6 Sebab Orang Skeptis Susah Berkolaborasi, Karena Terlalu Waspada?

Kita memang tidak bisa berdiri hanya dengan mengandalkan diri sendiri. Untuk menyelesaikan urusan, kerjasama dengan orang lain sangat diperlukan. Ini yang akan menyempurnakan konsep, ide, maupun kerja keras dalam meraih tujuan.
Tapi pernahkah mengamati orang-orang yang memiliki sikap skeptis? Mereka tidak mudah mempercayai segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Ternyata orang-orang seperti mereka susah dalam berkolaborasi. Hal ini tidak terlepas dari enam faktor, ini di antaranya.
1. Tidak mudah mempercayai orang lain

Sikap skeptis adakalanya terdapat dalam diri seseorang. Mereka yang memiliki sikap skeptis selalu meragukan informasi atas situasi yang sedang dihadapi. Dalam hal pola kerjasama tim, ternyata orang-orang skeptis sangat susah berkolaborasi.
Mengapa bisa demikian? Karena mereka tipe orang yang tidak mudah mempercayai sesama. Bahkan kerap meragukan komitmen, niat, maupun totalitas ketika tim mengerahkan kemampuan terbaik. Pola pikirnya selalu dipenuhi oleh kekhawatiran bahwa orang lain justru menjerumuskan ke arah yang lebih buruk.
2. Terlalu banyak dalam melakukan analisis

Manusia dengan segala keterbatasannya mengharuskan mereka untuk berkolaborasi jika ingin meraih tujuan. Kerja sama tim membantu kita memperoleh sumber daya yang lebih maksimal. Tapi konsep ini ternyata tidak berlaku bagi orang-orang yang memiliki pola pikir dan sikap skeptis.
Mereka adalah tipe orang yang sangat susah jika diharuskan bekerja sama dalam meraih tujuan. Ini terjadi karena sosok skeptis terlalu banyak dalam menganalisis. Mereka cenderung mempertimbangkan setiap detail secara mendalam, sehingga proses pengambilan keputusan bisa lebih lama.
3. Bersikeras pada sudut pandangnya sendiri

Pernahkah kamu mengamati orang-orang yang memiliki karakter skeptis? Sikap ragu-ragu ini terlalu mendominasi diri. Bahkan turut diterapkan dalam setiap aspek kehidupan yang dijalani. Dalam hal berkolaborasi, orang-orang skeptis juga sangat susah.
Mengapa bisa demikian? Tentu tidak terlepas dari faktor yang menyertai. Orang-orang yang memiliki karakter skeptis selalu bersikeras pada sudut pandangnya sendiri. Ketika diharuskan mengambil keputusan, mereka sangat susah berkompromi dengan orang lain karena adanya rasa takut pada keputusan yang salah.
4. Standar perfeksionis yang tidak mudah diubah

Standar perfeksionis memang bisa membawa dampak positif jika kita mampu mengelola dengan bijaksana. Tapi lain halnya saat kita menjadikan standar kesempurnaan sebagai satu-satunya patokan dalam hal apapun. Terutama saat kita harus bekerja sama dengan orang lain dalam rangka meraih tujuan.
Jangan heran dengan orang-orang skeptis yang cenderung susah berkolaborasi. Hal ini dipengaruhi oleh standar perfeksionis yang memang tidak mudah diubah. Mereka mungkin memiliki standar tinggi dan sulit menerima ide yang menurutnya kurang sempurna.
5. Terbiasa dengan konsep kerja individualis

Bagaimana rasanya bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki karakter skeptis? Terkadang keberadaan mereka membuat kita tidak betah. Pada akhirnya kerjasama tim justru berjalan kurang maksimal. Perlu diketahui, terdapat sebab mengapa sosok skeptis sangat susah berkolaborasi.
Mereka ini terbiasa dengan konsep kerja yang individualis. Segala sesuatunya dilakukan secara mandiri tanpa melibatkan orang lain dalam peran yang besar. Saat mereka harus berkolaborasi di dalam kelompok, maka sisi individualis ini akan terintimidasi.
6. Kurang bisa mengapresiasi kinerja tim

Terlibat dalam kerjasama tim memang menjadi tantangan. Karena kita tidak bekerja secara mandiri. Tapi jika diperhatikan, mengapa orang-orang skeptis justru susah jika mereka harus berkolaborasi? Kondisi ini tentu tidak terlepas dari sebab-sebab yang menyertai.
Orang-orang yang memiliki karakter skeptis dikenal susah mengapresiasi kinerja tim. Terutama jika tidak sesuai dengan standar dan sudut pandang yang diinginkan. Mereka akan menganggap segala sesuatunya kurang sempurna, bahkan lebih memilih mengulangi pekerjaan tersebut dari awal.
Bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki karakter skeptis adalah tantangan. Mereka tidak hanya dikenal dengan analisis yang kritis dan sikap tidak mudah percaya. Namun juga diiringi standar perfeksionis dan gaya kerja individualis. Satu tim dengan orang-orang skeptis, kamu harus bisa menyesuaikan diri.