8 Penilaian Keliru Kang Da Wit tentang Sosok Park Gi PPeum di Pro Bono

Sejak awal Pro Bono, Park Gi Ppeum (So Ju Yeon) sering dipandang sebagai sosok yang terlalu idealis, bahkan naif. Semangatnya yang menggebu-gebu membela warga sipil lemah membuat sebagian orang, termasuk Kang Da Wit (Jung Kyung Ho) menganggapnya sebagai pencari perhatian yang belum pernah benar-benar merasakan kerasnya hidup. Di mata Da Wit, Ki Bbeum terlihat seperti orang baik yang hidupnya selalu aman dan nyaman.
Namun, seiring berjalannya cerita, anggapan itu perlahan runtuh. Di balik prinsipnya yang teguh dan pilihannya bekerja di tim Pro Bono tanpa profit, tersimpan latar belakang hidup yang jauh dari kata mudah. Berikut beberapa anggapan Kang Da Wit tentang Park Gi Ppeum yang ternyata keliru dan menyimpan cerita lebih dalam dari yang terlihat di permukaan.
1. Da Wit menganggap Gi Ppeum terlalu naif karena selalu menggebu-gebu membantu warga sipil yang lemah dan benar-benar membutuhkan bantuan hukum

2. Ia juga mengira Gi Ppeum bergabung dengan Oh & Partners demi gaji besar dan stabilitas finansial seperti pengacara firma elit lainnya

3. Da Wit menilai Gi Ppeum tidak pernah merasakan pahitnya hidup karena terlihat tumbuh dari keluarga bahagia dan berkecukupan

4. Ia menganggap Gi Ppeum tak pernah benar-benar berjuang dari nol, apalagi merasakan susahnya mencari uang untuk sekolah dan bertahan hidup

5. Padahal, kenyataannya Gi Ppeum pernah di posisi sulit. Keluarganya pernah mengalami kebangkrutan hingga ayahnya nyaris di penjara

6. Demi menghidupi keluarga, ayahnya harus bekerja sebagai sopir taksi dan Gi Ppeum juga menyisihkan gajinya demi membangun kembali usaha mereka

7. Kedua orang tuanya adalah penyandang disabilitas tunarungu, jadi Gi Ppeum tahu persis rasanya jadi minoritas yang kerap ditindas dan tak dihargai

8. Alasan kenapa ia membela yang lemah bukan karena naif, tapi karena pernah berada di posisi itu sendiri, merasakan asam pahitnya hidup

Deretan anggapan salah ini membuktikan bahwa Park Gi Ppeum bukanlah sosok naif yang hanya bicara soal keadilan dari tempat yang nyaman. Prinsipnya lahir dari pengalaman hidup, dari perjuangan keluarga, dan dari rasa empati yang tumbuh karena pernah berada di posisi lemah. Ia tidak membela orang lain karena ingin terlihat baik, tapi karena ia tahu persis rasanya membutuhkan pertolongan. Dan mungkin, seiring waktu, Kang Da Wit pun akan belajar bahwa idealisme bukan selalu kelemahan, melainkan keberanian untuk tetap peduli di dunia yang keras.


















