Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips jika Negosiasi Gaji Tidak Berhasil, Jangan Gegabah Marah

ilustrasi negosiasi gaji (pexels.com/Anna Shvets)

Negosiasi gaji tidak semudah yang dibayangkan. Di setiap kantor sudah ada peraturan tentang gaji untuk setiap posisi bahkan masa kerja. Meski ada kesempatan untukmu meminta peninjauan ulang atas upah yang diperoleh, sebaiknya sejak awal kamu lebih realistis. Perjuangan untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi jangan sampai berujung dirimu cekcok dengan atasan.

Tawar-menawar gaji sendiri dapat dilakukan sejak kamu masih berstatus calon karyawan sampai setelah resmi bekerja di sana. Di tahap wawancara kerja, negosiasi gaji umumnya ada di fase terakhir. Apabila tercapai kesepakatan tentang gaji, dirimu dinyatakan diterima dan dapat segera bekerja.

Sementara setelah masa kerja tertentu, negosiasi dapat kembali dilakukan apabila kamu merasa kurang puas dengan gaji yang diterima. Atau, justru perusahaan mengalami masalah yang berimbas pada keuangannya. Syukur apabila keinginanmu mendapatkan gaji yang lebih tinggi disetujui. Namun, bagaimana bila tidak? Kamu dapat mengambil langkah sebagai berikut.

1. Jika di tahap wawancara kerja, pikirkan akan maju atau mundur

ilustrasi negosiasi gaji (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Mumpung kamu masih berada di tahap seleksi kerja, tidak ada keharusan untukmu menerima gaji yang ditawarkan. Repot kalau dirimu baru merasa keberatan dengan gaji yang diperoleh setelah telanjur menandatangani kontrak. Negosiasi gaji sangat mungkin gagal dan kamu harus tetap mematuhi perjanjian yang telah disepakati.

Sementara di tahap seleksi kerja, dirimu amat leluasa bila hendak mengajukan keberatan. Namun, imbangi dengan alasan yang masuk akal. Seperti gaji yang ditawarkan tak akan cukup bila kamu tidak mendapatkan asrama karyawan dan mesti mencari kos-kosan sendiri. Kalau alasan yang masuk akal sudah dikemukakan dan pihak perusahaan tidak menaikkan penawaran, berarti negosiasi sudah buntu.

Pilihanmu tinggal ambil atau tinggalkan. Perhitunganmu mesti tepat benar. Jangan sampai kamu asal menerima gaji kecil padahal tak ada sokongan biaya hidup dari siapa pun. Akan tetapi, jangan pula gegabah menolak besaran gaji tertentu hanya karena ekspektasimu ketinggian di tengah tingginya angka pengangguran.

2. Kalau sudah bekerja, lihat lagi gaji teman-teman sebagai pertimbangan

ilustrasi negosiasi gaji (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Seperti disinggung di awal, negosiasi gaji masih sangat mungkin dilakukan selepas dirimu berstatus karyawan di suatu kantor. Mungkin setelah sekian tahun masa kerja dan kamu belum juga mendapatkan kenaikan gaji. Padahal, beban kerjamu bertambah secara signifikan. Demikian pula kebutuhan hidup dan dirimu tidak kuat bila harus terus bekerja ganda.

Tentu sangat memuaskan kalau pihak kantor sependapat denganmu dan mau meningkatkan gajimu. Kalau tidak, kamu perlu mengambil satu langkah mundur dan jangan mengotot seketika itu juga. Tenangkan diri dulu lalu lihat gaji teman-temanmu baik yang satu level, di atasmu, maupun di bawahmu.

Kalau dari perhitungan secara teliti tampak ada ketimpangan antara gajimu dengan gaji mereka, tunjukkan ketidakadilan ini pada atasan. Misalnya, gaji temanmu yang selevel ada yang sudah naik. Akan tetapi, gajimu malah tak jauh berbeda dari karyawan baru dengan tingkat pendidikan yang sama.

Pengalamanmu menjadi seperti kurang dihargai. Minta atasan untuk meninjau ulang berbekal datamu dan data dari HRD. Sebaliknya apabila permintaanmu melampaui standar gaji untuk karyawan setingkatmu, sadari bahwa kamu seharusnya belajar mencukupkan gaji. Bukan terus meminta gaji yang lebih tinggi demi gaya hidup terpenuhi.

3. Cek juga prestasi kerjamu seobjektif mungkin

ilustrasi negosiasi gaji (pexels.com/Timur Weber)

Kalau prestasi kerjamu baik, posisi tawarmu menjadi jauh lebih tinggi. Ada alasan yang sangat masuk akal buatmu meminta kenaikan upah. Kamu telah memberikan hasil kerja yang melampaui karyawan lainnya. Meski selama ini dirimu juga memperoleh bonus atas prestasi tersebut, kenaikan gaji pokok lebih menjamin kondisi keuanganmu ke depannya.

Maka bila atasan menolak permintaanmu naik gaji, mungkin faktor prestasi ini juga menjadi pertimbangannya. Kamu dipandang belum pantas memperoleh gaji lebih tinggi. Jika pencapaian kerjamu biasa-biasa saja dan diberi kenaikan gaji, karyawan yang lebih berprestasi bakal protes keras. Pun motivasi kerjamu bukannya naik, justru melemah.

Tidak berprestasi saja gaji bisa naik, kenapa kamu harus bekerja lebih keras? Walaupun ada rasa kecewa karena negosiasi gaji gagal, lihat secara objektif prestasi kerjamu sejauh ini. Mending kamu sendiri yang berintrospeksi dan melakukan evaluasi daripada pimpinan blak-blakan tentang prestasimu yang dinilai gak ada. Nanti dirimu sakit hati. Bekerjalah lebih keras biar pencapaianmu tampak menonjol.

4. Tanyakan pada atasan syarat memperoleh kenaikan gaji

ilustrasi negosiasi gaji (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sulit untukmu memperoleh apa yang diinginkan jika kamu bahkan tidak tahu aturan mainnya. Apalagi soal syarat dan ketentuan kenaikan gaji ini mungkin tidak disampaikan di awal dirimu bekerja. Atau, aturan pernah diberitahukan tetapi seiring waktu sudah ada perubahan dan kurang sosialisasi.

Oleh sebab itu, penolakan pimpinan atas keinginanmu mendapatkan gaji yang lebih tinggi jangan membuatmu buru-buru pergi. Rasa kecewamu perlu dikesampingkan dulu demi kamu memperoleh informasi yang akurat tentang syarat agar gajimu dapat naik. Kalau persyaratannya masuk akal serta tetap profesional, kejarlah supaya dirimu bisa memenuhi setiap poinnya.

Namun bila atasan malah genit dengan memberikan persyaratan yang melecehkanmu, tolak dengan tegas. Permintaannya juga perlu dilaporkan pada pimpinan yang lebih tinggi supaya ditindaklanjuti. Contoh persyaratan yang gak profesional adalah kamu diajak berkencan oleh atasan atau melakukan tugas di luar pekerjaanmu. Seperti mengantar jemput anaknya di sekolah.

5. Survei gaji di kantor lain bila ingin resign

ilustrasi negosiasi gaji (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dirimu sangat boleh mengajukan pengunduran diri apabila benar-benar gak puas dengan gaji yang diperoleh. Namun sebelum surat pengunduran diri diajukan, pastikan kamu sudah survei dengan cermat tentang standar gaji di kantor-kantor lain. Khususnya buat posisi yang sama denganmu saat ini. 

Perbandingan ini penting untuk mencegahmu mengambil keputusan yang keliru. Kamu sudah mengundurkan diri dan diterima di kantor lain, tetapi ternyata gajinya sama saja. Atau, bahkan lebih rendah dan membuatmu menyesal. Jika pun benar bahwa gaji untuk posisi yang sama di kantor yang berbeda memang lebih tinggi, apakah sedang ada lowongan?

Jangan buru-buru resign tanpa kepastian kamu mendapatkan pekerjaan impian. Apalagi jika dana darurat gak ada atau masih sedikit, sedangkan tanggunganmu banyak. Tunggu waktu yang tepat buat mengundurkan diri biar nasibmu gak terlunta-lunta. Ingat, hampir tidak mungkin kantor lama mau menerimamu kembali setelah kamu resign.

Negosiasi gaji bisa berjalan alot apabila baik dirimu maupun atasan sama-sama berkeras. Bersikaplah secara terukur agar setelah ini hubungan kalian tetap baik. Pun kali ini negosiasi gaji gagal, bukan berarti kamu tidak bisa mencobanya lagi di lain waktu. Jika perlu, ajak teman-temanmu yang juga gak puas dengan gajinya untuk menemui pimpinan.

Bila karyawan yang meminta gaji dinaikkan tak cuma kamu, atasan lebih mungkin mempertimbangkannya. Daripada kinerja semua orang menurun, tentu lebih baik menaikkan gaji meski tidak sesuai tuntutan. Akan tetapi, pastikan cara kalian dalam bernegosiasi tidak kasar. Gunakan data di setiap argumen agar atasan sulit untuk menolak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us