6 Hal yang Harus Dipersiapkan untuk Alih Profesi di Usia 30-an

Usia 30 tahun sering dianggap sebagai usia yang riskan untuk ganti profesi atau switching career. Alasan yang paling umum adalah karena terlalu berisiko untuk kembali memulai pekerjaan dari nol saat tanggung jawab sudah cukup banyak. Ditambah dengan jumlah posisi yang tersedia untuk usia ini tidak sebanyak yang tersedia untuk fresh graduate atau usia awal 20an.
Untuk itu, memutuskan untuk mengganti profesi di usia 30an bukanlah hal yang sepele. Kamu harus memiliki self-awareness, rencana strategis, dan kepercayaan diri. Namun, dengan mindset dan dukungan yang tepat, kamu akan menemukan bahwa tidak ada waktu yang salah untuk beralih profesi demi menggapai cita- cita. Berikut ini enam tips persiapan yang harus kamu lakukan sebelum alih profesi di usia 30-an. Lakukan agar tak salah langkah dan membuatmu menyesal setelahnya.
1. Lakukan penilaian diri sendiri

Sebelum mengambil keputusan untuk switching career, hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah membuat penilaian diri sendiri (self-assessment). Mulailah dengan melihat keterampilan, kekuatan, dan minat kamu pada saat ini. Tentukan dengan seksama apa yang kamu suka dari posisi kamu saat ini, dan apa yang ingin kamu tinggalkan.
Dengan memiliki kesadaran diri yang tinggi dan kemampuan untuk menilai diri sendiri seperti ini akan membentuk fondasi yang kuat untuk menargetkan karier terbaik yang sesuai dengan tujuan dan passion kamu.
2. Riset dan bangun jejaring

Setelah melakukan penilaian ke dalam diri, selanjutnya kamu perlu melakukan riset terhadap industri dan posisi yang menarik minat kamu. Selami lebih dalam dan cari informasi sebanyak mungkin yang kamu bisa. Meskipun alih profesi terasa menantang dan membuat semangat, kamu tetap perlu melakukan riset terlebih dahulu.
Cobalah untuk terhubung dengan para profesional di bidang tersebut, hadir di berbagai konferensi atau seminar terkait, atau lakukan wawancara dengan para pelaku di dalamnya. Dengan begini, kamu bisa mendapatkan gambaran langsung tentang bidang serta industri yang ingin kamu tuju dari orang- orang yang tepat.
3. Upgrade hard skill dan soft skill

Switching career berarti kamu akan meninggalkan profesi yang sekarang, dan memulai dengan profesi yang baru. Artinya, akan ada kemungkinan dimana pengetahuan dan keahlian yang kamu punya pada posisi saat ini menjadi tidak relevan atau kurang maksimal untuk bidang yang kamu rencanakan selanjutnya. Terutama kalau kamu beralih ke bidang atau industri yang sangat berbeda.
Maka, setelah kamu melakukan riset dan membangun networking, kamu bisa mengumpulkan informasi terkait kesenjangan (gap) dari keahlian kamu. Dari situ, kamu harus mengisi gap tersebut dengan melakukan upgrade hard skill dan soft skill. Pelatihan bersertifikat akan sangat membantu menunjang kompetensi kamu saat nanti sudah siap untuk beralih profesi.
4. Perbarui portfolio dan resume

Beralih profesi bukan hanya sekadar keluar dari tempat kerja yang lama dan pindah ke tempat kerja yang baru. Salah satu persiapan paling penting yang harus kamu lakukan adalah memperbarui portofolio atau resume. Dengan berpindah pekerjaan di usia 30an tahun, asumsinya kamu telah memiliki pengalaman yang sangat banyak dalam dunia kerja dengan berbagai keahlian dan pencapaian yang menyempurnakannya.
Oleh karena itu, jangan sampai kamu beralih profesi dengan membawa resume dan portofolio yang tidak diperbarui sama sekali. Sebab, dua dokumen ini adalah bukti tertulis dari rangkuman pengalaman dan perjalanan karier kamu selama ini. Selain itu, media sosial profesional juga bisa digunakan sebagai sarana personal branding. Jadi, pastikan semuanya sudah terangkum dengan lengkap dan detail, ya.
5. Kerjasama dengan career coach

Agar persiapan kamu semakin maksimal, kamu juga bisa menggunakan bantuan seorang career coach yang memiliki keahlian khusus untuk mendampingi persiapan switching career. Bimbingan seperti ini bisa membantu kamu mengidentifikasi prioritas dan tujuan, serta menyusun rencana tindakan.
Seorang career coach memberikan strategi khusus untuk membantu kamu dalam pencarian kerja dan mempersiapkan kamu untuk tampil efektif dalam wawancara.
Bahkan, setelah kamu menemukan pekerjaan baru, kamu bisa tetap melanjutkan coaching untuk membantu melewati masa ketidakpastian beberapa bulan pertama di posisi baru yang kamu jalani.
6. Jangan mudah menyerah

Perubahan karier akan dipenuhi dengan berbagai penolakan, sama halnya dengan awal karier kamu ketika di usia awal 20an. Namun, ketahuilah bahwa semakin banyak penolakan, itu artinya kamu semakin dekat dengan sebuah penerimaan. Tetaplah gigih, belajarlah dari masukan yang kamu terima, dan terus perbaiki kekuranganmu.
Paling penting, pastikan kamu selalu menjaga kesehatan, membuat jurnal, dan membaca buku-buku tentang perubahan karier. Gaya hidup sehat akan membuat kamu siap secara mental dan fisik untuk menghadapi transisi besar dalam hidup kamu setelah beralih profesi.
Di usia 30-an, mungkin kamu sudah bisa mengetahui kekuatan, motivasi, dan prinsip kerja yang dimiliki, sehingga dirimua merasa yakin untuk melakukan pivot atau beralih profesi. Akan tetapi, jangan sampai kamu salah langkah ketika alih profesi di usia 30-an, hingga bisa merugikan diri sendiri karena kurangnya persiapan dan perencanaan. Pelajari enam tips di atas agar hasilnya sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Semoga bermanfaat!