7 Kemalangan Lee Da Rim di Drakor Iron Family, Miliki Penyakit Langka!

Iron Family merupakan drakor baru KBS yang tayang menggantikan slot penayangan Beauty and Mr. Romantic. Resmi rilis pada Sabtu (28/9/2024) lalu, drakor yang usung genre komedi romansa ini suguhkan adu chemistry antara dua artis ternama, yakni Kim Jung Hyun dan Keum Sae Rok.
Iron Family menyoroti kisah pertemuan Seo Kang Joo (Kim Jung Hyun) dan Lee Da Rim (Keum Sae Rok) yang terlibat cinta satu malam di masa perkuliahan keduanya.
Di masa lalu, Lee Da Rim yang perlahan mulai kehilangan kemampuan penglihatannya ingin merasakan kecan setidaknya sekali. Karena keterbatasannya itu Lee Da Rim merasa tak pantas memiliki teman hidup.
Tak hanya kemampuan penglihatannya yang semakin memburuk, tujuh hal di bawah ini juga jadi kemalangan hidup yang harua dialami Lee Da Rim di drakor Iron Family.
1. Saat masih kecil, ia tak merasakan kasih sayang seorang ayah. Hal ini karena sang ayah sibuk mengunci diri demi ujian sekolah hukum

2. Tak lama, sang ayah akhirnya meninggal sebab depresi karena terus gagal. Sejak itu, ia bantu pekerjaan sang ibu sebagai penatu

3. Semula miliki kemampuan penglihatan di atas rata-rata orang normal, kini Da Rim justru mengidap penyakit langka

4. Seiring bertambahnya usia, kemampuan penglihatan Da Rim kian memburuk dan berisiko akan menghilang secara total dan permanen

5. Jika ingin sembuh, Da Rim harus memiliki uang 800 juta untuk melakukan operasi kedua matanya itu, sayangnya ia tak punya

6. Jadi anak tengah, Da Rim juga jadi satu-satunya sandaran bagi ibunya karena kedua saudaranya acuh tak acuh

7. Sejak kecil, Da Rim juga selalu mengalah dengan memakai barang bekas kakak-kakaknya

Tujuh hal di atas jadi kemalangan hidup yang dialami Lee Da Rim dalam drakor Iron Family. Kini, Lee Da Rim tak memiliki banyak waktu jika ia ingin menyelamatkan kemampuan penglihatannya.
Dokternya menyarankan agar Lee Da Rim segera mencari uang 800 juta untuk operasinya. Apa yang akan Lee Da Rim lakukan? Apakah ia akan menyerah dan menerima takdirnya atau terus berharap ada sebuah keajaiban?