3 Fakta Kehidupan Murid SMA di The Midnight Romance in Hagwon, Keras!

Drakor The Midnight Romance in Hagwon adalah drama yang menceritakan tentang perjuangan karir guru akademi (hagwon) di kawasan elit Korea Selatan selama 14 tahun. Dalam drama tersebut digambarkan bagaimana kehidupan dan pekerjaan guru akademi di Korea Selatan pada umumnya. Mereka umumnya akan memulai untuk bekerja pada sore hari, lho.
Gak hanya itu, drama ini juga menyisipkan gambaran menarik tentang kehidupan murid SMA. Mereka menggambarkan bagaimana kehidupan para murid ini secara realitas juga. Apa saja fakta yang dijalani para murid SMA ini? Simak penjelasan di bawah!
1. Mulai fokus belajar dari kelas 10

Pendidikan di Korea Selatan ini memang dimulai dari mereka TK. Akan tetapi, perjalanan pendidikan mereka lebih ditekankan ketika menginjak masuk SMA. Umumnya, hal ini terjadi karena mereka akan menghadapi ujian nasional masuk universitas atau suneung.
Suneung sendiri disebut sebagai ujian terberat yang siswa hadapi hingga menjadi tekanan tersendiri. Gak cukup sampai di sana, para orang tua biasanya juga berperan aktif agar anaknya bisa siap secara mental dan fisik untuk menghadapi ujian ini. Mereka biasanya mempersiapkan setiap ujian dengan baik.
Bahkan, para orang tua juga mencoba untuk mendukung anaknya sedini mungkin agar bisa fokus belajar. Mereka kadang kala lebih obsesif terhadap nilai rapor anaknya meskipun baru menginjak kelas 10, lho.
2. Belajar hingga dini hari tanpa jeda

Dalam drakor The Midnight Romance in Hagwon, kelas di akademi privat bisa berakhir hingga larut malam. Murid baru akan pulang ke rumah setelah kelas di akademi berakhir. Mereka menghadiri kelas tersebut tanpa repot untuk pulang terlebih dahulu.
Seperti gambaran dalam drama, murid SMA biasanya menambah waktu belajar mereka lebih ekstrim. Murid bisa menghabiskan waktu belajar di sekolah hingga 7 sampai 8 jam sehari. Dilansir CNN, Kementerian Pendidikan Korea Selatan menyatakan sebanyak 75% dari siswa dari mulai SD hingga SMA di Korea Selatan yang mengambil kelas tambahan di akademi.
Mereka bisa menghadiri akademi hingga tengah malam. Bahkan, mereka bisa belajar hingga dini hari jika mendekati hari suneung diadakan, lho.
3. Mengusahakan untuk gak dapat catatan merah dari sekolah

Murid SMA biasanya lebih hati-hati dalam bersikap. Selain berlomba untuk mendapatkan nilai terbaik, mereka biasanya juga lebih menjaga sikap untuk menunjang pendidikannya. Hal ini disebabkan sistem ranking di pendidikan atas Korea Selatan gak hanya berdasarkan nilai saja.
Beberapa sekolah juga mempertimbangkan sikap dan perilaku siswa dalam memberikan nilai. Ranking di pendidikan Korea Selatan biasanya dibedakan dari mulai level 1 hingga 9. Hal ini menunjukkan seberapa menonjolnya seorang siswa di dalam komunitas belajar sekolah.
Untuk mencapai level pertama, siswa diharuskan belajar dengan keras menjadi 4% dari banyak siswa di wilayah tersebut. Gak cukup sampai di sana, jika siswa bisa menunjukkan dan mempertahankan nilai teratas, mereka dianggap bisa mengerjakan ujian suneung dan memilih tiga universitas ternama dengan percaya diri, lho.
Dari penjelasan di atas, bisa dirasakan jika para siswa SMA ini saling berkompetisi dengan sangat ketat untuk menjadi 4% dan berhasil melalui ujian suneung dengan lancar. Bagi mereka masa SMA menjadi waktu yang sangat penting untuk dilewati.
Bahkan, orang tua juga berperan aktif dalam kehidupan mereka di masa krusial ini. Makin penasaran kelanjutannya? Jangan lewatkan episode selanjutnya drakor The Midnight Romance in Hagwon, ya!