Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Batasan Wajib Saat Berinteraksi dengan Atasan di Luar Kantor

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/mego-studio)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/mego-studio)
Intinya sih...
  • Menjaga etika berbicara dan topik pembicaraan.
  • Menghormati batasan pribadi dan waktu atasan.
  • Tidak membicarakan masalah kantor secara berlebihan.

Interaksi dengan atasan di luar kantor sering kali menjadi bagian dari kehidupan profesional. Momen seperti makan malam bersama, acara perusahaan, atau sekadar pertemuan informal dapat mempererat hubungan kerja. Namun, perlu diingat bahwa hubungan profesional tetap harus dijaga meskipun suasana lebih santai.

Tanpa batasan yang jelas, situasi dapat menjadi canggung atau bahkan berdampak negatif pada karier. Sikap yang terlalu bebas atau kurang menghormati hierarki dapat menciptakan kesan buruk di mata atasan. Oleh sebab itu, memahami batasan yang tepat sangat penting agar tetap profesional dan menjaga reputasi di lingkungan kerja.

Supaya kamu tidak salah sikap, yuk perhatikan ketujuh batasan wajib saat berinteraksi dengan atasan di luar kantor berikut ini. Let's scroll down!

1. Menjaga etika berbicara

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/pressfoto)

Berbicara dengan atasan di luar kantor memerlukan kehati-hatian yang sama seperti saat berada di lingkungan kerja. Penggunaan bahasa yang sopan harus tetap diutamakan meskipun suasana lebih santai. Hindari penggunaan kata-kata yang terlalu informal atau bercanda secara berlebihan, terutama jika tidak memiliki kedekatan yang cukup dengan atasan. Selain itu, berbicara dengan nada yang terlalu keras atau mendominasi pembicaraan dapat memberikan kesan kurang menghormati.

Selain menjaga bahasa, topik pembicaraan juga harus diperhatikan. Hindari membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi atau sensitif, seperti masalah keluarga, politik, atau keuangan, kecuali atasan sendiri yang memulainya. Jika perbincangan mulai mengarah ke ranah pribadi, cukup berikan tanggapan yang netral tanpa terlalu banyak berkomentar.

2. Menghormati batasan pribadi

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/katemangostar)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/katemangostar)

Setiap individu memiliki batasan pribadi yang harus dihormati, termasuk atasan. Meskipun suasana di luar kantor lebih santai, bukan berarti kedekatan secara fisik atau emosional menjadi hal yang wajar. Menjaga jarak yang sopan dalam berinteraksi dapat mencegah kesalahpahaman yang tidak diinginkan. Menghindari sentuhan fisik yang berlebihan atau bercanda yang melibatkan kontak fisik adalah langkah bijak untuk menjaga profesionalisme.

Selain itu, memahami batasan pribadi juga mencakup menghargai waktu dan ruang atasan. Jika pertemuan di luar kantor terjadi di acara sosial atau undangan pribadi, jangan terlalu memaksakan diri untuk terus berada di sekelilingnya. Berikan ruang bagi atasan untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa merasa terikat pada percakapan yang sama. Menunjukkan sikap yang menghormati batasan pribadi akan memberikan kesan profesionalisme yang baik.

3. Tidak membicarakan masalah kantor secara berlebihan

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/katemangostar)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/katemangostar)

Meskipun interaksi dengan atasan terjadi di luar kantor, bukan berarti seluruh pembicaraan harus berfokus pada pekerjaan. Mengangkat isu-isu kantor secara berlebihan dapat menciptakan suasana yang kurang nyaman, terutama jika topik yang dibahas bersifat negatif. Mengeluh tentang beban kerja, membahas konflik dengan rekan kerja, atau mengkritik kebijakan perusahaan di hadapan atasan bisa meninggalkan kesan buruk.

Jika atasan mengajak berbicara mengenai pekerjaan, berikan tanggapan yang profesional dan tetap positif. Hindari memberikan opini yang terlalu tajam atau bersikap terlalu emosional dalam menanggapi suatu permasalahan. Mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih ringan dan tetap relevan dengan suasana dapat membantu menjaga interaksi tetap menyenangkan.

4. Mengontrol perilaku dan kebiasaan di acara sosial

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)

Dalam acara sosial bersama atasan, perilaku yang ditunjukkan sangat berpengaruh terhadap citra profesional. Mengonsumsi makanan dan minuman dengan sopan, mengikuti tata krama dalam perjamuan, serta menjaga gestur tubuh yang pantas adalah hal yang perlu diperhatikan. Menghindari kebiasaan buruk, seperti berbicara dengan mulut penuh atau menggunakan telepon secara berlebihan, dapat memberikan kesan yang lebih profesional.

Selain itu, jika acara tersebut melibatkan konsumsi minuman beralkohol, bijak dalam mengontrol diri adalah keharusan. Mengonsumsi minuman secara berlebihan hingga kehilangan kendali dapat merusak reputasi di mata atasan dan rekan kerja. Memahami batasan dalam bersosialisasi akan membantu menjaga hubungan profesional tetap berjalan dengan baik.

5. Tidak terlalu akrab atau bersikap berlebihan

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)

Menjalin hubungan yang baik dengan atasan tidak berarti harus bersikap terlalu akrab hingga melupakan batas profesionalisme. Menggunakan sapaan yang terlalu santai atau bercanda secara berlebihan dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Jika belum memiliki hubungan yang cukup dekat, lebih baik tetap menggunakan panggilan formal seperti di lingkungan kantor.

Selain itu, menghindari sikap yang terlalu berlebihan dalam mencari perhatian juga penting. Terlalu banyak memuji atasan atau berusaha menarik perhatiannya dengan cara yang tidak wajar bisa memberikan kesan kurang tulus. Sikap yang tetap profesional namun tetap ramah akan menciptakan keseimbangan yang lebih baik dalam interaksi.

6. Menghormati privasi di media sosial

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)

Saat ini, interaksi tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga melalui media sosial. Jika atasan memiliki akun media sosial pribadi, tidak semua unggahannya perlu dikomentari atau dibagikan. Menghindari memberi komentar yang terlalu akrab atau bercanda di unggahan pribadi atasan dapat membantu menjaga batasan profesional.

Selain itu, membagikan foto atau informasi dari acara sosial tanpa izin juga dapat dianggap sebagai pelanggaran privasi. Jika ingin mengunggah sesuatu yang melibatkan atasan, lebih baik meminta persetujuan terlebih dahulu. Menghormati privasi atasan di dunia digital menunjukkan sikap yang lebih profesional dan bijak.

7. Tidak memanfaatkan kedekatan untuk keuntungan pribadi

ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)
ilustrasi pria berinteraksi dengan atasan (freepik.com/freepik)

Kedekatan dengan atasan di luar kantor bukan berarti dapat dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi. Meminta perlakuan istimewa, mengajukan permohonan kenaikan jabatan, atau meminta bantuan dalam hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan bisa menimbulkan kesan negatif. Interaksi di luar kantor seharusnya menjadi momen untuk membangun hubungan yang sehat, bukan untuk mencari keuntungan sepihak.

Menjaga sikap profesional dan tidak menunjukkan ambisi yang terlalu mencolok akan membantu menciptakan hubungan kerja yang lebih baik. Jika ingin mengajukan permohonan terkait pekerjaan, lebih baik melakukannya di lingkungan kantor secara formal. Dengan demikian, hubungan dengan atasan tetap terjaga tanpa menciptakan ketidaknyamanan.

Menjaga batasan dalam berinteraksi dengan atasan di luar kantor adalah bagian dari profesionalisme yang harus diperhatikan. Meskipun suasana lebih santai, tetap menghormati hierarki dan menjaga etika berkomunikasi adalah hal yang penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us