6 Tanda Atasan Kamu Memiliki Sifat Narsistik, Bikin Susah Hati!

Atasan yang narsistik ditandai dengan keahliannya dalam memanipulasi orang lain. Ia mampu membuat kesan pertama yang luar biasa kepada kandidat, sehingga mereka mau menerima tawaran pekerjaan tanpa mengetahui apa yang sebenarnya mereka hadapi.

“Sering kali pada awal hubungan kerja, atasan yang narsistik dapat menarik karyawan dengan karisma dan kemurahan hatinya. Namun, suasana hati mereka bisa berubah buruk secara drastis jika mereka merasa bahwa kamu tidak setuju dengan pandangan mereka atau menegur perilaku buruk yang mereka lakukan,” ujar Marie-Line Germain, selaku profesor sumber daya manusia dan kepemimpinan di Western Carolina University dan penulis ‘Narcissism at Work: Personality Disorders of Corporate Leaders’, dikutip Huffpost.

Melansir Psychology Today, Preston Ni, seorang profesor, presenter, dan pelatih pribadi, menuliskan bahwa atasan yang memiliki sifat narsistik cenderung anti kritik. Meskipun umpan balik yang diberikan masuk akal dan dapat dibenarkan, tapi bagi atasan narsistik hal itu justru dianggap sebagai serangan pribadi yang dapat menjatuhkan.

Lebih lanjut, atasan yang narsistik juga tidak mau mengakui kesalahan diri sendiri. Dikutip Forbes, Tyler Garns, selaku CEO Box Out Marketing, menyebut, alih-alih mengakui kesalahannya, mereka justru membalikkan keadaan dan berperan sebagai korban, membuat orang lain merasa bahwa kesalahan tersebut adalah kesalahannya.

“Bos yang narsistik tidak akan pernah mengakui kesalahannya karena mereka menganggap bahwa diri mereka yang terbaik dan jika terjadi kesalahan, mereka akan mengalihkan kesalahan tersebut kepada tim atau karyawan mereka,” ujar Garns.

Sifat egois tergambar jelas dalam diri seorang narsistik. Apabila atasan kamu memiliki sifat ini, maka akan sangat terlihat dari cara mereka menghadapi karyawan yang sedang tertimpa musibah.

Seperti dikatakan Morin, bos narsistik mungkin kurang menunjukkan empati terhadap karyawannya. Ketika kamu meminta izin tidak masuk kantor misalnya karena sakit atau ada urusan keluarga darurat, mereka tetap bersikeras bahwa kamu masih bisa bekerja dan harus bekerja.

Mereka tidak peduli apa pun keadaanmu, mempekerjakanmu tanpa kompensasi yang layak, dan tidak menghormati hak-hak yang kamu miliki. Bahkan yang terburuk, mereka sering mencemooh serta berkata kasar kepadamu.

Menurut Morin, atasan yang narsistik akan menggunakan otoritas mereka sebagai alat untuk meningkatkan reputasi mereka sendiri. Mereka mungkin membesar-besarkan prestasi yang mereka miliki serta memberikan arahan dengan tidak mempertimbangkan apa pun yang berpotensi menimbulkan kesalahan.

Di samping itu, Garns menyebut, jika atasan narsistik percaya bahwa dirinya lebih unggul dibandingkan yang lain. Sehingga mereka merasa bebas melakukan apa pun yang diinginkan tanpa mempertimbangkan risiko yang mereka perbuat.

“Bos narsisitik memiliki pola pikir ‘Tanpa saya, kalian semua tidak akan sukses’. Bos narsisitik juga berpikir bahwa segalanya adalah tentang mereka dan percaya bahwa tidak ada orang lain yang dapat melakukannya, kecuali mereka,” jelas Garns.

Tidak peduli seberapa keras kamu bekerja atau seberapa besar pengaruh kamu terhadap perusahaan, bagi atasan narsistik segala pujian dan apresiasi hanya boleh ditunjukkan kepada dirinya. Mereka khawatir jika memberikan apresiasi terhadap orang lain akan mengurangi kekuatan kepemimpinan mereka. Kalaupun atasan memujimu, biasanya hal itu dilakukan dalam konteks kepemimpinan mereka yang brilian atau ada sesuatu yang mereka inginkan darimu.

“Bos yang sangat narsistik enggan mengakui bakat atau prestasi orang lain karena hal itu dianggap mengancam perasaan mereka bahwa hanya mereka lah yang pantas mendapatkan sanjungan dan pengakuan,” tutur Craig Malkin, seorang psikolog klinis, dosen di Harvard Medical School, dan penulis ‘Rethinking Narcissism,’ dilansir Business Insider.

Terakhir, tanda bila atasan kamu memiliki sifat narsis adalah suka mencuri ide dan hasil kerja keras dari para karyawannya. Germain mengatakan, bos narsistik adalah pencuri ide yang hebat.

Mereka sering kali merasa berhak untuk menerima ide-ide cemerlang karyawannya dan mengklaim itu sebagai miliknya. Di mata mereka, melakukan ini bisa membuat mereka tetap menjadi yang teratas di perusahaan.

“Ketika orang narsisitik menduduki posisi penting di perusahaan, ada harapan bahwa mereka akan melakukan pekerjaan dengan baik, sehingga tidak masalah jika mereka harus mencuri ide orang lain. Karena yang terpenting ialah bagaimana mereka bisa mempertahankan stastus sebagai orang pintar dan menjadi pekerja terbaik,” jelas Germain.

Berada di tempat kerja dengan atasan yang narsistik sering kali menguras tenaga dan emosi. Untuk itu, penting mengenali karakter ini agar kamu tidak terjebak dengan bos yang narsis. Semoga dengan mengenali tanda-tanda di atas, kamu juga jadi mengetahui cara untuk menghadapinya.