Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Nomikai, Tren Budaya Jepang untuk Akrab dengan Teman Kantor

Ilustrasi nomikai (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi nomikai (pexels.com/cottonbro studio)

Di Jepang, membangun hubungan baik dengan rekan kerja bukan hanya dilakukan di kantor, tetapi juga melalui nomikai. Nomikai adalah tradisi minum bersama yang biasanya diadakan setelah jam kerja, baik di restoran, bar, maupun izakaya. Acara ini bukan sekadar kumpul santai, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan, berbagi cerita, dan mencairkan suasana di lingkungan kerja.

Tren budaya ini semakin populer karena dianggap sebagai cara efektif untuk membangun komunikasi yang lebih terbuka antara atasan dan bawahan. Menariknya, tradisi ini terus berkembang dengan berbagai pilihan, termasuk minuman non-alkohol bagi yang tidak minum. Lalu, bagaimana sebenarnya aturan dan etika dalam nomikai? Yuk, simak!

1. Apa itu nomikai?

Ilustrasi nomikai (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi nomikai (pexels.com/cottonbro studio)

Nomikai adalah tradisi minum bersama yang populer di Jepang, terutama di kalangan pekerja kantoran. Acara ini biasanya diadakan setelah jam kerja di restoran atau izakaya, tempat minum khas Jepang. Bukan sekadar kumpul santai, nomikai menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan antar rekan kerja dan atasan dalam suasana yang lebih santai.

Meskipun sering dikaitkan dengan budaya perusahaan, nomikai tidak selalu bersifat wajib. Namun, banyak karyawan merasa penting untuk ikut serta karena dapat membantu membangun relasi dan memperkuat kerja sama tim. Seiring perkembangan zaman, kini nomikai juga diadakan dalam berbagai bentuk, termasuk dengan pilihan minuman non-alkohol agar lebih inklusif bagi semua orang.

2. Etika dan tradisi dalam nomikai

Ilustrasi nomikai (pexels.com/Satoshi Hirayama)
Ilustrasi nomikai (pexels.com/Satoshi Hirayama)

Dalam nomikai, ada beberapa aturan tak tertulis yang harus diperhatikan. Salah satu yang paling penting adalah tidak menuang minuman sendiri, melainkan menuangkan untuk orang lain sebagai bentuk penghormatan. Biasanya, junior akan menuangkan minuman untuk senior atau atasan, sementara atasan akan membalas dengan menuangkan minuman bagi bawahannya.

Selain itu, saat bersulang atau kanpai, penting untuk mengangkat gelas dengan posisi lebih rendah jika sedang bersulang dengan seseorang yang lebih senior. Hal ini menunjukkan rasa hormat dalam budaya Jepang. Meski alkohol menjadi bagian dari tradisi ini, tidak semua orang diwajibkan untuk minum, dan kini semakin banyak perusahaan yang lebih fleksibel dalam mengadakan nomikai.

3. Dampak positif nomikai

Ilustrasi nomikai (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi nomikai (pexels.com/cottonbro studio)

Nomikai memiliki banyak manfaat dalam membangun komunikasi dan kebersamaan di tempat kerja. Dalam suasana yang lebih santai, karyawan bisa berbicara lebih terbuka dengan rekan kerja dan atasan tanpa tekanan formalitas kantor. Ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan mendukung, terutama bagi karyawan baru yang ingin lebih mengenal timnya.

Selain itu, nomikai juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pendapat atau ide secara tidak langsung. Dalam banyak kasus, diskusi yang terjadi saat nomikai justru menghasilkan solusi kreatif atau pemahaman yang lebih baik antara rekan kerja. Dengan demikian, tradisi ini tetap bertahan sebagai salah satu cara efektif untuk mempererat hubungan kerja di Jepang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Maya Fahel
EditorMaya Fahel
Follow Us