Sering kali kita terlalu yakin bahwa dengan kerja keras saja, rezeki kita pasti lancar. Gak bisa dimungkiri sih, kerja keras memang berpengaruh besar pada jumlah penghasilan yang akan didapatkan. Tetapi sebenarnya ada banyak faktor yang disadari atau tidak, ikut memengaruhi rezeki kita.
Selain kerja keras dan tentunya kerja cerdas, 6 hal di bawah ini nyatanya juga memperlancar rezekimu lho. Benar atau tidak, coba cek ya?
Ghosting ternyata memang gak baik, lho. Gak cuma dalam hubungan asmara melainkan juga pekerjaan. Apa gunanya kita punya ponsel, surel, dan akun di berbagai media sosial jika itu semua gak bikin kita lebih mudah dihubungi?
Pesan gak dibuka, panggilan gak diangkat, atau pesan dibuka tetapi membalasnya lama sekali sampai yang mengirim pesan merasa balasan kita sudah basi. Padahal yang menghubungi sudah memperkenalkan diri baik-baik dan menyampaikan maksudnya. Tetapi kita seperti kelewat jual mahal.
Coba deh, kalau kita lebih ramah, mudah dihubungi. Kita akan membuktikan bahwa rezeki bisa datang dari arah yang gak disangka-sangka memang benar adanya. Jadi, masih mau main petak umpet lagi?
Bukan berarti kamu akan melanggar setiap prosedur dan mau menerima suap untuk melancarkan keperluan orang lain. Tetapi lebih pada kamu gak merumitkan urusan orang lain denganmu yang sebenarnya simpel. Apalagi sampai menggunakan kekuasaan atau kelapangan rezekimu untuk menekan orang yang posisinya di bawahmu dan lebih lemah darimu.
Kalau ada orang yang hendak meminjam uang padamu dan kamu bisa meminjaminya, kamu gak lantas menetapkan bunga yang hanya akan makin mempersulit orang itu melunasinya. Kalau anak buahmu meminta tanda tangan dan berkasnya sudah benar, kamu gak mencari-cari kesalahan yang membuatnya stres karena tugasnya terus terhambat.
Kalau semua orang ditanya, tentu mereka lebih suka rezeki besar ketimbang rezeki kecil. Namun jangan sampai ini membuatmu bersikap sia-sia pada rezeki-rezeki yang nilainya kecil ya? Sebab percaya atau tidak, rezeki kecil yang diterima dengan penuh rasa syukur akan seperti mengundang rezeki-rezeki lainnya.
Sekalipun nilainya kecil-kecil, ternyata saat ditotal jadi banyak juga. Bahkan hasilnya bisa melebihi jika kamu hanya berburu rezeki bernilai besar. Percayalah, rezeki kita sudah ada yang mengukurnya. Kadang didatangkan utuh dalam sekali waktu sehingga tampak besar. Tetapi kadang dipecah jadi beberapa bagian dan diberikan secara bertahap sehingga terlihat kecil.
Setuju ya, kalau apa pun yang kita berikan pada orang lain itu akan kembali ke diri sendiri? Dalam berbagai bentuk, hampir selalu berlipat-lipat dari awalnya, dan bisa melalui tangan siapa saja.
Bukan berarti kita memberi dengan pamrih, melainkan ‘aturan main’ seperti di atas memang bisa dibilang sudah pasti terjadi. Saking pastinya, kadang kita amat kaget betapa kemudahan bisa tiba-tiba saja menghampiri saat kita sedang berada di titik terendah dalam hidup dan seperti gak menemukan jalan keluar dari kesulitan yang mengimpit.
Dalam memberi seperti di poin empat, kamu gak pernah berharap balasan dari penerimanya. Kamu memberikan pertolongan apa pun sesimpel karena kamu sedang bisa melakukannya dan berpikir jika kamu di posisi mereka, kamu juga pasti akan sedih sekali bila tak ada yang mau menolongmu.
Gak pernah terpikir olehmu menolong orang lain hanya demi pencitraan atau punya strategi khusus agar kamu mendapatkan keuntungan berlipat-lipat. Kamu juga gak pernah mengungkitnya di kemudian hari bahkan sering kali benar-benar lupa pernah menolong siapa dan dengan apa.
Bentuk bakti pada orangtua amat bermacam-macam. Gak cuma soal kamu jadi anak yang penurut banget atas apa pun yang dikatakan orang tua atau menyisihkan penghasilan untuk mereka. Kamu bisa bersungguh-sungguh dalam belajar dan berkarya karena hasil belajar dan karyamu juga kamu persembahkan untuk keduanya.
Bahkan jika kamu kadang bersilang pendapat dengan orang tua dan memilih mengikuti kata hatimu ketimbang keinginan mereka, paling tidak kamu gak berbicara kasar pada mereka. Atau kalaupun kamu terlahir di keluarga yang gak harmonis dan orangtuamu cenderung menelantarkanmu, saat mereka lanjut usia dan sakit keras, kamu masih ada untuk mereka sampai ajal menjemput.
Intinya, kamu selalu punya niat baik untuk kedua orangtuamu sekalipun dalam perjalanannya kadang gak semulus yang diharapkan. Dari keenamnya, mana saja yang sudah kamu buktikan sendiri kebenarannya?