4 Kesalahan Virtual Assistant yang bikin Sulit Dapat Klien

Menjadi seorang virtual assistant bukan sekadar menawarkan jasa dan menunggu klien datang begitu saja, tetapi perlu usaha agar bisa mendapatkan klien. Namun, banyak pemula yang merasa kesulitan untuk mendapatkan klien sebagai virtual asisstant. Hal ini bukan terjadi karena kurangnya peluang, melainkan karena kesalahan yang menghambat mereka sendiri.
Jika tidak segera diperbaiki, kesalahan-kesalahan ini bisa menghambat kariermu sebagai virtual asisstant. Apa saja sih, kesalahan yang membuatmu sulit mendapatkan klien? Temukan jawabanya pada artikel berikut ini.
1. Melamar pekerjaan tanpa riset

Masih banyak virtual assistant yang melamar pekerjaan secara acak tanpa mengetahui lebih jauh tentang pekerjaan yang akan dilamar. Akibatnya, proposalmu akan terlihat tidak sesuai dengan model bisnis yang dimiliki calon klien. Hal ini membuat klien enggan memproses lamaranmu.
Sebelum memasukan lamaran pekerjaanmu sebagai virtual assistant, pastikan kamu melakukan riset tentang bisnis yang dijalankan oleh calon klien. Cari tahu informasinya pada website maupun sosial media klien.
Setelah itu, sesuaikan proposalmu dengan bisnis mereka. Pahami bahwa klien lebih menyukai virtual assistant yang sudah memahami tentang bisnisnya.
2. Tidak memiliki portofolio

Masih banyak yang melamar pekerjaan sebagai virtual assistant tanpa menunjukan portofolionya. Tanpa portofolio, calon klien atau perekrut tidak memiliki gambaran jelas tentang kemampuan yang bisa ditawarkan, sehingga peluang untuk diterima menjadi lebih kecil.
Sebagai seorang virtual assistant, kamu perlu memahami bahwa klien membutuhkan bukti nyata, bukan sekadar kata bisa. Sebaiknya lengkapi portofolio agar klien bisa melihat bagaimana hasil kerjamu pada proyek sebelumnya. Jika kamu belum pernah mengerjakan proyek sebelumnya, maka buatlah dummy project dan jadikan sebagai portofoliomu.
3. Ingin menjadi virtual assistant yang serba bisa

Banyak calon virtual asisstant yang berusaha menawarkan semua jenis layanan, mulai dari administrasi, customer service, desain grafis, hingga manajemen media sosial. Harapanya, mereka bisa menarik lebih banyak klien. Padahal, tanpa keahlian yang mendalam di bidang tertentu, justru sulit untuk bersaing dengan virtual assistant lain yang memiliki spesialisasi.
Pahami bahwa sebagian besar klien justru mencari virtual assistant yang memiliki keahlian spesialis di bidang tertentu. Pilihlah salah satu kemampuan spesifik sebagai virtual assistant yang paling ingin kamu kuasai. Misalnya lead generation, social media specialist, customer support, dan lainya. Lalu fokuskan diri untuk upgrade skill di bidang yang ingin kamu kuasai secara mendalam.
4. Tidak membangun personal branding

Jangan berharap kamu akan cepat mendapatkan klien tanpa membangun personal branding sebagai virtual asisstant. Dalam dunia freelance yang kompetitif, klien lebih cenderung memilih virtual asisstant yang memiliki identitas jelas dan dapat dipercaya. Dengan personal branding yang kuat, seorang virtual assistant dapat membangun reputasi yang baik, meningkatkan kredibilitas, dan membedakan diri dari pesaing.
Calon klien akan mengecek media sosial sebelum merekrut virtual assistant. Gunakan Instagram, LinkedIn, dan lainya sebagai sarana untuk melakukan personal branding sebagai virtual asisstant. Sebarkan pengalaman dan insight sebagai virtual assistant dan sebarkan konten edukatif untuk meningkatkan kredibilitasmu.
Menjadi virtual assistant yang sukses tidak hanya bergantung pada keterampilan yang dimiliki, tetapi juga pada strategi yang tepat dalam membangun kredibilitas dan menarik klien.
Mulai sekarang, kamu bisa menghindari kesalahan-kesalahan di atas dan melakukan perbaikan agar peluang mendapatkan klien yang sesuai semakin besar. Bagaimana, sudah siap dapatkan klienmu?