7 Blunder Tae Soo Menangani Utang Jae Sik di The Art of Negotiation

- Yoon Joo No dan Ha Tae Soo diminta solusi oleh direktur utama Grup Sanin terkait masalah utang di drakor The Art of Negotiation.
- Ha Tae Soo menawarkan solusi mengambil pinjaman senilai 55 juta dolar untuk membayar utang, namun usulannya malah menjadi blunder.
- Solusi Ha Tae Soo akan memperburuk kondisi keuangan Grup Sanin yang sudah nyaris bangkrut di drakor The Art of Negotiation.
Selain Yoon Joo No (Lee Je Hoon), CFO Ha Tae Soo (Jang Hyun Sung) jadi salah satu orang yang diminta solusinya oleh direktur utama Grup Sanin, Song Jae Sik (Sung Dong Il). Hal itu berkaitan untuk menangani masalah utang yang akan segera jatuh tempo di drakor The Art of Negotiation.
Solusi yang ditawarkan oleh Ha Tae oo adalah mengambil pinjaman dengan nilai serupa untuk membayar utang, termasuk bunganya senilai 55 juta dolar. Alih-alih solutif, usulan Ha Tae Soo ini justru menjadi blunder bagi dirinya di drakor The Art of Negotiation. Mengapa demikian?
1. Solusi mengambil pinjaman kembali yang diusulkan Ha Tae Soo justru menunjukkan kondisi keuangan Sanin yang sedang kesulitan

2. Solusi tersebut justru menimbulkan rumor yang tidak baik terhadap keuangan Sanin yang dianggap tidak memiliki uang

3. Pengajuan utang yang diajukan kepada Samoel Fund justru menunjukkan kondisi keuangan perusahaan Sanin kepada Samoel Fund

4. Hal tersebut membuat Samoel Fund berada dalam posisi siap siaga untuk menggunakan hak put option yang dimiliki terhadap saham Sanin

5. Pinjaman yang diajukan kepada Samoel Fund membuat perencana keuangan ini berupaya mengambil kesempatan dengan menaikkan bunga

6. Ha Tae Soo harus menerima kemarahan Song Jae Sik yang tidak menyetujui bunga sebesar 15 persen yang ditawarkan oleh Samoel Fund

7. Solusi ini membuat Ha Tae Soo kehilangan muka karena terbukti solusi Yoon Joo No untuk menjual resort jauh lebih tepat sasaran

Ha Tae Soo lagi-lagi harus menerima kekalahannya dari ketua Tim M and A di drakor The Art of Negotiation. Solusi dari Ha Tae Soo justru akan memperburuk kondisi keuangan Grup Sanin yang sudah nyaris bangkrut.