seperti dilansir Deutsche Welle, Rabu (3/12/2025).

Film ini dibuat secara rahasia, menampilkan karakter perempuan tanpa jilbab, sebuah pelanggaran serius terhadap aturan wajib jilbab di Iran. Seperti pengalamannya, film ini menggambarkan sekelompok mantan tahanan yang ingin memastikan apakah mereka benar-benar telah menemukan penyiksa mereka.

"Bahkan setelah meninggal, mereka tetap menjadi momok bagi kemanusiaan," katanya tentang semua perwira intelijen yang bertugas di bawah rezim tersebut.

Ironisnya, meski film itu dilarang di negara asal sang sutradara, Prancis justru memilihnya sebagai wakil resmi di Oscar 2026. Terbaru, film ini menyapu nominasi Gotham Awards 2025.

3. Rekam jejak Panahi sebagai sutradara kontroversial di Iran

Rekam jejak Panahi sebagai sutradara kontroversial di Iran.jpg
Potret Jafar Panahi (dok. instagram.com/jafar.panahi)

Vonis terbaru ini menambah panjang riwayat Panahi dalam berhadapan dengan otoritas Iran. Sejak awal kariernya, sutradara 65 tahun ini memang getol membuat film-film kritis dan berulang kali menentang sensor pemerintah Iran.

Pada 2010, Panahi dilarang membuat film selama 20 tahun dan dilarang keluar Iran setelah mendukung protes anti-pemerintah. Ia sempat divonis 6 tahun penjara, meski akhirnya hanya menjalani 2 bulan sebelum dibebaskan dengan jaminan.

Walau demikian, Panahi tetap berkarya secara sembunyi-sembunyi. Pada 2011, ia menyelundupkan This is Not a Film ke Cannes menggunakan flashdisk yang disembunyikan dalam sebuah kue. Beberapa tahun kemudian, filmnya yang berjudul Taxi (2015) kembali meraih penghargaan internasional.

Kasusnya juga mencerminkan nasib seniman Iran lainnya. Tahun lalu, sutradara film nominasi Oscar The Seed of the Sacred Fig (2024), Mohammad Rasoulof terpaksa melarikan diri ke Berlin setelah menghadapi ancaman hukuman penjara atas tuduhan kolusi melawan keamanan nasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us

Latest in Hype

See More

Sinopsis Drama China Treasure at Dawn, Dibintangi Li Hong Yi

04 Des 2025, 12:08 WIBHype