5 Idol KPop Cewek yang Jadi Korban Pelecehan Agensi, Terbaru Gaeun

Pelecehan seksual yang dilakukan maupun didukung pihak agensi telah menjadi pengalaman traumatis bagi beberapa idol KPop. Alih-alih mendapat perlindungan, mereka justru dipaksa menanggung kontak fisik maupun ucapan tak senonoh dari agensi. Salah satu idol yang jadi korbannya adalah Gaeun eks MADEIN.
Selain Gaeun, berikut deretan idol KPop cewek yang pernah menjadi korban dari pelecehan seksual pihak agensinya. Mereka sangat tidak nyaman karena dipaksa bertahan menerima perlakuan buruk itu. Meskipun begitu, tekanan dari pihak agensi juga membuat mereka ketakutan atas masa depan kariernya. Yuk, simak untuk mengetahui detail kejadiannya.
1. Gaeun eks MADEIN

Pada November 2024, Incident Chief dari JTBC melaporkan bahwa seorang CEO agensi yang disebut B telah melakukan pelecehan seksual pada idol KPop yang disebut sebagai A. Menurut rekaman yang dirilis, A berkata, “Tolong biarkan aku menyelesaikan promosi ini. Itu satu-satunya keinginanku.” Kemudian, sang CEO membalas, “Jika aku mengabulkan keinginanmu, apa kamu akan menuruti keinginanku? Maka kemauanku adalah kamu jadi pacarku selama sehari.”
Banyak yang menduga, A adalah Gaeun. Setelah siaran ini, 143 Entertainment membantah pelecehan seksual pada artisnya. Seminggu setelah pernyataan itu, Gaeun hengkang dari grupnya. Gaeun memberi pernyataan, “Meski banyak hal sulit terjadi selama promosiku, aku menanggung semuanya karena takut impianku sebagai idol akan berakhir. Kini, aku tak akan melarikan diri lagi. Aku akan berbicara jujur tentang perasaanku dan apa yang telah terjadi selama ini.” Kemudian, pada 28 April 2025, Hanbit Media Labor Rights Center mengaku akan bantu mengajukan pengaduan terkait dugaan penyerangan seksual oleh CEO 143 Entertainment.
Dalam konferensi pers terbaru, Hanbit Center mengatakan, CEO 143 Entertainment pernah memanggil Gaeun yang masih di bawah umur di kantornya. Selama 3 jam, sang pelaku melecehkan dan mengancam Gaeun secara verbal. Gaeun juga dilecehkan secara seksual. Saat itu, Gaeun masih berusia di bawah 19 tahun dan dilindungi berdasarkan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak dan Remaja terhadap Pelanggaran Seksual.
Pada awalnya, pelaku mengakui kesalahannya dan berjanji mengundurkan diri sekaligus menjaga jarak fisik dari Gaeun. Meski begitu, ia kemudian menyangkal kejadian pelecehan tersebut dan tidak menepati janjinya. Ia bahkan mencemarkan nama baik korban dengan pernyataan yang tak sesuai kenyataan. Bahkan, pelaku mengeluarkan Gaeun dari grupnya tanpa pemberitahuan.
Gaeun dan orangtuanya pun mengalami penderitaan luar biasa selama 6 bulan terakhir. Kariernya juga diakhiri secara sepihak oleh 143 Entertainment. Terlebih, agensi itu mengklaim kesalahan ada pada korban.
2. Yellow Bee

Pada 2020, Addiction Entertainment mengklaim perilaku tak senonoh dari salah satu member membuat aktivitas Yellow Bee tak bisa dilanjutkan. Salah satu member, Ari, membantah klaim ini dengan menyatakan, agensi membesar-besarkan masalah. Ia juga mengungkap insiden pelecehan seksual dari manajer hingga staf agensi. Seorang staf pernah menyeret salah satu member ke ruang latihan untuk memaksa berhubungan seksual dengannya.
Banyak orang yang melihat kejadian itu, tetapi hanya sesama anggota yang menghentikan niat bejatnya. Ada juga beberapa kejadian saat pihak agensi memintanya untuk memanggil mereka “Oppa” sambil menyentuh paha para member. Bahkan, mantan manajer mengatakan pelecehan verbal, seperti “Aku akan memberi bayi untukmu, jadi mari kita ke motel.”
Selain itu, ada pula kejadian lain saat agensi memanggil mereka pada tengah malam dan meminta mereka untuk menyuguhkan alkohol pada orang-orang yang disebut investor. Mereka berusaha menahan semua perbuatan itu karena ingin jadi penyanyi. Namun, kejadian itu jadi pengalaman traumatis. Mereka juga tak pernah dibayar dan diabaikan dalam berbagai hal oleh agensi.
Pihak agensi mengatakan bahwa manajer yang melecehkan mereka sudah lama meninggalkan perusahaan. Mereka juga sudah menegur komentar pelecehan dari si pelaku. Selain itu, orang yang berusaha menyeret salah satu member ke ruangan lain adalah produser music video yang berasal dari perusahaan lain. Mereka mengklaim, pihak CEO hingga staf sudah melawan sang produser dan terlibat perdebatan verbal karena masalah ini. Agensi pun meminta maaf pada para member dan penggemar.
3. Gilgun

Dalam sebuah talk show pada 2024, Gilgun mengatakan bahwa seorang CEO di agensinya bekerja sambilan sebagai pengelola tempat karaoke. CEO itu biasanya memanggilnya setiap malam di tempat itu dan membuatnya menyanyi untuk tamu-tamunya. CEO tersebut mengklaim bahwa tamu itu adalah calon investornya. Padahal, Gilgun sangat lelah karena harus pulang pada pukul 2 dini hari.
Sayangnya, Gilgun tetap dituntut untuk meninggalkan rumah pada jam 03.00 dini hari demi menemui CEO itu. Ia pun menambahkan, sebenarnya dia menandatangani kontrak dengan syarat tidak ingin dituntut untuk memberi layanan seksual. Suatu hari, dia pun bertanya mengapa sang CEO memintanya menyanyi di tempat karaoke. CEO itu berdalih, mengatakan, bahwa setidaknya Gilgun tak diminta memberi layanan seksual. Meski begitu, tindakannya ini sudah jelas termasuk dalam pelecehan seksual.
4. Soyoung eks After School

Di program Heard It Through Grapevine pada 2017, Soyoung mengaku pernah makan malam dengan pihak agensi yang mau menandatangani kontrak dengannya. Ketika dia hendak pulang, CEO itu menawarkan untuk mengantarnya pulang. Ia adalah satu-satunya perempuan saat itu. Kemudian, ketika memasuki taksi, CEO itu memegang tangannya.
Saat itulah, Soyoung menyadari dia harus waspada. Ia pun mencoba mengusir CEO itu keluar dari taksi. Namun, si pelaku baru turun usai dia keluar duluan dari taksi. Sang pelaku pun mengajaknya pergi ke tempat makanan cepat saji yang buka 24 jam. Si CEO memegang tangannya dan mengaku menyukainya. Pelaku bahkan mengancam tak mau melepaskan tangan Soyoung sebelum pernyataan suka itu diterima. Soyoung pun mengaku tak tertarik padanya. Ia langsung meminta agar kontraknya dibatalkan.
5. Dayull eks Baby Boo

Dayull atau dulu dikenal sebagai Dabin eks Baby Boo mengungkap pelecehan seksual yang dialaminya dalam konten pada 2022. Menurut pengakuannya, beberapa petugas acara suka datang untuk mengambil foto bersama dia dan rekan grupnya. Namun, para pelaku itu juga memegang bokong dan paha mereka di kesempatan tersebut.
Saat berusaha menyuarakan masalah ini, CEO agensi justru meminta mereka untuk tidak menolak sentuhan itu. CEO beralasan, para petugas acara itu adalah orang-orang yang akan membantu mereka bisa diundang ke acara lainnya. Bahkan, mereka harus menerima saat pelaku berusaha mencium mereka. Mau tak mau, mereka pun menerima perintah jahat sang CEO karena mereka sangat suka tampil di panggung.
Kontak fisik tanpa izin maupun ucapan tak senonoh yang dilakukan dan didukung agensi telah membuat idol KPop di atas merasa trauma. Mereka menjadi korban dari pihak yang seharusnya melindungi dan memastikan keamanan kariernya. Beberapa dari mereka bahkan tak bisa menggugat karena tekanan dari pihak agensi.