Terjebak Friendzone! 7 Kesalahan Oushi di Anime A Sign of Affection

Oushi Ashioki adalah salah satu karakter anime A Sign of Affection (Yubisaki to Renren). Ia merupakan teman masa kecil Yuki, sang protagonis sekaligus jadi rival cinta Itsuomi. Meski memiliki perasaan pada Yuki semenjak kecil, pada akhirnya Oushi tak pernah sempat mengutarakan isi hatinya pada gadis itu.
Mungkin pilihannya tepat. Karena timming saat perasaannya benar-benar terkonfirmasi, Yuki justru tengah jatuh hati pada Itsuomi. Hanya saja mengingat lamanya Oushi berada dalam friendzone, maka beberapa faktor yang dibahas di artikel ini mungkin bisa menjelaskan kesalahan apa saja yang membuat Oushi tak mendapatkan cinta Yuki. Mari bedah satu-satu!
Peringatan, artikel ini berisi spoiler hubungan asmara Oushi-Yuki-Itsuomi.
1. Selalu denial dengan perasaannya

Oushi sadar motivasinya belajar bahasa isyarat agar bisa lancar berkomunikasi dengan Yuki. Itu dilakukannya sejak mereka masih kanak-kanak dan terus ia lanjutkan sampai dewasa. Padahal kakak perempuannya yang lebih dulu mengenalkan bahasa isyarat justru telah berhenti mempelajarinya. Pada episode 7, sang kakak bahkan mengaku sudah melupakan hampir semua materi yang pernah dipelajari.
Dengan kurun waktu yang panjang tersebut, mustahil bagi Oushi sama sekali tak punya kesempatan untuk mengutarakan perasaannya jika ia benar-benar ingin. Sebaliknya pada scene saat Oushi membicarakan topik orang tuli, justru terkesan ia melihat kekurangan mereka seperti potensi masalah. Saat target cinta tengah ditakar dalam skema keuntungan dan kerugian, tentu keraguan akan jadi dinding yang menghalangi progres.
Jika potensi kerugian lebih dominan, denial adalah reaksi yang wajar. Akan tetapi denial dalam asmara, juga menunjukkan si pemilik perasaan menganggap target cintanya kurang pantas atau ideal untuk dijadikan pasangan. Oushi baru bertindak setelah merasa terancam karena targetnya direbut. Menjadi masuk akal dan pantas bahwa Oushi tak berkesempatan dicintai Yuki.
2. Memilih berlindung di balik kata-kata menyakitkan, dibanding jujur dengan perasaannya

Meskipun dimotivasi perasaan khawatir, banyak kata-kata Oushi yang akhirnya terkesan menyakitkan. Oushi sering menghubungkan nasihatnya dengan kondisi Yuki yang tuli. Jelas bukan kata-kata yang nyaman diterima sebab kondisi tersebut melekat selamanya dan bukan sesuatu yang bisa disembuhkan.
Padahal bisa saja Oushi jujur mengenai perasaannya. Menyuarakan dengan jelas kekhawatirannya sebagai bagian dari rasa suka dan bukannya rasa kasihan. Dengan begitu, Yuki akan tahu bahwa Oushi memang peduli sesuai terkaannya selama ini.
3. Bersumbu pendek

Kontrol emosi Oushi tak bisa dikatakan baik meskipun dia tipe orang yang sering memendam perasaannya sendiri. Jadi terkadang ia terkesan sebagai pribadi yang menakutkan dan kasar. Berhubung Oushi lebih sering tak ingin menjelaskan alasan marahnya saat ditanya oleh Yuki, maka gadis itu pun memilih mengabaikan dan melanjutkan kehidupannya tanpa ambil pusing.
Perpaduan sikap yang merepotkan untuk dibaca isi hatinya, bukan? Padahal jika Oushi bukan orang yang emosian, mungkin Yuki akan merasa aman bersikap lebih terbuka. Mereka pun mungkin bisa melakukan obrolan yang lebih dalam dan dewasa.
4. Terlalu mengontrol tanpa niatan berdiskusi

Berkedok sebagai teman masa kecil, karakter anime ini sering menyampaikan larangan-larangan tertentu pada Yuki. Beberapa memang masuk akal, tetapi banyak juga yang hanya terkesan sebagai ekspresi posesif. Belum lagi cara penyampaiannya terkesan hanya dari satu arah tanpa ada niatan diskusi yang melibatkan padangan Yuki. Tak heran jika gadis itu lebih sering kesal dan mengabaikan larangan-larangan Oushi.
5. Keberadaan yang tak benar-benar terdeteksi

Dibandingkan pendekatan Itsuomi, Oushi cerderung sangat pasif memperjuangkan hubungannya dengan Yuki. Sejak awal ia lebih sering memandang dari jauh tanpa benar-benar berusaha melibatkan diri dengan kehidupan Yuki. Hubungan mereka pun hanya mengandalkan kedekatan tempat tinggal dan durasi saling kenal sejak lama.
Tak ada sesuatu yang cukup intens seperti kebanyakan kisah romansa friendzone. Bahkan saling memiliki nomor kontak pun terbilang sangat telat. Itu pun setelah dipicu kehadiran orang baru yang dianggap mengancam oleh Oushi.
6. Tak mencoba mengenalkan Yuki pada lingkar pertemanannya, maupun mencoba mengenal lingkar pertemanan Yuki

Dalam beberapa kesempatan, terlihat Oushi tak berminat mengenalkan Yuki pada circle pertemanannya meski salah satu temannya sudah coba membujuk. Oushi pun terlihat tak ingin mengenal teman Yuki. Saat ia berkesempatan tukar sapa dengan Rin yang merupakan teman terdekat Yuki di kampus, Oushi memilih mengakhiri percakapannya dengan Yuki dan pergi. Sangat jauh berbeda dengan sikap yang dipilih Itsuomi.
7. Lebih suka bersikap mengganggu seperti bocah

Mungkin terbawa kebiasaan masa kecil, cara Oushi menarik perhatian Yuki justru dengan mengganggu gadis itu. Mirip kelakuan para bocah yang belum mengenal adanya sikap gentle dan romantis untuk mencuri perhatian lawan jenis dengan lebih efektif. Langkah yang terbukti salah karena ternyata Yuki lebih menyukai keseriusan. Penonton bisa tahu itu, sebab dinyatakan sendiri oleh isi hati Yuki. Sayangnya Oushi tak bisa mendengarnya.
Kisah Oushi dan Yuki bisa dibilang termasuk friendzone karena dalam hubungan pertemanan mereka, Oushi memiliki perasaan suka kepada Yuki. Sayangnya usaha Oushi yang terbilang minim tidak terlalu membantu untuk mendukung hubungan keduanya.
Meski patut disayangkan, tapi itu akhir yang pas untuk hubungan karakter anime di A Sign of Affection ini. So, buat kalian yang juga terjebak friendzone, jangan sampai melakukan kesalahan serupa seperti yang Oushi lakukan. Segera bertindak sebelum terlambat!