Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ciri Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Online, Waspadai!

ilustrasi interview online (pixabay.com/meminsito)
ilustrasi interview online (pixabay.com/meminsito)

Berkembangnya era digital memberikan banyak kemudahan pada sejumlah aspek kehidupan. Salah satunya, dalam hal bekerja dan mencari pekerjaan. Di era saat ini, pekerjaan yang dikerjakan secara online sangat banyak ditemui, kita tak harus datang ke lokasi untuk melamar pekerjaan maupun untuk bekerja. Semua bisa dilakukan secara online.

Sayangnya, hal ini juga dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan. Jika kamu adalah salah satu pencari kerja remote, kamu perlu mengenali ciri-ciri penipuan berkedok lowongan kerja online seperti yang akan disampaikan dalam artikel berikut, ini!

1. Memberikan penawaran yang menggiurkan

ilustrasi interview online (pixabay.com/Tumisu)
ilustrasi interview online (pixabay.com/Tumisu)

Salah satu ciri umum penipuan berkedok lowongan kerja online adalah memberikan tawaran kerja yang sangat menggiurkan. Biasanya iklan lowongan jenis ini menawarkan pekerjaan remote dengan gaji tinggi untuk pekerjaan yang tidak memerlukan ketrampilan khusus dan pengalaman. Contohnya, lowongan kerja online dengan gaji jutaan rupiah per minggu hanya untuk tugas sederhana, misalnya survey online atau entry data.

Lowongan palsu seperti ini juga sering dibarengi klaim bahwa pekerja bisa mendapatkan penghasilan besar hanya dengan sedikit usaha atau bahkan tanpa pengalaman sama sekali. Tawaran semacam ini sering kali bertujuan untuk menarik perhatian korban agar segera mendaftar tanpa berpikir panjang.

Para penipu sengaja memanfaatkan harapan orang-orang yang membutuhkan pekerjaan dengan memberikan janji yang terdengar terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Jadi, jangan mudah tergiur dengan lowongan kerja yang terlalu menggiurkan, ya!

2. Meminta uang di awal

ilustrasi memberikan uang (pixabay.com/geralt)
ilustrasi memberikan uang (pixabay.com/geralt)

Modus meminta uang pada pelamar kerja ini biasanya dilakukan dengan alasan biaya administrasi, pendaftaran, pelatihan, atau pembelian perlengkapan kerja. Penipu biasanya meyakinkan calon pekerja bahwa pembayaran ini adalah prosedur standar sebelum mulai bekerja. Mereka bahkan mengklaim bahwa uang tersebut akan dikembalikan setelah masa percobaan atau sebagai jaminan keseriusan kandidat. Namun, setelah pembayaran dilakukan, mereka akan menghilang.

Dalam proses rekrutmen resmi, perusahaan yang kredibel tidak akan meminta kandidat membayar biaya apa pun karena semua keperluan kerja biasanya sudah ditanggung oleh perusahaan. Jika kamu menemukan lowongan kerja yang mengharuskan untuk melakukan pembayaran di awal dengan alasan apa pun, besar kemungkinan itu adalah penipuan. Sebaiknya, segera dihindari!

3. Meminta data diri secara berlebihan

ilustrasi kartu identitas (pixabay.com/Mohamed_hassan)
ilustrasi kartu identitas (pixabay.com/Mohamed_hassan)

Hati-hati jika menemui lowongan kerja yang meminta data diri terlalu detail dengan alasan sebagai persyaratan pendaftaran, khawatirnya data dirimu akan disalahgunakan. Sebuah perusahaan biasanya cukup meminta dokumen CV (Curricvulum Vitae) dan portofolio sebagai persyaratan awal proses rekrutmen. Sedangkan untuk nomor identitas, rekening, dan sebagainya akan diberikan menyusul setelah kandidat benar-benar diterima bekerja.

Data-data pribadi bisa disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan berbasis finansial, contohnya mengajukan pinjaman online atas nama korban atau membuka rekening bank secara ilegal. Sebagai pencari kerja, pastikan selalu berhati-hati dalam memberikan informasi pribadi. Sebelum mengirimkan dokumen penting, pastikan perusahaan tersebut memiliki kredibilitas yang jelas, memiliki situs web resmi, dan proses rekrutmennya dilakukan profesional.

4. Proses rekrutmen tidak wajar

ilustrasi interview online (pixabay.com/Tumisu)
ilustrasi interview online (pixabay.com/Tumisu)

Dalam proses rekrutmen yang resmi, perusahaan biasanya memiliki tahapan yang jelas, seperti seleksi administrasi, wawancara, dan tes keterampilan jika diperlukan. Oleh karena itu, kamu bisa mengetahui ciri-ciri lowongan kerja palsu yang mengarah ke tindakan penipuan dari proses rekrutmenya yang terasa tidak wajar. Misalnya, tidak adanya proses seleksi baik melalui tes maupun interview, tetapi langsung diterima.

Modus seperti ini bertujuan untuk membuat korban merasa diistimewakan dan tergesa-gesa menerima tawaran kerja, sehingga tidak sempat melakukan verifikasi terhadap perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebagai pencari kerja kamu wajib mengecek kredibilitas perusahaan dan tidak mudah tergiur dengan tawaran yang mencurigakan.

5. Detail pekerjaan tidak jelas

ilustrasi interview online (pixabay.com/Tumisu)
ilustrasi interview online (pixabay.com/Tumisu)

Lowongan pekerjaan online yang resmi biasanya mencantumkan deskripsi tugas yang spesifik, kualifikasi yang dibutuhkan, serta informasi yang jelas mengenai perusahaan pemberi kerja. Namun, dalam modus penipuan berkedok lowongan kerja online, deskripsi pekerjaan sering kali sangat singkat dan samar. Misalnya hanya menyebutkan posisi seperti data entry, admin online, atau petugas survei tanpa penjelasan lebih lanjut.

Modus semacam ini bertujuan untuk menarik sebanyak mungkin korban tanpa memberikan informasi yang bisa diverifikasi. Jika sebuah lowongan hanya mencantumkan deskripsi pekerjaan yang terlalu umum tanpa rincian spesifik, maka sebagai pencari kerja kamu perlu berhati-hati dan melakukan riset lebih lanjut untuk memastikan keasliannya.

Sebagai pekerja remote, mengenali ciri-ciri penipuan berkedok lowongan kerja online adalah langkah penting agar tidak terjebak dalam modus yang merugikan. Lima ciri-ciri yang telah disebutkan bisa jadi panduan agar tidak terjebak dalam penipuan berkedok lowongan kerja online. Ingat, selalu hati-hati dan lakukan verifikasi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rinda Septiana
EditorRinda Septiana
Follow Us