Jakarta, IDN Times - Film horor terbaru IDN Pictures yang berjudul Pasar Setan sukses menjual 102.168 tiket di hari pertamanya. Menceritakan urban legend yang terkenal di masyarakat, ending Pasar Setan meninggalkan banyak teori dan misteri di benak penonton.
Kepada IDN Times, Wisnu Surya selaku sutradara Pasar Setan memaparkan beberapa penjelasan terkait filmnya. Yuk, simak artikel selengkapnya di bawah ini!
Artikel di bawah ini mengandung spoiler!
Pasar Setan fokus pada sosok Tamara Tiwuh yang diperankan oleh Audi Marissa. Karakter ini diceritakan mencoba bertransaksi tebu dengan Nyi Salimah demi bisa melihat penampakan hantu legenda secara langsung untuk kontennya.
Menariknya, ada easter egg, nih, dalam hal ini. Nama panjang Tamara dalam film ini ternyata berarti tebu.
"Tiwuh itu artinya tebu dalam bahasa Sunda," kata sutradara Wisnu Surya pada Selasa (27/2/2024).
Ada salah satu adegan kunci yang dijelaskan oleh sang sutradara, yakni ketika Tamara berbicara dengan penduduk desa. Saat itu, ia diberikan satu genggam tumbuhan yang akhirnya dibawa ke mana-mana olehnya dan ternyata tumbuhan itu merupakan bunga tebu.
"Itu bunga tebu," ungkap sang sutradara.
Selain itu, Di akhir film pun terungkap bahwa Nyi Salimah dan Tamara saling berkaitan. Ketika ditanya apakah Tamara sengaja menjadikan teman-temannya tumbal sebagai bentuk balas dendam, Wisnu Surya mengaku ada kemungkinan tersebut.
"Itu yang mungkin ada di pikiran Tamara (buat balas dendam)," katanya.
Elemen tebu kerap muncul sepanjang film Pasar Setan. Bukan tanpa alasan, ternyata tebu menggambarkan rasa manisnya popularitas yang dijadikan fondasi plot film ini.
"Sebenernya kita pengin bangun semestanya, ya. Simbol bahwa apa, sih yang ingin kita bicarakan? Popularitas. Popularitas, kan manis, ya. Yang manis tuh apa, sih? Itu tebu," ujarnya menerangkan.
Tamara juga sempat ditahan oleh Abah Agung untuk tidak keluar dari desa hingga akhirnya direbut paksa oleh polisi. Wisnu menjelaskan bahwa poin tersebut juga penting dalam menggambarkan keadaan sekarang yang sering menyepelekan masyarakat adat.
"Masyarakat adat kan lambang buat kita. Kita ngomongin tentang kerusakan lingkunga segala macem, itu kan kita melanggar apa yang kemudian sudah dijaga masyarakat adat. Kejahatan tuh ada gara-gara yang dijaga masyarakat adat itu dirusak dan mereka terpinggirkan. Kalau tidak dihargai, akan menjadi bencana yang lebih besar," jelas Wisnu.
Di akhir film, Tamara yang sudah menunjukkan sifat aslinya ini mendadak kabur dari pengawasan polisi dan pergi naik bus. Yang mengejutkan, Nyi Salimah pun berada dalam bus tersebut. Tanpa mau memberikan jawaban yang gamblang, sutradara mengungkapkan mereka akan menebar teror.
"Ke mana, ya? Hahaha. Kan clue-nya ada di Abah Agung. Menebar teror yang lebih besar dan itu dalam keadaan bahaya," pungkas Wisnu Surya.
Nah, buat kamu yang terlewat dengan detailnya, yuk, tonton lagi Pasar Setan mumpung masih tayang di bioskop!