Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Miskonsepsi Ini Sering Muncul dalam Film Perang, Apa Saja?

dok. DreamWorks Pictures

Umat manusia mungkin telah saling bertarung sejak pertama kali menginjakkan kaki di Bumi, meskipun kebanyakan dari kita masih tidak tahu seperti apa perang itu sebenarnya. Nyatanya, citra mental kita tentang apa yang terjadi di medan perang sangat dipengaruhi oleh budaya populer, khususnya film.

Sayangnya, orang-orang yang membuat film-film perang biasanya tidak pernah bertempur dalam perang sungguhan, dan kebanyakan hanya mengada-ada. Meskipun kita semua setuju kalau fiksi dibutuhkan agar suatu film menjadi menyenangkan, seharusnya hal itu hanya berlaku untuk genre seperti fiksi ilmiah dan horor. 

Misrepresentation dalam gambaran perang di layar lebar sering muncul akhir-akhir ini. Terima kasih kepada Hollywood, banyak miskonsepsi tentang medan perang yang lahir dari tangan mereka. Tanpa menunggu lebih lama lagi, berikut 8 fakta salah yang sering muncul di dalam film perang.

1. Memamerkan tag anjing adalah hal yang keren

imdb.com

Tag anjing selalu menjadi bagian populer dari busana kasual pria. Hal itu memang terlihat cukup keren karena sering dikaitkan dengan militer. Karena Hollywood, banyak dari kita berasumsi kalau mengenakan tag anjing sebagai kalung adalah sesuatu yang dilakukan oleh para tentara sepanjang waktu.

Namun, seperti yang akan dikatakan oleh veteran negara mana pun kepada kalian, memamerkan tag anjing tidak pernah dianggap sebagai etika yang baik di dalam militer. Meskipun benar kalau kalian harus mengenakan tag setiap hari untuk identifikasi saat bertugas, sebagian besar tentara selalu menyimpannya di dalam baju mereka.

Seperti yang dilansir dari laman LEAFtv, mereka bahkan tidak akan memakainya jika sedang tidak bertugas. Hal ini berbeda jauh dengan film-film yang sering menggambarkan para tentara yang memakai tag anjing sambil topless.

2. Barang-barang dengan "military grade" memiliki kualitas yang lebih bagus

ipitaka.com

Dari pisau, perangkat lunak antivirus, hingga sistem alarm, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia sering menyebut produk mereka sebagai "military grade," biasanya untuk menandakan kualitas dan harga yang lebih tinggi daripada produk-produk kelas konsumen.

Namun pada kenyataannya, kualitas tingkat militer sebenarnya tidak ada, dan hanyalah salah satu dari gimmick dari bagian marketing. Meskipun mungkin benar kalau warga sipil belum memiliki akses ke banyak teknologi militer, hal itu karena alasan keamanan dan bukan karena entah bagaimana telah membuat hal-hal yang lebih bagus di sana.

3. Senjata api otomatis, machine gun berjalan dan peluru yang tak terbatas

Film memang sering melebih-lebihkan efek berbagai senjata untuk membuatnya terlihat lebih mengesankan di layar lebar. Selain memberi kita gagasan yang salah tentang apa sebenarnya pertempuran itu, ternyata hal ini juga mempengaruhi pengambilan keputusan kita selama situasi bencana real-time.

Satu perbedaan mencolok antara perang nyata dan fiksi adalah "tembakan otomatis" dalam senapan serbu. Sementara senapan militer memiliki pengaturan untuk mengaktifkan mode burst otomatis selama terus menerus, hampir tidak ada yang menggunakannya dalam pertempuran nyata.

Rambo mungkin menjadi contoh terbaik dari miskonsepsi ini, meskipun itu bukan satu-satunya film yang bersalah. Banyak juga film perang yang menampilkan pahlawan yang kalah jumlah, mengambil senapan mesin sebagai upaya terakhir dan berhasil menumbangkan lawan-lawannya dengan senapan mesin berjalan.

Mengutip dari jurnal di laman resmi Southern Illinois University, salah satu alasan mengapa tidak ada senapan mesin berjalan adalah karena senapan mesin sangat berat dan hampir mustahil untuk berjalan dengan senapan mesin, apalagi menembak dengannya.

Selain itu, amunisi dalam perang nyata sangat terbatas, tidak seperti yang digambarkan dalam film-film, di mana mereka bisa mengirimkan "hujan peluru" ke arah musuh mereka.

4. Kalian bisa menembak siapapun

imdb.com

Kita sering berpikir kalau pertempuran adalah urusan yang terkoordinasi dengan pikiran tunggal. Jika komandan mengeluarkan perintah untuk menembak, maka anak buahnya hanya perlu menembak semua musuhnya tanpa pandang bulu. Sama seperti mitos lain dalam daftar ini, yang satu ini hanya ada di film-film Hollywood juga.

Pada kenyataannya, ada aturan tertulis dan spesifik tentang apa yang dapat atau tidak bisa kita lakukan dalam perang. Setiap perang memiliki aturan keterlibatan sendiri, dan mereka terus berubah tergantung pada tujuan di lapangan.

Sebagai contoh, ada beberapa momen di mana para jenderal harus menerima perintah resmi untuk pindah ke wilayah-wilayah tertentu yang bisa memakan waktu berjam-jam.

5. Melempar pisau adalah hal yang biasa

cinemasalademande.com

Tidak ada yang tahu pasti kapan gagasan tentang pisau lempar pertama kali muncul di film perang. Kita dapat melacak asal-usulnya pada seni melempar pisau, yang — seperti seni melempar benda lain tanpa alasan — tidak memiliki banyak kegunaan di dunia nyata.

Belum jelas mengapa seorang sutradara melihat itu dan memutuskan untuk membuatnya menjadi senjata pokok dalam film-film perang. Dalam film tersebut, biasanya satu lemparan pisau dapat menewaskan banyak orang. Menurut beberapa pihak, konyol untuk mengatakan kalau pisau yang dilemparkan dapat membunuh seseorang.

Meskipun melempar benda runcing bukanlah ide yang buruk, melempar pisau hampir tidak menghasilkan dampak yang signifikan untuk seseorang. Seperti yang dikutip dari Escapepod.org, pisau yang dilempar harus cukup tajam agar dapat menembus daging dan tulang, yang tentunya lebih sulit dilakukan dalam dunia nyata daripada dalam film.

6. Pembantaian selalu terjadi di dalam pertempuran

Berkat film-film seperti Lord of the Rings, kita memiliki anggapan kalau perang di masa kuno atau abad pertengahan biasanya menampilkan kedua belah pihak yang saling berhadapan dengan kavaleri mereka, dan secara aktif terlibat dalam pertempuran tangan-ke-tangan selama pertempuran.

Nyatanya, begitulah cara video game melihat perang historis, yang juga turut memengaruhi gagasan khalayak umum tentang bagaimana perang benar-benar terjadi.

Sementara pembantaian jelas merupakan bagian yang umum, dan penting, dari setiap pertempuran, biasanya pembantaian hanya dilakukan di akhir perang, terutama ketika pihak yang menang mengejar sisa pasukan musuh yang melarikan diri. 

Sebagian besar pertempuran dalam sejarah juga melibatkan perhitungan militer yang berjam-jam, bertarung dalam unit-unit yang terisolasi, dan hanya akan bergerak dengan kekuatan penuh jika ada keuntungan yang pasti. 

7. Kavaleri adalah sesuatu yang menakutkan dalam perang

pinterest.co.uk

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kita menganggap kalau kavaleri kuda dianggap sebagai unit yang sangat kuat yang bahkan dapat memutuskan jalannya sebuah pertempuran bersejarah.

Seperti yang dilansir dari Direct-history.com, sampai dibuat tidak berfungsi oleh tank dan artileri, kavaleri memang mendominasi medan perang di seluruh dunia dan tetap menjadi unit pokok dari beberapa pasukan elit dunia.

Meskipun benar kalau kavaleri berat adalah unit yang sangat kuat, mereka cukup mudah dilawan oleh banyak unit infantri sepanjang pertempuran. Selain itu, pertempuran jarang dimulai dengan serangan kavaleri yang bertujuan untuk menghancurkan barisan depan musuh.

Pertama, kalian tidak dapat mengirim unit kavaleri lapis baja yang terlatih dengan baik sebagai serangan pembuka. Lebih penting lagi, kuda tidak akan mau menabrak dinding tombak yang sudah dibuat oleh musuh sebelumnya.

8. Para tentara akan selalu menghujani musuh dengan tembakan

people.com

Perang sering kita bayangkan sebagai persaingan mutlak antara dua pihak yang berseteru. Para prajurit harus melakukan yang terbaik untuk membunuh pihak lain, yang juga ingin membunuh mereka. Begitulah cara film memberikan gambaran perang kepada kita.

Dilansir dari laman Historynet.com, pada kenyataannya sebagian besar tentara tidak akan menembak kecuali diberikan perintah oleh perwira senior yang ada di sekitar mereka. Menurut seorang sejarawan, satu dari tiga tentara di Vietnam bahkan tidak pernah menembakkan senjata mereka.

Dalam rata-rata pertempuran di Perang Dunia II saja, hanya sekitar 15-20 persen tentara di pihak Sekutu yang melepaskan tembakan selama perang.

Nah, itu tadi fakta salah yang sering muncul di dalam film perang. Sekarang kalian sudah tahu kan fakta-fakta tentang perang yang sebenarnya. Jadi, jangan sampai melakukan miskonsepsi lagi ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us