Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Bertahan Hidup setelah Resign Tanpa Rencana, Jangan Panik!

ilustrasi memutuskan resign (pexels.com/Kampus Production)

Terkadang kita bisa mengambil keputusan besar dalam hidup secara tiba-tiba, termasuk memilih resign dari pekerjaan tanpa perencanaan yang jelas. Entah karena tekanan, kehilangan motivasi, atau merasa tidak cocok lagi. Namun setelah itu, kita bisa merasa bingung, cemas, bahkan menyesal karena belum punya rencana cadangan.

Perasaan cemas dan ketidakpastian bisa datang begitu cepat setelah keluar dari rutinitas kerja. Tekanan finansial dan rasa tidak produktif mulai menghantui rutinitas. Meski begitu, masih ada banyak langkah yang bisa kita ambil untuk kembali berdiri dan menata hidup.

1. Akui dan terima kondisi diri

ilustrasi berpikir terstruktur (pexels.com/Ben Hedrich)

Resign tanpa rencana memang bisa membuat kita merasa tidak siap menghadapi kenyataan. Perasaan takut, bingung, atau menyesal merupakan hal yang sangat wajar dalam situasi tersebut. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengakui dan menerima kondisi tersebut tanpa menyalahkan diri sendiri.

Melalui penerimaan, kita lebih mudah bersikap tenang dan mulai berpikir jernih. Proses itu membantu kita memahami kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Setelah itu, kita bisa mulai merancang langkah sederhana untuk menghadapi kenyataan baru.

2. Evaluasi kebutuhan dan prioritas

ilustrasi membuat perencanaan keuangan (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Mengidentifikasi kebutuhan pokok menjadi langkah penting untuk bertahan dalam masa transisi tersebut. Daftar pengeluaran perlu disusun berdasarkan urgensi agar dana yang tersedia cukup untuk beberapa waktu ke depan. Fokus pada kebutuhan dasar membantu kita tetap tenang dan terarah.

Penting juga untuk menata ulang gaya hidup agar lebih sederhana dan terjangkau. Pengeluaran yang bersifat konsumtif sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa menjaga kestabilan tanpa merasa terlalu tertekan.

3. Manfaatkan waktu untuk belajar hal baru

ilustrasi seseorang mencoba hal baru (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Waktu luang setelah resign bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan diri. Pilihan kegiatan seperti kursus, membaca buku, atau praktik langsung sangat membantu menambah wawasan. Kesempatan demikian menjadi momen penting untuk kembali mengeksplorasi minat dan potensi.

Pada dasarnya, belajar tidak selalu harus formal atau mahal. Banyak sumber belajar gratis yang bisa diakses kapan saja dan dari mana saja. Aktivitas tersebut dapat membuat kita tetap merasa berkembang dan siap untuk menyambut peluang baru.

4. Bangun jaringan dan perluas relasi

ilustrasi bergabung dengan komunitas freelance online (pexels.com/Anna Shvets)

Membangun koneksi sosial sangat penting dalam masa-masa tanpa pekerjaan tetap. Komunikasi dengan teman, keluarga, atau komunitas profesional bisa membuka berbagai peluang baru. Aktivitas demikian juga dapat menjadi sumber semangat dan inspirasi.

Relasi yang baik tidak hanya bermanfaat untuk karier, tetapi juga dapat mendukung kesehatan mental. Dukungan dari orang-orang sekitar membantu kita merasa tidak sendirian. Seiring waktu, semangat dalam diri untuk kembali melangkah akan tumbuh kembali.

5. Cari penghasilan sementara yang fleksibel

ilustrasi pekerjaan freelance (pexels.com/RDNE Stock project)

Penghasilan sementara dapat membantu kita bertahan tanpa terlalu mengandalkan tabungan. Pekerjaan seperti freelance atau jualan online bisa menjadi pilihan yang tepat. Fleksibilitas waktu akan memberikan ruang bagi kita untuk tetap mencari arah baru tanpa adanya tekanan.

Pendapatan kecil tetap berarti ketika dikelola dengan bijak. Aktivitas demikian juga memberi pengalaman dan koneksi baru yang mungkin tidak terduga sebelumnya. Selama kita tetap berusaha, maka peluang akan datang seiring dengan berjalannya waktu.

Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik, termasuk lika-liku dalam karier. Ketidakpastian memang menantang, tetapi bukan sesuatu yang tidak bisa dihadapi. Dengan usaha dan keyakinan, kita tetap bisa melangkah maju dan menemukan arah baru yang lebih bermakna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us