4 Tanda Toksik Kamu Terlalu Terikat secara Emosional dengan Pekerjaan

Terlibat aktif dalam pekerjaan yang kita lakukan dapat memberi pro dan kontra sendiri. Positifnya, kamu terus terdorong untuk unggul dan menemukan makna dalam pencapaianmu. Tapi, bila kamu terlalu terikat secara emosional dengan pekerjaanmu, hal itu akan menguras tenaga dan membuatmu lelah.
Alhasil, kamu jadi gak punya batasan yang jelas antara kehidupan personal dan pekerjaan. Wajar untuk berkomitmen pada pekerjaan, tapi akan menjadi masalah bisa pekerjaanmu mengendalikan kondisi emosional dan sikapmu. Kenali tanda-tandanya pada penjelasan di bawah!
1.Menanggapi kritik secara personal

Dalam dunia kerja, wajar bila kita diperhadapkan dengan teguran, kritik, atau gesekan pendapat. Namun, bila kamu menanggapi ucapan tersebut secara personal sampai merasa kesal dan sedih selama berhari-hari, bisa jadi ini tanda kamu terikat berlebih dengan pekerjaanmu.
Tanpa disadari, kamu menggantungkan keberhargaan diri pada validasi rekan kerjamu. Seolah kritik tersebut adalah bukti bahwa kamu tidak cukup baik.
Sebelum perasaan ini semakin menguasai, cobalah untuk membedakan antara kritik terhadap pekerjaan dengan kritik terhadapmu sebagai pribadi. Jangan buru-buru menanggapi semua dengan perasaan, nanti kamu sendiri yang rugi. Kritik seharusnya ada untuk bahan pembelajaran, bukan malah membuat galau berhari-hari.
2.Tidak ada batas yang jelas antara kehidupan pekerjaan dan personal

Lagi family time, masih mengurus pekerjaan. Lagi me time, masih kepikiran pekerjaan. Kalau ini yang sering kamu alami, bisa jadi tanda kamu masih terikat dengan pekerjaan.
Apalagi, kalau kamu mendapati diri sering bekerja lembur untuk menunjukkan nilai dan keterampilanmu melalui peningkatan hasil kerja. Sulit untukmu mengambil jeda dan waktu istirahat. Perlahan, tanggung jawab profesional pun telah menyusup dalam kehidupan pribadimu.
3. Cenderung berkeinginan untuk menyenangkan orang lain

Dengan kata lain, kamu sering memprioritaskan kebutuhan orang lain dibanding kebutuhanmu sendiri. Hal ini bisa terjadi termasuk di dunia kerja, dimana kamu menyesuaikan pandangan dan pendapatmu untuk menghindari konflik, atau ragu untuk meminta bantuan karena takut hal itu akan membuatmu tampak lemah atau tidak kompeten.
Perlahan, hal ini membuatmu tegang di tempat kerja. Rasanya sulit untuk menjadi diri sendiri, saat fokusmu adalah menyenangkan rekan kerja atau bosmu tanpa punya prinsip teguh.
4.Identitasmu berputar di sekitar pekerjaan

Pekerjaan seharusnya menjadi dimensi hidupmu, bukan satu-satunya. Bila kamu terlalu berinvestasi berlebihan, kamu akan menggantungkan keberhargaan dirimu pada hal itu. Saat kamu gagal atau melakukan kesalahan, kamu akan stres berat dan menyalahkan diri sendiri berlebihan.
Coba tanya dirimu, “Di luar jabatan dan pekerjaanku, siapa diriku?” Isi waktu luang dengan melakukan hobi atau quality time bareng keluarga dan sahabat. Ini akan membantumu menciptakan jarak emosional yang sehat antara diri sendiri dan pekerjaan.
Ingatlah bahwa pekerjaan adalah bagian dari apa yang kamu lakukan. Itu tidak seharusnya mendefinisikan dirimu sebagai seorang pribadi.