7 Sikap yang Membuat Timbulnya Toxic Productivity

Selalu produktif menjalani hari memang bagus, namun jika dilakukan secara berlebihan tentu dapat berdampak buruk pada diri sendiri. Salah satunya adalah toxic productivity, yaitu keadaan saat individu selalu merasa harus beraktivitas seperti bekerja, belajar, mengikuti kegiatan tertentu dil uar batas kemampuannya. Seseorang selalu merasa bersalah ketika dalam satu hari ia tidak melakukan kegiatan apapun yang berarti.
Tentu sangat penting bagi kamu untuk menghindari kebiasaan ini. Kebiasaan ini jika dilakukan secara terus menerus akan berdampak pada kondisi fisik dan jiwa kamu. Akan sangat bijak untuk menghindari kebiasaan toxic productivity ini.
Dalam artikel ini akan dibahas sikap-sikap yang dapat memicu timbulnya kebiasaan ini. Yuk, bersama kita kenali sikap ini dan mencegahnya sedini mungkin. Simak, ya!
1. Terlalu perfeksionis dalam mengerjakan rutinitas harian

Perfeksionis merupakan kebiasaan seseorang dalam mengerjakan sesuatu selalu menginginkan hasil yang sempurna. Mereka memiliki standar pandangan yang tertinggi dalam menilai dirinya sendiri bahkan orang lain. Meskipun terdengar baik, namun sikap ini memberikan tekanan cukup besar pada diri sendiri.
Padahal sikap ini memberi dampak buruk yang besar akibat tuntutan yang dibuat. Ini dapat mengganggu kesehatan mental akibat keinginan memenuhi ekspektasi yang terlalu tinggi. Alangkah bijaknya jika kamu menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan yang bisa dihasilkan, pasti tetap ada kelemahan dalam hasil yang didapat.
2. Overworking atau bekerja melampaui batas kemampuan yang dimiliki

Setiap orang pasti memiliki keterbatasan baik dalam pekerjaan atau tugas yang dijalani. Tetapi, ada saja seseorang yang gila atau berlebihan dalam bekerja. Ia merasa bahwa kehidupannya hanya saja tentang pekerjaan. Bahkan tidak peduli atas kehidupan aslinya untuk meluangkan waktu bersama keluarga, teman dan bagi diri sendiri.
Bekerja melampaui batas kemampuan yang dimiliki memberikan efek buruk yang besar. Kamu bisa terjebak dalam ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Padahal, sangat penting untuk menjaga jarak antara waktu bekerja dan waktu untuk diri sendiri bahkan keluarga.
3. Selalu kompetitif dalam memandang segala hal

Memang sikap kompetitif dalam suatu waktu dapat memacu diri sendiri mencapai level tertinggi. Namun, jika dalam keadaan yang seharusnya tidak berlomba-lomba mencapai suatu hal, sikap ini hanya memberikan dampak buruk bagi diri sendiri. Misalnya, jika kamu selalu membandingkan diri dengan pencapaian orang lain.
Selain menambah beban pikiran, sikap ini dapat membuat keadaan tidak puas atas apa yang sudah kamu miliki saat ini. Kamu akan selalu merasa bahwa pencapaian orang lain lebih baik darimu. Padahal tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
4. Mengabaikan waktu istirahat di sela rutinitas

Toxic productivity membuat seseorang merasa bersalah ketika berhenti untuk istirahat sejenak dari rutinitas pekerjaan. Padahal, tidak ada salahnya untuk berhenti sebentar dengan memberi jeda antara waktu bekerja dan waktu beristirahat. Selain memberikan rasa nyaman untuk tubuh, kondisi mental juga dapat terjaga.
Lain halnya jika mengabaikan waktu istirahat. Bagi kamu yang selalu merasa bersalah untuk berhenti sejenak dari rutinitas, hal ini lambat laun akan memperburuk kondisi kesehatan kamu. Alangkah bijaknya jika kamu tidak mengabaikan istirahat meskipun hanya sejenak saja.
5. Rasa takut terhadap kegagalan hidup yang akan dihadapi

Memang semua orang mempunyai rasa takut terhadap masa yang akan datang. Semua orang memiliki rasa kecemasan apakah dimasa depan dirinya dapat memenuhi keinginan yang sekarang diimpikan. Namun, jika sikap ini selalu ada di benak pikiran dapat mengganggu dalam menjalani kehidupan.
Rasa kesenanganmu dalam menjalani rutinitas semakin lama akan semakin hilang. Selain itu, ini akan menghambat kamu untuk mengembangkan diri lebih baik. Pikiran untuk selalu berinovasi juga dapat luntur akibat rasa takut akan kegagalan yang besar.
6. Selalu merasa tidak puas atas capaian yang sudah dimiliki

Pastinya semua orang memiliki keinginan yang besar dimasa depan nanti. Meskipun ada impian yang perlahan-lahan sudah didapatkan, terkadang seseorang selalu merasa tidak cukup. Keadaan ini akibat dari tidak menghargai pencapaian diri sendiri dan selalu fokus apa yang belum dimiliki dibandingkan apa yang sudah dimiliki.
Sikap ketidakpuasan ini dapat menciptakan kelelahan yang berkelanjutan. Kamu mungkin merasa bahwa apa yang sudah dimiliki saat ini tidak berharga dibandingkan yang sudah dicapai oleh orang lain. Rasa ketidakpuasan ini memberikan tekanan yang berlebih sehingga menimbulkan stress yang berkepanjangan.
7. Acuh terhadap kondisi kesehatan mental

Menghadapi rutinitas yang melelahkan sehari-hari, seharusnya memberikan ruang yang lebih juga untuk memberi waktu istirahat pikiran dan jiwa. Seseorang yang merasa bahwa kesehatan mentalnya tidak penting mengakibatkan ia selalu terfokus pada pekerjaannya. Padahal ini jika dilakukan secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi diri sendiri.
Mengabaikan kesehatan mental dapat memberikan konsekuensi jangka panjang terhadap kondisi kesehatan. Selain itu, ini mengakibatkan kamu memiliki gangguan dalam interaksi sosial dengan teman bahkan keluarga. Kamu seharusnya menerapkan skala prioritas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Mengenali kebiasaan toxic productivity ini sangat penting sedini mungkin. Jika kamu mulai merasakan sikap-sikap yang sudah dibahas di atas sebaiknya kamu mulai waspada. Kenalilah kemampuan dan batasan dirimu sendiri, hargailah capaian-capaian yang sudah kamu miliki saat ini.
Mengenali sikap-sikap yang memicu timbulnya kebiasaan ini dapat menghindari kamu dari kebiasaan toxic productivity. Yuk, pahami sikap-sikap ini. Jangan sampai kebiasaan ini muncul, ya!