Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pertimbangan Seseorang Enggan Mendedikasikan Diri Secara Totalitas

ilustrasi lelah berproses (pexels.com/Karolina Grabowska)

Terkadang kita harus mendedikasikan diri secara totalitas untuk suatu tujuan. Waktu, energi, serta kemampuan dikerahkan secara maksimal. Mendedikasikan diri secara totalitas, otomatis beberapa urusan akan sedikit terlupakan.

Namun, tidak semua orang mau mendedikasikan diri secara totalitas. Mereka justru berpikir ulang sebelumnya. Keputusan tersebut didasari oleh beberapa pertimbangan. Terdapat tujuh hal yang membuat seseorang berpikir ulang sehingga tidak mau mendedikasikan diri secara totalitas.

1. Tidak ada apresiasi yang layak

ilustrasi bersalaman (pexels.com/Karolina Grabowska)

Mendedikasikan diri secara totalitas menjadi pilihan beberapa orang. Mereka ingin fokus meraih tujuan bersama. Baik dari segi energi, waktu, serta keterampilan dikerahkan secara maksimal.

Meskipun begitu, sebagian dari kita juga ada yang enggan mendedikasikan diri secara totalitas. Hal ini dipengaruhi oleh apresiasi yang kurang layak. Waktu, energi, dan sumber daya yang terbuang tidak memperoleh balasan setimpal. Bahkan ucapan terima kasih juga terlupakan.

2. Lingkungan yang tidak mampu menjadi support system

ilustrasi bullying (pexels.com/Yan Krukau)

Keberadaan lingkungan yang mampu menjadi support system memang menjadi andalan. Tapi apakah kita sudah memperoleh lingkungan sedemikian rupa? Tidak jarang malah berada di tengah lingkungan yang dikelilingi orang-orang toksik.

Perlu diketahui, lingkungan yang tidak mampu menjadi support system juga menjadi alasan seseorang tidak mau mendedikasikan diri secara totalitas. Mereka cenderung setengah hati dalam bekerja. Karena tanpa support system nyata, motivasi meraih pencapaian turut berkurang.

3. Prioritas pribadi yang tidak bisa dinomorduakan

ilustrasi berpikir (pexels.com/Vanessa Garcia)

Setiap individu pasti memiliki prioritas yang harus dipenuhi. Entah menyangkut kebutuhan bersama maupun kepentingan pribadi. Ternyata ini erat kaitanya dengan totalitas dalam bekerja. Termasuk keputusan seseorang apakah mau mendedikasikan diri secara sungguh-sungguh atau tidak.

Tentu ini menjadi pertimbangan mengapa seseorang enggan mendedikasikan diri secara totalitas. Mereka memiliki prioritas pribadi yang tidak bisa dinomorduakan. Bagi sebagian orang, kebebasan, kreativitas, dan waktu luang lebih bernilai daripada pencapaian karier sesaat.

4. Mempertimbangkan kesehatan mental dan fisik

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Bangun Stock Production)

Kebahagiaan tidak hanya diukur dari standar pencapaian yang tinggi. Lebih dari itu, kesehatan fisik dan mental patut diperhatikan. Saat keduanya terganggu, sebanyak apapun pencapaian hidup tetap terasa tidak bermakna.

Ternyata ada pertimbangan logis mengapa seseorang tidak mau mendedikasikan diri secara totalitas. Mereka lebih mementingkan kesehatan mental dan fisik. Dengan pola kerja yang terukur, tidak harus merasa tertekan dan kelelahan. Upaya mengaktualisasikan diri tetap terasa menyenangkan.

5. Memiliki pengalaman kurang menyenangkan

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Yan Krukau)

Setiap pengalaman yang sudah dilewati pasti meninggalkan kesan tersendiri. Jika itu berupa pengalaman positif, tentu kita ingin mengulangi di kemudian hari. Apabila pengalaman bersifat negatif, pasti akan berusaha menghindari.

Jangan heran dengan seseorang yang tidak mau mendedikasikan diri secara totalitas. Mereka pernah memiliki pengalaman kurang menyenangkan sebelumnya. Entah kerja kerasnya tidak diapresiasi. Atau dijadikan sasaran saat ada kesalahan.

6. Dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian

ilustrasi menghadapi risiko (pexels.com/Ric Rodrigues)

Untuk meraih tujuan bersama memang dibutuhkan dedikasi secara penuh. Totalitas tentu harus dimiliki setiap individu. Namun demikian, tidak semua orang mau mendedikasikan diri secara totalitas. Bahkan terkesan apatis dan individualis.

Tentu ada beberapa pertimbangan mengapa seseorang memiliki sudut pandang tersebut. Bisa jadi mereka dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian. Mengetahui kemungkinan terburuk, orang-orang lebih memilih menjaga jarak daripada terkena imbasnya.

7. Ingin memiliki kesempatan yang lebih bebas untuk mengeksplorasi diri

ilustrasi orang kreatif (pexels.com/Kindel Media)

Kunci utama untuk maju dan berkembang adalah keberanian mengeksplorasi diri. Kita mengasah keterampilan secara konsisten dan terstruktur. Ketika seseorang memiliki ruang aktualisasi diri yang luas, peluang kesuksesan semakin terbuka.

Tapi lain halnya saat mendedikasikan diri secara totalitas. Otomatis waktu mengeksplorasi bakat dan keterampilan akan berkurang. Hal tersebut membuat beberapa individu enggan mendedikasikan diri secara penuh. Ia lebih memilih bergabung dengan komunitas yang fleksibel dan tanpa tekanan.

Enggan mendedikasikan diri secara totalitas bukan berarti malas. Seseorang juga punya pertimbangan tersendiri atas keputusan yang diambil. Baik mempertimbangkan faktor lingkungan, risiko dan ketidakpastian, atau pengalaman buruk yang pernah dilalui. Barangkali kamu juga pernah memiliki pertimbangan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us